SOPAN DAN RAMAHLAH AGAR DIHORMATI DAN DISEGANI

Ini pengalaman pribadi dari penulis, kejadiannya tepat pada tanggal 19 April 2011 pada Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Kapuas, saat itu penulis sedang memproses penandatanganan SK oleh Bupati Kapuas. Konsep SK yang telah disusun harus dikoreksi terlebih dahulu pada bagian hukum, dari hasil koreksi pada hari kejadian tercatat 1 kali perbaikan, setelah perbaikan dilakukan konsep SK diparaf oleh bagian hukum yang selanjutnya dikoreksi oleh asisten I (diparaf) kemudian dilanjutkan ke staf Sekda yang dibagian ini konsep SK dikoreksi lagi dan kebetulan ada beberapa yang memang harus diperbaiki, di hari yang sama dimana jam telah hampir menunjukkan pulang kantor (16.15 WIB) oleh penulis perbaikan SK bisa diselesaikan jadi tinggal tanda tangan Asisten III yang kebetulan saat itu mewakili Sekda karena sekda tidak berada ditempat (dinas luar). Mengingat mepetnya waktu penulis disarankan untuk langsung minta tanda tangan ke Bupati melalui ajudan Bupati…

DISINILAH INTI DARI CERITA PENULIS…..

Karena agak tergesa-gesa dengan semangatnya penulis naik kelantai atas untuk menghadap ke Bupati melalui ajudannya, ringkas cerita SK ditandatangani oleh Bupati, dengan merasa senangnya penulis berniat kembali ke Bagian Hukum untuk meminta nomor surat, tepat di ujung tangga turun penulis dipanggil oleh salah seorang penjaga (berpakaian satpam) seraya berkata dengan nada agak marah “pa, tidak bisa baca ya pa ?”, dengan kaget penulis berhenti sambil melihat tulisan yang ditunjukkan oleh petugas itu, barulah penulis sadar disana tertulis kurang lebih seperti ini “tangga lewat untuk Bupati dan Wakil Bupati”, spontan penulis juga menjawab “waduh maaf saya benar-benar tidak melihat tulis ini, oleh kemaren-kemaren biasa lewat sini dan tadi tergesa-gesa”. Oleh petugas itu lagi masih dengan mimik kurang bersahabat “Bapak tadi kami tegur dan panggil jalan terus aja”..penulis jawab “ saya bener-benar tidak mendengar, sekiranya saya tahu pastinya saya tidak akan lewat sini lagi”.

Terus terang sekiranya petugas itu masih menampilkan wajah yang kurang ramah dan benar-benar marah, penulis tidak akan dapat memutar waktu untuk tidak melewati tangga itu, yang ada malah kemarahan muncul dihati penulis. Tapi teman petugas yang satu lagi (juga berpakai satpam) berkata dengan agak tersenyum “ya pa, untuk besok agar jangan lewat sini lagi”, mendengar seperti itu penulis merasa agak nyaman “ya tentunya karena sudah tahukan ?!”. Tapi sebelum penulis beranjak pulang, dari atas anak tangga muncul seseorang berpakaian dinas menuruni tangga yang tadi juga penulis lewati, dan penulis bisa pastikan itu bukan Bapak Bupati maupun Bapak Wakil Bupati, karena dia seorang perempuan. Tanpa berkata hanya tersenyum simpul penulis berlalu dari 2 petugas penjaga tadi.

PESAN : “Berlaku sopan dan ramahlah kepada siapapun, niscaya kamu akan dihormati dan disegani orang lain. Siapa dan apapun kamu”