Oleh: Erwin Fahlephi
Kita sering mengalami "short memory loss" (kehilangan ingatan jangka pendek) terhadap masalah yang kita hadapi. Contoh sederhana: ketika menjelang bulan Ramadhan dimana diskotik akan ditutup, maka satu hari sebelum tempat tersebut ditutup, banyak pengunjung yang ingin menghabiskan hari terakhirnya di diskotik tersebut. Jadi pada hari terakhir tersebut, meskipun pintunya baru dibuka sebentar, pengunjungnya berlimpah.
Ketika memasuki bulan Ramadhan, pintu masjid yang baru dibuka sebentar saja sudah dipenuhi oleh jama'ah yang dengan segera memadatinya. Saat Ramadhan berakhir, diskotik yang selama ini ditutup, pada saat mereka baru buka kembali, orang kembali berbondong-bondong memadatinya karena sudah sebulan tidak mengunjungi diskotik.
Kita perlu melihat konsep hijrah, yaitu perpindahan dari sesuatu yang negatif menjadi sesuatu yang positif. Swiss sebagai negara yang maju memiliki angka bunuh diri yang tinggi, berarti ada sesuatu yang salah. Hijrah pernah dilakukan oleh Rasulullah dari Mekah ke Madinah.
Kita harus mengendalikan nafsu. Bila kita bisa meninggalkan kesenangan, maka kita akan meraih kejayaan dan kesempurnaan. Kita harus memikirkan apa yang kurang dari negara saya.
Seorang sosiolog yang bernama Georgian mengatakan bahwa manusia ini melalui tahap-tahap "mind" (pemikiran), "myself" dan "society". Dari pemikiran dia akan bertindak. Tindakannya akan dinilai oleh masyarakat apakah itu baik atau buruk. Sebisa mungkin kita jangan hanyut dalam kesesatan.
Berikut ini beberapa bahaya mendekat tempat-tempat maksiat / haram :
- Terbangkitnya hawa nafsu (Q.S. 29: 38). Kita lihat pintu warnet dipenuhi dengan sendal anak-anak kecil yang rupanya mereka bermain poker. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua.
- Memancing orang lain untuk berburuk sangka. Rasulullah pernah memberi tahu para sahabat bahwa wanita yang diajaknya bicara adalah Safiyah binti Huyay bin Akhtab, istri beliau, untuk menghindari buruk sangka.
- Mengotori mata dengan dosa bila melihat sesuatu yang tidak boleh kita lihat. Istilah "cuci mata" dengan jalan nongkrong di pinggir jalan sering dilakukan untuk melihat aurat wanita yang mempertontonkannya dengan sadar.
- Mengikis keimanan dan kebencian terhadap maksiat. (Q.S. 49: 7). Ketika rasulullah melarang para sahabat untuk duduk-duduk di tepi jalan, mereka mengatakan bahwa kadang-kadang mereka harus melakukannya, maka Rasulullah menyampaikan bahwa mereka harus memenuhi hak-hak orang yang berjalan yaitu:
- menundukkan pandangan
- menjawab salam
- melakukan amar ma'ruf nahi mungkar
- Memperbesar kemungkinan meninggal dengan akhir yang buruk (su'ul khotimah). (Q.S. 3: 102). Rasulullah mengatakan bahwa tidak beriman seorang berzina ketika dia berzina, tidak beriman seorang yang mencuri ketika dia mencuri.
- Tempat-tempat maksiat bisa menjadi sumber tersebarnya kemaksiatan di tengah masyarakat.
Orang yang ingin meluruskan pandangan yang salah malah dianggap aneh. Masyarakat yang gandrung dengan maksiat akan mengundang azab. Bila rezeki mampet, lakukan instrospeksi diri. Yang menarik adalah fenomena lokalisasi pekerja seks komersial di Surabaya, Dolly, yang didalamnya ada mushola-nya.
Kesimpulan:
- Maksiat dapat mendatangkan bencana (QS. 42: 30).
- Takutilah dosa karena dosa dapat menghancurkan kebaikan.
- Hadits: manusia tidak akan binasa sebelum mereka berbuat kemaksiatan
- 29: 40
- Agar tidak rusak hapalan, jauhilan tempat maksiat
*Disampaikan pada kegiatan MAlam Bina Iman dan Takwa (MABIT) pada hari Sabtu, 17 Desember 2011 di Masjid Al-Ihsan, Jl. Melati, Kuala Kapuas
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!