Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Akidah Kaum Sufi (lanjutan)



Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc

Mereka meyakini manunggaling kawula gusti, menyatu dengan Allah. Dari wihdatul wujud timbullah pemahaman hulul, tidak ada yang wujud selain Allah SWT. Kita harus mentauhidkan Allah SWT dalam masalah zat, sifat dan perbuatan. Zat Allah SWT itu satu (la ilaha illallah). Sifat Allah juga satu. Diantara sifat Allah itu adalah wujud. Jadi menurut mereka jika ada yang wujud selain Allah adalah syiriik. Ini adalah syubhat yang dimiliki oleh sufi. Makanya zikirnya Allah, Allah, Allah. Ada satu hal yang dilupakan oleh sufi yaitu bahwa manusia juga punya sifat tapi sifatnya berbeda dengan Allah SWT. Manusia juga punya zat tapi zat-nya berbeda dengan Allah SWT.

Selain ada wihdatul wujud, ada wihdatul adyan, kesatuan agama. Bahkan ada yang menyatakan bahwa aqidah iblis lebih baik dari malaikat, karena ketika diperintah Allah untuk sujud kepada Adam, dia menolak. Ini juga syubhat kaum sufi. 

Keyakinan wihdatul wujud sudah berlangsung sejak abad 3 Hijriah. Pemahaman ini menimbulkan kebingungan:
  • siapa menyembah siapa?
  • kepada siapa berdo'a
Itulah sebabnya para ulama mengatakan bahwa paham ini lebih buruk dari agama Yahudi dan Nasrani karena mereka tidak memiliki pemahaman ini. Ketika mereka mengatakan bahwa tidak ada yang wujud maka semuanya adalah Tuhan, jadi mereka bisa menyembah apapun. 

16. dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak). (Q.S. Al Jinn, 72: 16)

Dalam ayat tersebut terdapat kata "thariqah" (jalan). Kaum sufi menjadikan ini sebagai dalil untuk mengikuti "thariqah" dan dengan mengikuti "thariqah" seseorang akan mendapatkan rezki yang banyak. Ini termasuk syubhat yang diajarkan oleh kaum sufi. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas