Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Ikhlas

Oleh H. Muchtar Ruslan

Ikhlas artinya bersih. Ikhlas itu dapat diterapkan pada 4 keadaan:
  1. Ikhlas dalam berniat. Ikhlas dalam berniat ada tiga tingkatan yaitu: (1) beramal ingin mendapatkan pahala terhindar dari dosa. (2) beramal ingin mendapatkan surga, terhindar dari neraka. (3) beramal semata-mata melaksanakan perintah Allah SWT dan mengharapkan keridaan-Nya.
  2. Ikhlas dalam beramal. Ikhlas dalam beramal adalah sebuah amal yang terhindar dari syirik, baik syirik jali maupun syirik khafi. Syirik adalah mengakui adanya Tuhan selain Allah atau mengakui adanya sesuatu bersifat ketuhanan selain Allah. Syirik adalah kezaliman/dosa yang paling besar. Sebagai gambaran amal yang ikhlas ialah ketika melaksanakan amal seseorang hanya melihat amal itu adalah anugerah dan karunia Allah yang diperlihatkan pada dirinya, buka dari daya dan upayanya semata.
  3. Ikhlas dalam kehidupan. Ikhlas dalam kehidupan adalah seseorang terhindar dari sifat-sifat tercela: ujub, riya, sum'ah, takabur, dengki dan lain-lain, dan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji, syukur, sabar, tawakal, pemurah, pemaaf, dan lain-lain.
  4. Ikhlas dalam pergaulan. Ikhlas dalam pergaulan adalah menerima perbedaan dalam kehidupan dan pergaulan. Menerima segala perbedaan yang ada, perbedaan status sosial, perbedaan suku, aliran dan golongan, perbedaan agama, dan perbedaan selera dan pilihan.
Tausiyah singkat beliau dapat di dengar dari player dibawah ini:


    Untuk mendownload tausiyah ini silahkan meng-klik judul diatas.

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

    Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

    Kode Pos di Kabupaten Kapuas