Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Ceramah Perpisahan Dengan Ramadhan



Oleh : Nouman Ali Khan

185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. Al Baqarah, 2: 185)


Pada ayat sebelumnya Allah berfirman:

183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S. Al Baqarah, 2: 183)

Allah tidak mengatakan bahwa dengan berpuasa kamu akan bertakwa, tapi mudah-mudahan kamu bisa menjadi orang yang bertakwa.

Hubungan Antara Puasa dan Takwa.

Takwa berasal dari kata riqayah yang artinya melindungi. Takwa artinya melindungi diri sendiri dari kemarahan Allah, dari neraka. Syaitan juga takut kepada Allah. Kita juga takut, tapi kita punya takwa. Pencuri juga takut dengan polisi, tapi hal tersebut tidak menghentikannya untuk mencuri. Takwa adalah takut dan apa yang diharapkan dari rasa takut itu. Takwa lebih dari sekedar takut.

Ketika berpuasa, kita lapar, kita haus, tubuh kita minta makan dan minum, tapi kita secara aktif melarang tubuh kita untuk makan dan minum. Kita melarang tubuh kita melakukan sesuatu yang membuat marah Allah. Ini adalah latihan. Bahkan terhadap sesuatu yang halal pun kita dilarang.

184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. Al Baqarah, 2: 184)

[114] Maksudnya memberi Makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari.

Sebelum Ramadhan, Rasulullah biasa puasa. Kalau batal, bisa mengganti pada hari yang lain atau memberi makan orang miskin. Untuk bulan Ramadhan, bila tidak puasa maka gantinya adalah menggantinya. Allah justru mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi mereka. Kalau anda bisa menjalani Ramadhan dan mendapatkan takwa, maka selanjutnya akan mudah bagi kalian.

Ada dua orang, mereka ingin menanam bunga. Mereka memberi pupuk, menyiraminya. Satu menaruh bibit dalam lubang yang satu, yang lain tidak. Mana yang akan memiliki bunga. Siapa diantara kita yang memulai Ramadhan dengan niat untuk mendapatkan takwa. Amal tidak hanya dinilai dengan niat awal, tapi juga dengan niat diakhirnya.

Bila kita berpikir tentang Ramadhan, kita akan berpikir tentang puasa. Tapi Allah mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah saat diturunkannya Qur’an. Bulan ini special karena Qur’an turun pada bulan ini. Kita berpuasa karena Qur’an turun pada bulan ini. Itulah sebabnya kita harus berkonsentrasi pada Qur’an.

2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12], (Q.S. Al Baqarah, 2: 2)

[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis. [12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

Puasa agar kita bertakwa. Qur’an menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa. Jadi ini sangat berhubungan.

Kita harus menyempurnakan bilangan puasa. Kita harus menjadikan takwa dalam seluruh hari-hari kita. Dengan berpuasa saja, kita sudah membesarkan Allah. Dengan menahan lapar, kita sudah memprioritaskan Allah. Dengan latihan ini, kita membesarkan Allah.

Arti lain, adalah ketika selesai Ramadhan, kita bertakbir menjelang shalat Idul Fitri. Kita mengutamakan keinginan Allah diatas keinginan kita. Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bersyukur. Kita berterima kasih kalau ada orang yang memberikan sesuatu kepada kita. Kita bersyukur kepada Allah karena telah men-training kita selama satu bulan. Allah telah menyekolahkan kita pada sekolah yang hebat. Kalau lulus dari sekolah yang hebat, kita akan jadi hebat. Kalau kita lulus dari Ramadhan, kita akan bersyukur dengan Qur’an. Semakin kita mendengar Qur’an, semakin bersyukur kita. Kita belajar bagaimana membuat Allah senang. Kalau Allah senang, apapun boleh diminta. Allah dekat. Allah akan merespon apapun, bagaimanapun kondisi orang yang meminta.

Banyak orang yang tidak mendapatkan takwa saat Ramadhan. Tidak bersyukur dengan Qur’an. Jika kita minta kepada Allah, Allah minta kepada kita untuk beriman kepada-Nya. Teruslah beriman kepada-Ku.

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk berdo’a. Berdo’a untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat. Jika kita dekat dengan Allah, kita meminta kepada Allah. Bicaralah kepada Allah. Bila kita bicara kepada Allah, kita mengimani keberadaan-Nya. Ketika bicara dengan Allah,hati kita berada disana.

Kalau kita ingin bicara dengan orang penting, kita harus minta waktu untuk mereka. Kapan waktu kita minta waktu kepada Allah? Tidak perlu, Allah siap menerima kita setiap saat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas