Oleh: Guru
Abdul Hamid, S.Ag
Berkata Ali
bin Abu Thalib: bagi Allah ta’ala itu dimuka bumi ini ada wadah (tempat) yaitu
hati. Maka yang paling baik hati itu adalah yang paling bersih hatinya, paling
keras dan paling lembut. Tafsirnya:
- ·
Bersih: paling bersih dalam keyakinannya.
Hatinya dalam keyakinan yang murni.
- ·
Keras: dalam urusan agama. Tidak mengenal
kompromi dalam urusan agama.
- ·
Lembut: lembut kepada orang beriman.
Keras
kepada orang kafir dan berkasih sayang kepada orang-orang beriman.
Menurutku
hati yang yakin adalah ibarat dari kuatnya iman. Mampukah iman kita. Hati yang
kuat dan iman yang kuat adalah tuma’ninah sebagaimana pertanyaan Allah kepada
Ibrahim, “Apakah engkau tidak yakin?” Ibrahim, “Aku yakin, tapi agar hatiku
tenang”. Engkau yakin walaupun tidak melihat-Ku. Yakin itu adalah beriman
sepenuhnya saja. Kalau yakin, iman sudah semuanya. Tidak ada yang turun
daripada langit daripada keyakinan. Cukup kalian dengan keyakinan itu menjadi
kekayaan.
Rasululllah
bersabda, “Kamu hendaknya meminta kepada Allah keyakinan”. Tidak ada seseorang
itu diberi sesudah keyakinan itu kesehatan.
Arti keras
dalam agama itu adalah kekuatan dan teguh padanya. Ada semangat yang luar
biasa. Tidak takut kepada selain Allah terhadap orang yang mencela. Mereka
disifatkan oleh Allah SWT dalam Qur’an, 5: 54. “Mereka berjihad di jalan Allah
dan tidak takut terhadap celaan orang yang mencela”
Nabi
bersabda menyifatkan orang-orang yang kuat seperti Umar, “Yang paling kuat
dalam agama ini adalah Umar”. Ucapannya hak. Saya tidak memiliki teman seperti
Umar. Umar ini adalah orang paling keras dalam urusan agama. Betul-betul
melaksanakan agama, baik berhubungan dengan diri beliau dan orang lain. Beliau
menjadi istilah dalam keadilannya (kebenarannya). Beliau menegakkan yang ma’ruf
dan mencegah kemungkaran. Beliau melaksanakan yang benar baik dekat maupun yang
jauh. Demikian juga dengan sahabat-sahabat Nabi.
Lembut
kepada orang-orang beriman – sayang kepada orang beriman, sayang sekali, itu
termasuk akhlak yang paling mulia. Hal tersebut disifatkan kepada Rasulullah.
9: 128
Nabi
bersabda, “Orang yang penyayang disayang Allah. Siapa yang tidak memiliki kasih
sayang, Allah tidak sayang kepadanya”.
Nabi
bersabda, “Sesungguhnya wali-wali afdal dari umatku, mereka itu tidak masuk
surga dengan banyak shalatnya, apalagi puasanya, akan tetapi dengan hati yang
bersih, pemurah dan penyayang kepada setiap orang Muslim.”
Aku
berkata, jangan mengatakan bahwa mereka tidak banyak shalat dan puasa, mereka
banyak shalat dan puasa. Mereka banyak amal saleh lainnya. Sifat-sifat ini yang
disifatkan Nabi kita dan membuat mereka dekat kepada Allah.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!