Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

"Old couples" di Sydney Airport

 

Ada satu hal yang menarik perhatian saya saat berada di Sydney Airport yaitu banyaknya pasangan suami istri lanjut usia yang berada di bandar udara ini. Di beberapa tempat makan yang tersedia di sini, banyak diantara mereka yang menempati tempat duduk berdua. Mereka umumnya membawa tas yang cukup untuk dibawa berdua. Mereka ngobrol berdua. Ada juga yang sama-sama pegang HP dan sibu dengan HP masing-masing. Namun sebagian besar dari mereka mengobrol dengan pasangannya.

Saya mencoba untuk melihat statistik orang tua di Australia, ternyata sekitar 16% (2020), lebih banyak dibandingkan dengan Indonesia yang hanya 10% (2019)

Jadi memang secara statistik jumlahnya lebih banyak. Mereka umumnya tidak tinggal dengan keluarga tapi tinggal berdua saja. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas