Memahami Pandangan Islam terhadap LGBT: Antara Kasih Sayang dan Keteguhan Prinsip

Gambar
Dalam beberapa tahun terakhir, pembicaraan seputar LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) semakin mengemuka, tidak hanya di media dan lembaga internasional, tetapi juga sampai ke ruang-ruang pribadi kita. Tak terkecuali di lingkungan masyarakat Muslim, termasuk di Kapuas, isu ini mulai mengundang diskusi serius, bahkan kebingungan. Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi isu LGBT? Apakah kita harus marah, menolak mentah-mentah, atau justru membiarkan begitu saja? Artikel ini mencoba merangkum pandangan Islam secara seimbang: tegas dalam prinsip, namun lembut dalam pendekatan. 1. Islam Melarang Perilaku, Bukan Membenci Manusia Islam sangat menjunjung tinggi akhlak kasih sayang. Namun dalam hal perilaku seksual, agama kita memiliki batas yang jelas. Islam melarang hubungan sesama jenis , sebagaimana juga melarang hubungan di luar nikah antara laki-laki dan perempuan. Ini bukan soal benci, tapi soal menjaga tatanan kehidupan yang sehat , termasuk keluarga, keturunan, dan ma...

Gatot Setyawan - Penghapal Qur'an

Ustadz Gatot Setyawan di SDIT Al-Amin Kapuas
Dilahirkan di Talio Muara, 1 Maret 1986, perjaka ini menempuh pendidikan dasar dan lanjutan pertama di Pangkoh. Melanjutkan pendidikan lanjutan atas di Madrasah Aliyah Al-Amin, tamat tahun 2005. Setelah bekerja sebagai buruh, melanjutkan pendidikan ke Markaz Qur'an (Ma'had Tahfidzul Qur'an) di  Jl. Kenanga I Gg Teratai Rt 4/2 No. 67 Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, selesai akhir tahun 2010. 


Selama menempuh pendidikan di Markaz Qur'an meneruskan halaqah tarbawi dengan Ustadz Riyadushalihin, S.Sos dan Ustadz Abdul Aziz Abdul Rauf, Lc, Al-Hafidz. Selain itu juga menyempatkan diri untuk mengikuti pendidikan Tibbun Nabawi di Akademi Farmasi HPA Radik selama satu tahun dan dinyatakatan lulus pada tahun 2010. 


Menurut penuturan beliau, banyak kesulitan dalam menghapal selama satu tahun pertama di Markaz Qur'an, namun dengan banyak membaca buku-buku tentang cara menghapal, Alhamdulillah ditahun berikutnya sudah bisa mandiri dalam menghapal. Kendala menghapal adalah susah untuk berkonsentrasi dan dukungan keluarga. Sedangkan kemudahan dalam menghapal adalah tumbuhnya keyakinan akan janji-janji Allah dan Rasul-Nya. 


Motto Hidup: Hidup adalah Jihad, pantang mengeluh cari solusi, maju tempur, Allahu Akbar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas