APBN Maret 2025: Stabilitas Ekonomi di Tengah Dinamika Global

Gambar
  Pendahuluan   Perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan di tengah tantangan global. Dalam Laporan APBN KiTa edisi Maret 2025, Kementerian Keuangan menyampaikan berbagai perkembangan terkait kondisi ekonomi nasional, penerimaan negara, serta kebijakan anggaran untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi   Pada tahun 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03%. Pertumbuhan ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat, inflasi yang terkendali, serta penciptaan lapangan kerja baru. Inflasi masih berada pada level rendah, didorong oleh program diskon listrik serta kebijakan stabilisasi harga pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Kondisi Nilai Tukar dan Harga Komoditas   Nilai tukar rupiah tetap stabil meskipun masih dipengaruhi oleh dinamika pasar global. Sementara itu, harga minyak mentah mengalami penurunan akibat lemahnya permintaan serta kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Indonesia terus mengoptimalkan lifti...

Persiapan Menyambut Ramadan: Khutbah Jumat oleh Guru Abdul Hamid


Masjid Nurul Iman, 21 Februari 2025

Pada hari Jumat, 21 Februari 2025, Masjid Nurul Iman yang berlokasi di Jl. Kapten Pierre Tendean Gg. VIII, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas, dipenuhi oleh jamaah yang hadir untuk menunaikan ibadah shalat Jumat. Khutbah kali ini disampaikan oleh Guru Abdul Hamid, yang mengangkat tema penting tentang persiapan menyambut bulan suci Ramadan.

Pentingnya Bersyukur dan Bertakwa

Khutbah diawali dengan pujian kepada Allah SWT serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Guru Abdul Hamid mengingatkan para jamaah untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan hidayah dari Allah, yang telah memberikan kesempatan untuk berkumpul di masjid guna menunaikan kewajiban shalat Jumat.

Dalam khutbahnya, beliau menekankan bahwa sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an yang menyeru orang-orang beriman untuk selalu menjaga ketakwaan dan tidak meninggalkan dunia kecuali dalam keadaan beriman dan berserah diri kepada Allah SWT.

Ramadan Semakin Dekat: Kewajiban Puasa yang Harus Dijalankan

Guru Abdul Hamid kemudian mengingatkan para jamaah bahwa bulan Ramadan sudah semakin dekat. Berdasarkan penanggalan hijriyah, Ramadan tahun ini diperkirakan akan dimulai dalam waktu kurang dari sepekan. Sebagai bulan yang penuh berkah dan ampunan, umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa dengan sepenuh hati dan kesungguhan.

Beliau menegaskan bahwa berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban bagi setiap muslim yang telah baligh dan tidak memiliki uzur syar’i. Oleh karena itu, tidak boleh ada alasan bagi mereka yang mampu untuk meninggalkan puasa, kecuali dalam keadaan yang memang dibenarkan oleh syariat Islam.

Pentingnya Mengqadha Puasa yang Tertinggal

Dalam khutbahnya, Guru Abdul Hamid juga mengingatkan pentingnya mengqadha (mengganti) puasa yang pernah ditinggalkan di Ramadan sebelumnya. Jika seseorang meninggalkan puasa karena alasan tertentu seperti sakit atau perjalanan jauh, maka ia wajib menggantinya sebelum Ramadan berikutnya tiba.

Beliau mengutip pendapat ulama yang menyatakan bahwa jika seseorang menunda qadha puasa tanpa uzur hingga masuk Ramadan berikutnya, maka ia tidak hanya berdosa, tetapi juga wajib membayar fidyah sebagai tebusan. Hal ini sesuai dengan pandangan Imam Malik, yang menyebutkan bahwa seseorang yang mampu berpuasa namun menunda qadha hingga datang Ramadan selanjutnya wajib memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang belum diganti.

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa jika seseorang terus menunda qadha puasa dari tahun ke tahun, jumlah fidyah yang harus dibayarkan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, beliau mengajak jamaah untuk tidak menunda-nunda dalam mengqadha puasa, terutama saat masih berada di bulan Sya’ban, yang merupakan kesempatan terakhir sebelum Ramadan tiba.

Utamakan Puasa Wajib Sebelum Puasa Sunnah

Guru Abdul Hamid juga mengingatkan bahwa seseorang yang masih memiliki hutang puasa wajib tidak akan diterima puasanya jika ia menjalankan puasa sunnah terlebih dahulu. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh, seseorang harus terlebih dahulu menyelesaikan kewajiban qadha puasanya.

Beliau menutup khutbah dengan mengajak seluruh jamaah untuk lebih disiplin dalam menjalankan ibadah, terutama dalam menyambut bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan, kesabaran, dan keistiqamahan kepada kita semua dalam menunaikan ibadah dengan sebaik-baiknya.

Kesimpulan dan Doa

Khutbah Jumat ini ditutup dengan doa agar Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan kepada seluruh jamaah dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Beliau juga mengajak para jamaah untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah, serta memperbanyak amal ibadah selama bulan suci ini.

Dengan penuh keikhlasan, jamaah Masjid Nurul Iman pun mengamini doa yang dipanjatkan, berharap agar Ramadan kali ini menjadi kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki ibadah mereka. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Aamiin.

Komentar

  1. How does Telkom ensure compliance with laws and regulations in its business operations?
    Greeting Teknik Elektro

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan