Navigating Integrity Zone Development: A Hospital's Journey

Gambar
 This storyboard chronicles the efforts of a medical services head tasked with understanding and implementing an integrity zone at RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Hospital. Over one evening, they delve into the self-assessment form required for the integrity zone's development, consulting ChatGPT for clarification on complex issues and drafting essential documents. By morning, they are ready to lead a staff assembly, outlining the steps necessary to foster a culture of integrity within the hospital. On April 17, 2024, the director of RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo assigned the head of medical services to attend a socialization meeting for the integrity zone development. Searching for foundational documents for the integrity zone at night, finding the self-assessment form. Exploring the self-assessment questions, using ChatGPT to understand the complicated parts. Asking ChatGPT for advice on: Team Decree (SK Tim Kerja), Work Plan (Rencana Kerja), Change Agents (Agen Perubahan),

Kuala Kapuas Kaya Dengan Ikan

Papa Alan bersama ikan Haruan-nya
Saat melintasi Jalan Sumatera, admin melihat Papa Alan berhasil menangkap ikan Haruan. Admin lalu minta ijin kepada beliau untuk memotretnya. Beliau biasa mengisi waktu kosong di sore hari dengan memancing. Pekerjaannya sehari-hari adalah berjualan es buah di Pasar Sari Mulia. Menurut keterangan Papa Alan, dia menggunakan umpan anak kodok yang dibelinya di pasar dengan harga Rp 500 per ekor. Dengan umpan ini beliau  berhasil mendapatkan ikan Haruan. Kegiatan memancing ini dilakukannya di tepi sawah di Jalan Sumatera. Menurut keterangan beliau kalau hari libur, banyak orang yang memancing di tepi sawah di Jalan Meranti, Kuala Kapuas.
Panurhid menunjukkan jaringnya
Masih di jalan yang sama (Jalan Sumatera), admin bertemu dengan Panurhid, seorang tenaga honorer di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kapuas. Dia sedang menjaring ikan Sepat. Caranya cukup unik, dia meletakkan jaringnya di tengah parit kemudian dia memukul-mukul air. Hal ini dilakukan untuk menakut-nakuti ikan sehingga berlari ke arah jaring. Benar saja, setelah dia melakukannya, kurang dari lima menit dia sudah bisa mendapatkan beberapa ekor ikan Sepat. Ketrampilan ini diperolehnya dari orang tuanya yang biasa menjaring ikan di sungai Kapuas. Ikan Sepat ini digunakannya untuk keperluan sehari-hari. Bila jumlah ikannya banyak, maka sebagian akan diasinkan, sehingga dapat disimpan dalam waktu lama. Bila persediaan ikan di rumah sudah habis, mulailah ia menjaring ikan lagi di tempat lain. 


Berikut ini adalah videonya:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan