Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Pembuat pakan ikan patin dari Murung Kramat

Bapak Muhammad Nuh (tidak mengenakan baju)
Pembuatan pakan ikan patin ini dilakukan oleh Bapak Muhammad Nur di depan rumahnya di Kelurahan Murung Kramat, Kecamatan Selat, Kuala Kapuas 73512. Beliau dibantu oleh dua orang temannya. Pakan ikan patin ini dibuat dari dedak ditambah dengan ikan kering dengan perbandingan 2 : 1. Beliau membeli dedak dari penggilingan padi yang ada di Panamas atau Sari Pulau, sedangkan untuk ikan kering beliau membelinya dari Desa Batanjung, Kecamatan Kapuas Kuala.

Pencampuran antara dedak dan ikan kering dilakukan dengan alat berikut:

Alat penggiling pakan ikan
Pencampuran ini menghasilkan pakan ikan dengan ukuran yang masih besar, karena mata penggilingan yang digunakan juga lebih besar.

Pakan ikan dengan ukuran yang masih besar
Setelah pakan ikan dengan ukuran besar ini cukup banyak dihasilkan untuk hari itu, maka mata penggilingan diganti dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga pakan ikan yang dihasilkan pun memiliki ukuran yang lebih kecil.

Pakan ikan dengan ukuran yang lebih kecil
Pakan ikan dengan ukuran yang lebih kecil ini kemudian dikeringkan menggunakan sinar matahari.

Pengeringan pakan ikan
Pakan yang dihasilkan tidak dijual melainkan digunakan untuk memberi makan ikan patin yang dibudidayakan sendiri di depan rumah.

Kolam ikan patin dan sarang walet
Jumlah ikan patin yang dibudidayakan di kolam ini adalah sebanyak 1.500 ekor. Diharapkan dalam waktu satu tahun, berat ikannya akan mencapai 1,5 kilogram. Dari usaha ini, Bapak Muhammad Nur telah berhasil membuat satu sarang walet yang berlokasi di kolam beliau yang kedua.

Berikut ini adalah video tentang pengolahan pakan ikan patin tersebut:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan