Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Semangat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan

Ketika pulang dari Palangka Raya menuju ke Kapuas, admin satu mobil dengan seorang perawat yang turun dari Kecamatan Antang Kalang, Kotawaringin Timur, menuju ke Banjarmasin. Beliau sedang menyelesaikan proposal skripsi S-1 Keperawatan. Sebagai petugas kesehatan di Puskesmas Perawatan di kecamatan tersebut, beliau berinisiatif untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mumpung masih muda dan masih ada biaya. Untuk pulang pergi ke Banjarmasin, biaya transportasi yang harus dikeluarkan kurang lebih Rp 300.000. Dan hal ini dilakoninya setiap minggu. Jadi kita bisa bayangkan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menempuh pendidikan tersebut.

Admin menjadi teringat dengan teman-teman di rumah sakit dan puskesmas yang juga berasal dari daerah-daerah hulu dan daerah-daerah transmigrasi. Banyak anak-anak yang berasal dari daerah hulu Kapuas bersedia untuk tinggal di rumah saudara atau di rumah orang yang bersedia menampung mereka dan mengijinkan mereka untuk melanjutkan pendidikan. Mereka akan membantu pekerjaan rumah tangga di rumah yang mereka tempati, sampai mereka menyelesaikan pendidikan. Semangat seperti ini sudah banyak yang membuahkan hasil. Banyak anak-anak yang berasal dari hulu, dapat menyelesaikan pendidikan D-3, bahkan S-1 mereka, kemudian mengabdikan diri mereka untuk masyarakat Kabupaten Kapuas.

Semangat ini jugalah yang membuat banyak anak-anak transmigrasi yang berhasil menempuh pendidikan tinggi dan kembali mengabdi di tengah masyarakat. Diantara mereka ada yang menjadi guru, perawat, dokter, polisi, tentara dan lain-lain. Semoga semangat ini tetap terpupuk dikalangan anak-anak muda kita, dalam rangka memajukan Kapuas tercinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan