Kapuas, 15 April 2025 – Dalam beberapa minggu terakhir, komunitas kripto internasional mulai ramai membicarakan sebuah token baru bernama AstraCoin (ATC) . Token ini menjadi perbincangan karena diklaim akan meluncurkan fitur-fitur terintegrasi dalam platform World App milik Worldcoin, dan akan segera melakukan launching resmi pada 1 Mei 2025 mendatang . Perkembangan komunitasnya cukup cepat: Jumlah pemegang token (holders) telah meningkat menjadi lebih dari 610 wallet . Grup Telegram resminya telah diikuti oleh lebih dari 3.500 pengguna dari berbagai negara. AstraCoin telah tersedia dalam bentuk Mini App di World App , dan saat ini sedang membuka masa whitelist bagi calon pendukung awal (early supporters), yang akan ditutup dalam 3 hari ke depan. 🔍 Apa Itu AstraCoin? AstraCoin adalah token berbasis teknologi blockchain yang mengklaim akan menghadirkan solusi keuangan terdesentralisasi (DeFi) melalui integrasi aplikasi mini di World App. Selain itu, pengemba...
Majelis ta'lim ini terletak di Jl. Kapten Pierre Tendean Gg. X dan diasuh oleh Guru Parhan (Ketua MUI Kecamatan Selat). Kegiatan ta'lim diselenggarakan setiap malam Senin (Ahad malam) pukul 20.00 - 21.00 WIB. Topik yang dibahas dalam majelis ini meliputi masalah fiqh, tauhid, tazkiyatun nafs (pembersihan diri) dan lain-lain.
Berikut ini adalah rekaman dan rangkuman catatan dari ta'lim yang disampaikan pada hari Ahad, 26 September 2010 :
Bila ingin mendownload rekaman ini, silakan klik pada judul diatas.
Kita berlaku baik bukan hanya pada bulan Ramadhan. Puasa mulai diwajibkan pada tahun 2 Hijriah. Rasulullah seumur hidupnya menjalani puasa selama 9 kali. 1 kali puasa yang dilaksanakan selama 30 hari. 8 kali puasa yang dilaksanakan selama 29 hari.
Tujuan puasa adalah agar kita bertakwa. Takwa harus diwujudkan, harus tampak dalam diri kita. Orang yang bertakwa memiliki tiga sikap yaitu:
Nafsunya terkendali
Selalu merasa dengan Allah SWT
Selalu merasa diawasi oleh Allah SWT
Ketiga sikap diatas akan didapati dengan puasa Ramadhan. Saat Ramadhan setiap hari kita melakukan latihan ini.
I. Nafsunya terkendali (Mujahadatun Nafs). Seperti orang yang penataran, kalau sudah dapat sertifikat maka diharapkan bisa melaksanakan hasil penataran tersebut.
Nafsu itu sudah ada pada diri manusia, tidak bisa dihilangkan tapi bisa dikendalikan. Sehubungan dengan itu makhluk dibagi menjadi tiga yaitu:
Hanya memiliki akal saja yaitu malaikat. Mereka tidak pernah melanggar perintah Allah. Mereka tidak memiliki nafsu
Semata-mata nafsu yaitu binatang. Karena mereka tidak memiliki akal, itulah sebabnya hidup mereka begitu-begitu saja.
Antara malaikat dan binatang yaitu manusia, memiliki akal dan nafsu. Bila nafsunya terkendali, maka dia bisa melampaui malaikat tapi bila nafsu mengendalikan akal maka "tabungul dari sapi", bisa lebih sesat dari binatang.
Akal dan nafsu senantiasa berperang. Itulah sebabnya Rasulullah ketika selesai dari suatu peperangan beliau berkata bahwa kita kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar yaitu jihad melawan hawa nafsu.
Agar kita dapat mengendalikan nafsu maka jangan jauh dari zikir atau perbanyaklah berzikir. Kalau banyak berzikir maka akal akan kuat dalam menghadapi nafsu. Bila jauh dari zikir maka nafsu yang kuat, akhirnya sering tinggi angan-angan, akhirnya bisa sesat. Bila nafsu terkendali maka hidup akan lebih baik. Nafsu itu seperti sebuah kendaraan, dia akan memudahkan kita sampai ke tujuan, bila kita bisa mengendarainya.
II. Selalu merasa dekat dengan Allah SWT (Riyadatul Muroqobah). Kadang hal ini tidak kita rasakan. Puasa melatih agar kita senantiasa dalam kondisi ibadah. Dalam sehari kita beribadah selama 13 jam. Selesai Ramadhan semoga kedekatan ini senantiasa tertanam.
III. Merasa diawasi oleh Allah SWT (Riyadatul lMusyahadah). Tidak ada dinding diantara kita dengan Allah SWT. Puasa melatih kita untuk senantiasa diawasi, meskipun sendirian, kita tidak berani untuk minum. Sikap ini yang harus kita tanamkan. Kalau sikap ini tertanam, maka perbuatan manusia selalu baik.
Bang Napi mengingatkan kita bahwa kejahatan itu terjadi karena :
faktor kesempatan
niat
Niat ini yang sangat penting. Itulah didikan puasa.
Itulah sebabnya orang-orang dulu lebih banyak berpuasa dalam setahun dibandingkan tidak puasa. Mudah-mudahan ibadah puasa kita diterima Allah. Tapi amal puasa kita tidak sempurna, Allah masih memberi kesempatan kepada kita untuk menyempurnakan puasa dengan cara-cara sebagai berikut:
Zakat Fitrah. Zakat ini merupakan pembersih puasa yang dilakukan. Bila zakat fitrah diserahkan sebelum shalat Idul Fitri maka zakatnya diterima, tapi bila zakat fitrah diserahkan sesudah shalat Idul Fitri maka nilainya hanya sebagai sedekah. Dalam hukum fiqh, boleh membayar zakat diawal Ramadhan walaupun belum masuk waktu wajib. Waktu wajibnya adalah sesudah Ramadhan berakhir sampai sebelum shalat Idul Fitri. Itulah sebabnya disunnahkan untuk melambatkan shalat Idul Fitri agar ada kesempatan bagi yang belum mengeluarkan zakatnya. Hadits: zakat fitrah pembersih orang yang berpuasa. Zakat fitrah dalam fiqh disebut sebagai zakat badan, jadi walaupun orang itu tidak berpuasa, dia wajib membayar zakat fitrah, contohnya: ibu hamil baru puasa satu hari sudah melahirkan, bayi yang baru dilahirkan pada hari terakhir puasa. Syarat bagi yang wajib membayar zakat fitrah adalah mampu dan mendapati akhir Ramadhan dan Satu Syawal.
6 hari puasa Syawal. Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa 6 hari dibulan Syawal maka seperti berpuasa setahun penuh. Bagi umat Muhammad setiap kebaikan akan dilipatgandakan 10 kali lipat. Bila kita berpuasa sebulan maka seperti berpuasa 10 bulan. Bila kita berpuasa 6 hari, berarti sama dengan puasa 60 hari = 2 bulan. Jadi puasa Ramadan (10 bulan) tambah puasa Syawal (2 bulan) maka genap satu tahun. Bagi para wanita diharapkan untuk mengutamakan membayar hutang puasa, setelah itu tunai, maka boleh berpuasa sunnah 6 hari dibulan Syawal. Setiap ibadah ada wajib dan sunnahnya, baik itu shalat, puasa, sedekah dan haji. Sunnah dari suatu ibadah berguna untuk melengkapi kekurangan dalam pelaksanaan kewajiban, tapi dia tidak bisa mengganti kewajiban.
Halal bi halal, 2-3 hari sesudah Idul Fitri. Walaupun tidak secara formal, misalnya ke keluarga, ke tetangga, saling menghalalkan dan mengikhlaskan.
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Oleh: Nouman Ali Khan Dalam agama kita ada tanggung jawab kita kepada Allah dan ada tanggung jawab kepada orang-orang disekitar kita. Hubungan kita dengan Allah sangat sederhana. Itulah sebabnya kalau kita bersalah, maka do'a pertama di dunia adalah: Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. Al A'raaf, 7: 23) Allah tidak pernah berbuat zalim kepada manusia, sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Q.S. Yunus, 10: 44) Bila kita memperbaiki masalah tanggung jawab kita dengan Allah SWT maka tanggung jawab kita kepada manusia juga akan terselesaikan. Jika kita baik pada Allah, tapi tidak baik kepada orang tua, sebenarnya kita tidak baik kepada Allah. Membicarakan masalah tanggung...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!