Postingan

Menampilkan postingan dengan label Budaya Dayak

Psikologi Kekayaan: Bagaimana Islam Mengajarkan Kita Mengelola Uang

Gambar
  Apakah banyaknya harta otomatis membuat kita bahagia dan mulia di sisi Allah? Atau justru bisa menjadi ujian yang menjerumuskan? Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad ﷺ mengingatkan bahwa setiap umat memiliki ujian, dan ujian bagi umat beliau adalah kekayaan . Pesan ini terasa sangat dekat dengan kondisi kita hari ini: hidup di tengah arus kapitalisme, iklan yang tak putus, dan budaya “harus punya lebih”. Tulisan ini merangkum gagasan penting dari karya Dr. Osman Umarji “Psychology of Wealth: An Islamic Perspective on Personal Finance” tentang bagaimana Islam membentuk cara pandang seorang Muslim terhadap harta dan keuangan pribadi. 1. Cara Pandang Ekonomi Modern vs Cara Pandang Islam Ekonomi modern (khususnya aliran neoklasik) memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengejar kepuasan maksimal . Tolok ukurnya sederhana: semakin banyak, semakin enak, semakin nyaman, semakin baik. Beberapa ciri cara pandang ini: Tujuan utama: mengejar kesenangan duniawi (pleasure). M...

Bila Dayak Ngaju punya "karungut" maka Dayak Kayan juga punya "sape"

Gambar
Saat berkunjung ke Balikpapan, admin tertarik dengan instrumentalia yang dimainkan oleh sebuah kelompok musik di Hotel Gran Senyiur Balikpapan. Admin bertanya kepada mereka apakah ini karungut? Mereka bilang bahwa kalau Dayak Ngaju menyebut instrumentalia seperti ini sebagai "karungut", sedang mereka (Dayak Kayan) menyebutnya sebagai "sape". 

Mengamen dengan "karungut"

Gambar
Pada saat istirahat di Rumah Makan Anni, Pulang Pisau, admin melihat ada pengamen yang sedang membawakan "karungut" (pantun yang dilagukan). Admin minta ijin untuk merekam penampilannya, ia mengijinkan. Beliau sudah mulai mengamen dengan "karungut" ini sejak 16 tahun yang lalu, ketika ditinggal oleh istrinya. Beliau mengamen dari kantor ke kantor di Pulang Pisau. Kadang-kadang beliau mengamen di Rumah Makan Anni. Sedihnya waktu beliau bercerita tentang penghasilannya dari mengamen ini. Meskipun dia mengamen di rumah makan, tapi hasil mengamennya tidak cukup untuk makan di rumah makan ini. Meskipun orang yang datang silih berganti dengan menggunakan mobil, pemberian mereka rata-rata Rp 1.000 atau Rp 2.000 rupiah saja. Karungut yang dibawakannya adalah karangan sendiri. Dia belajar karungut dari kakaknya. Kecapi yang digunakannya dibuat dari kayu pantung. Dia sebenarnya punya kecapi yang lebih baik, tapi sedang rusak. Kecapi yang sedang rusak itu lebih ringan ...

Pesta Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan ke-12 Tahun 2014

Gambar
Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah (HPMKT) Yogyakarta akan menyelenggarakan Pesta Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan (PSBDK) ke-12 Tahun 2014 pada tanggal 6-8 November 2014 di Gedung Pusat Kebudayaan "Koesnadi Hardjosoemantri" Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Event pagelaran budaya ini 100% dikelola oleh mahasiswa(i) se-Kalimantan yang menempuh pendidikan di Kota Pelajar dan Kota Budaya, Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait.

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas