Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Dzikir dan Do'a Sesudah Shalat

Oleh: Guru Parhani

Jasmani perlu hiasan. Hiasi rohani dengan akhlak yang baik dan etika. Adab (etika) itu diatas ilmu. Ilmu tanpa adab tidak ada cahaya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan rohani harus kita lakukan agar do'a kita sesuai dengan usaha kita. Jangan sampai kita minta pintar tapi tidak belajar. Jangan sampai kita minta kaya tapi tidak bekerja.

Dalam shalat yang kita lakukan, ada syarat, rukun, sunat, makruh dan hal-hal yang membatalkan. Sunah bila dikerjakan akan memberikan nilai tambah terhadap ibadah yang dikerjakan. Makruh bila dikerjakan akan mengurangi nilai ibadah. Hal-hal yang membatalkan bila dikerjakan maka akan menghancurkan ibadah yang kita kerjakan.

Kita disunatkan untuk berzikir secara pelan sesudah shalat bila tidak ingin mengajarkan kepada jama'ah atau do'anya tidak ingin diamini oleh jama'ah.

Rasulullah pernah ditanya oleh para sahabat tentang waktu yang mustajab untuk berdo'a. Rasulullah menjawab: do'a yang dimohonkan ditengah malam (sesudah taqarrub) dan sehabis shalat-shalat yang diwajibkan. Jadi disunatkan sesudah shalat wajib ada wirid.

Abdul Wahab Asy-Sya'rani meriwayatkan bahwa Nabi Khidr berkata: Aku pernah menanya 24.000 nabi tentang suatu amaliah agar hamba aman dari hilangnya iman. Satupun tidak ada yang memberikan jawaban. Aku bertanya dengan Nabi Muhammad SAW. Nabi berkata: Aku bertanya dulu kepada Jibril tentang masalah ini. Jibril berkata: aku bertanya dulu kepada Tuhan. Allah berfirman: Barangsiapa membiasakan membaca: Ayat Kursi, Amana rasulu, syahidallah, kulillahumma, al-ikhlas, al-falaq, an-naas, fatihah setelah selesai shalat aman dari hilangnya iman.

Imam Syafi'i dalam kitab al-Um: Aku memilih bagi imam dan ma'mum membaca wirid do'a setelah salam dalam shalat. Wirid tidak menggantikan sunat ba'diyah.

Dimulai do'a dengan hamdalah dan shalawat atas nabi dan mengakhiri do'a dengan keduanya, dan amin. Disunatkan mengaminkan do'a imam meskipun dia hapal do'a imam tersebut (syaratnya kita mendengar do'a yang dibacakan oleh Imam).

Disunatkan mengangkat kedua tangan yang suci setinggi bahu dan disunatkan menyapu kedua tangan ke muka sesudah berdo'a dan sunat berhadap ke kiblat bila shalat sendiri atau sebagai ma'mum. Adapun imam yang afdhal menjadikan bahu kanan ke ma'mum dan bahu kiri ke kiblat. Berkata Ibnu Hajar: meskipun ketika berdo'a. Adapun berpalingnya imam tidak menafikan zikir dan do'a karena berpalingnya tersebut. Dan juga tidak menghilangkan mengerjakan sunat rawatib.

Tuntunan perkataan fuqaha: hasilnya pahala zikir meskipun dia tidak tahu maknanya. Imam Asnawi memprotes, hal ini berlaku pada membaca Qur'an. Diberi pahala orang yang baca Qur'an karena membacanya menjadi ibadah, berlainan dengan zikir yang bukan ayat Qur'an. Jadi mereka harus tahu artinya walaupun secara garis besar (keseluruhannya). Zikir sesudah shalat berupa ucapan: Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar merupakan sarana untuk membersarkan Allah.

Sesudah shalat disunatkan berpindah dari tempat shalat fardhu sebagai saksi baginya. Apabila dia malas berpindah maka dia memisahkan antara shalat fardhu dan shalat rawatib dengan kata-kata manusia.

Seseorang diperbolehkan melakukan shalat setelah shalat Ashar karena ada sebab, misalnya shalat tahiyatul masjid, sunat wudhu'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas