Nana Asma'u: Kisah Inspiratif Perempuan Muslim Afrika Barat

Gambar
Gambar ini hanya ilustrasi Nana Asma'u binti Uthman (1793-1864) adalah seorang cendekiawan Muslim dan penyair ulung dari Sahel, Afrika Barat. Ia putri dari Shaykh Uthman ibn Muhammad ibn Uthman ibn Salih (wafat 1817), yang lebih dikenal sebagai Uthman dan Fodio, pendiri kekhalifahan Sokoto yang kuat dan salah satu ulama terkemuka dalam bidang hukum, sufisme, dan tata pemerintahan di awal era modern. Tumbuh dalam lingkungan yang mencintai puisi, Nana Asma'u memanfaatkan puisi sebagai sarana untuk mengajarkan Al-Qur'an, menyebarkan nilai-nilai Islam, mengenang tokoh-tokoh penting, dan melestarikan sejarah bangsanya. Saudara laki-lakinya, Muhammad Bello, yang menggantikan ayahnya sebagai khalifah, juga menulis banyak karya puisi dan prosa tentang ilmu-ilmu Islam, serta mencatat sejarah suku Fulani, terutama perubahan besar yang terjadi di bawah kepemimpinan ayah mereka. Asma'u hidup di masa revolusioner dan menyaksikan konsolidasi kekhalifahan Sokoto. Ia sosok yang tabah, ...

Penelitian TB di Kabupaten Kapuas (2002)

STUDI KUALITATIF MOTIVASI KERJA TENAGA PELAKSANA PROGRAM TB PARU TERHADAP PELAKSANAAN STRATEGI DOTS DI PUSKESMAS RUJUKAN MIKROSKOPIS (PRM) KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)


Berikut ini adalah sebagian dari abstraknya:

Penelitian ini melalui pendekatan studi kualitatif pada tenaga pelaksana program TB Paru di 5 PRM Kabupaten Kapuas dengan jumlah responden 10 orang (total populasi), menggunakan dua metode yaitu Diskusi Kelompok Terarah dan Wawancara Mendalam yang dilaksanakan dari tanggal 11-20 April 2002. Hasil penelitian menunjukan bahwa tenaga pelaksana mempunyai tugas rangkap untuk program kusta, imunisasi, rabies. Untuk program TB Paru tidak mempunyai Surat Keputusan (SK). Yang memotivasi responden bekerja karena status sebagai PNS, ada pensiun. Tenaga pelaksana mempunyai harapan terhadap diklat agar dapat mengetahui perkembangan program dan dapat infonnasi baru, menginginkan adanya penghargaan kerja, insentif khusus program TB Paru , memerlukan pembinaan melalui supervisi baik oleh wasor kabupaten maupun pimpinan puskesmas dan adanya hubungan kerj a yang baik, komunikasi dan keterbulcaan antara atasan dengan bawahan. Tenaga pelaksana program tidak mempunyai SK, belum ada pembinaan oleh wasor maupun pimpinan puskesmas, tidak ada insentif. Oleh karena itu disarankan adanya SK sebagai legitimasi, tersedia insentif, m engikutsertakan petugas yang belum mendapat pelatihan, melengkapi fasilatas sarana di PRM dan jika ada peralatan yang rusak segera diganti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan