Menghargai Kekayaan Alam yang Sering Kita Lupakan

Gambar
Semak-semak di Jalan Jendral Sudirman, Kuala Kapuas Di tengah upaya kota-kota besar di seluruh dunia untuk menghijaukan kembali ruang-ruang mereka, kita yang hidup di tempat-tempat kaya akan alam seperti Kalimantan sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang begitu berharga. Ketika kita melihat vegetasi liar dan keanekaragaman tumbuhan di sekitar kita, mungkin terlintas keinginan untuk “merapikan” atau mengubahnya menjadi lebih teratur. Namun, justru di sinilah letak keistimewaan yang sering dirindukan oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar. Di kota besar, orang-orang berjuang untuk menanam pohon dan mengembalikan sedikit nuansa hijau yang hilang. Sementara di Kalimantan, kita sudah dikelilingi oleh kekayaan alam ini setiap hari. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa melihat ini sebagai aset yang harus dijaga, bukan dihilangkan. Dengan menyadari bahwa setiap semak dan pohon liar adalah bagian dari ekosistem yang seimbang, kita bisa belajar untuk lebih meng...

Bincang-bincang dengan pahlawan devisa

Ibu Fulanah (bukan nama sebenarnya) sudah sejak 3 hari yang lalu sampai di Bandara Soekarno Hatta, tapi karena dikatakan kepadanya bahwa tiket ke Solo sudah habis, dia harus menunggu sampai pagi untuk untuk akhirnya mendapatkan tiket pesawat ke Solo dengan harga Rp 1.300.000. Beliau mengungkapkan bagaimana tidak ramahnya petugas di bandara kedatangan menyambut mereka. Apapun yang dilakukan oleh petugas semuanya dihargai dengan uang. Dia menghabiskan uang lebih dari 2 juta rupiah di bandara ini sejak kedatangannya tiga hari yang lalu.


Beliau sudah bekerja di Saudi Arabia sejak delapan tahun yang lalu di dua tempat yang berbeda. Saat ini beliau bekerja disebuah rumah yang cukup besar dan dia harus merawat dua orang tua yang mengalami penyakit kejiwaan. Karena ketelatenannya dalam merawat orang tua tersebut, sang majikan sangat sayang kepadanya. Saat ini gajinya 1.800 riyal (Rp 4.500.000 dengan kurs 1 riyal = Rp 2.500). Tuannya berjanji bila dia mau kembali lagi ke Indonesia setelah cuti selama 1,5 bulan ini, gajinya akan dinaikkan menjadi 2000 riyal (5 juta rupiah).

Pekerjaan yang sangat melelahkan ini dilakoninya karena suaminya tidak memperhatikan keluarganya lagi (tidak memberikan nafkah lahir dan batin) dan kawin lagi dengan wanita lain. Ketika ditanya mengapa beliau tidak menikah lagi. Beliau mengaku bahwa beliau takut mengalami hal yang sama. Beliau sekarang bekerja untuk menyekolahkan anaknya. Anak pertama sudah berhasil masuk ke sekolah kepolisian setelah membayar sebanyak 40 juta rupiah. Sedangkan anak kedua yang juga laki-laki baru masuk SMA.

Setiap bulan gajinya ditransfer ke rekening orang tuanya di Solo. Orang tuanya lah yang mengatur keuangan bagi anak-anaknya yang dititipkan kepada orang tuanya. Beliau berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Pada kepulangan kali ini saja, beliau membawakan satu buah Netbook untuk anaknya yang masuk SMA. Beliau berkata kepada orang tuanya bahwa dia bekerja ini untuk anaknya. Jadi dia meminta agar orang tuanya tidak terlalu keras kepada cucunya (anak Ibu Fulanah).

Dengan diberhentikannya penyaluran tenaga kerja ke Saudi Arabia, tuannya sangat berharap agar dia bisa kembali bekerja disana. Bahkan untuk cuti kali ini dia sudah dibelikan tiket pulang pergi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas