Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Kapuas

 



Pada hari Selasa, 4 Juni 2024, bertempat di ruang rapat Bupati di Kantor Bupati Kapuas, dilaksanakan kegiatan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Kapuas. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Kapuas. 



Latar Belakang dan Tujuan
Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas, Bapak Septedy, M.Si., ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Pendidikan, Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik, Kantor Kementerian Agama, Tim Penggerakan PKK Kabupaten Kapuas, serta RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Dalam sambutannya, Bapak Septedy menjelaskan bahwa rapat ini merupakan tindak lanjut dari instruksi pusat untuk melakukan intervensi serentak dalam pencegahan stunting di seluruh Indonesia.

Data dan Analisis
Data menunjukkan bahwa secara nasional, prevalensi stunting menurun sangat lambat, hanya 0,1% dari 2022 ke 2023. Namun, Kabupaten Kapuas berhasil menurunkan angka stunting hingga 3,9 poin dari 20,1% pada 2022 menjadi 16,2% pada 2023. Meskipun demikian, penurunan ini masih dianggap belum cukup cepat. Analisis menunjukkan bahwa kelompok usia 6-11 bulan merupakan titik kritis di mana prevalensi stunting mulai meningkat secara signifikan hingga usia 2 tahun. Oleh karena itu, fokus utama intervensi ini adalah 1000 hari pertama kehidupan anak.

Pelaksanaan dan Koordinasi
Pelaksanaan intervensi ini melibatkan berbagai dinas dan instansi terkait di Kabupaten Kapuas. Salah satu kendala yang dihadapi adalah tingkat partisipasi masyarakat yang masih rendah, yaitu hanya sekitar 53-55%. Oleh karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Wakil Presiden menginstruksikan perlunya perluasan survei dan koordinasi untuk program pemberian makanan tambahan serta optimalisasi musyawarah desa dalam penetapan anggaran.

Sasaran dan Metode Intervensi
Sasaran intervensi ini meliputi ibu hamil, bayi, dan balita. Program ini menargetkan 100% anak-anak dan ibu hamil agar hadir di posyandu untuk mendapatkan pemeriksaan dan intervensi gizi. Metode intervensi meliputi pemberian makanan tambahan lokal, pengukuran lingkar lengan atas, serta monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tantangan dan Solusi
Beberapa tantangan yang dihadapi termasuk kurangnya keterampilan kader posyandu, keterbatasan alat ukur yang standar, serta sulitnya mencapai daerah terpencil. Untuk mengatasi hal ini, dinas kesehatan berencana memberikan pelatihan kepada kader dan memastikan ketersediaan alat ukur yang sesuai standar. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah desa dan RT sangat diperlukan untuk memastikan pendataan yang akurat dan tepat waktu.

Penutup
Rapat ini menghasilkan beberapa kesimpulan dan langkah tindak lanjut yang konkret. Salah satunya adalah memastikan bahwa seluruh pihak terkait, termasuk RT, kader posyandu, dan tim pendamping keluarga, bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama dalam mengurangi angka stunting di Kabupaten Kapuas.

Dengan adanya intervensi serentak ini, diharapkan prevalensi stunting dapat menurun lebih signifikan dan cepat, serta meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Kabupaten Kapuas. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama dan berperan aktif dalam pelaksanaan program ini demi masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan