Tarhib Ramadhan 1434 H
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc
Bulan Ramadhan
Sebagai Ladang Amal
Ini dapat kita ketahui dari keutamaan bulan Ramadhan
sebagaimana firman Allah: “Hai orang-orang beriman diwajibkan kepada kalian
semua berpuasa sebagaimana umat-umat sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Q.S.
Al-Baqarah, 2: 183). Orang-orang beriman diseru untuk berpuasa. Allah tidak
menyeru selain mereka. Allah tidak menyeru “Ya ayyuhannaas” (wahai sekalian
manusia). Maknanya hanya orang-orang beriman yang mendapatkan perintah dari
Allah SWT. Karena orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang istimewa,
yang memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya.
Diantara sifat mereka adalah selalu siap untuk melaksanakan perintah Allah SWT.
Apabila diseru untuk melakukan suatu perintah, mereka mengatakan “kami dengar
dan kami taat”. Kalau kita lihat manusia dari sisi merespon perintah, ada tiga
golongan:
- Orang-orang beriman – siap mendengarkan perintah dan siap melaksanakannya – kami dengar dan kami taat
- Hanya mau mendengar dan tidak mau taat – kami dengar dan kami tidak akan taat
- Sekedar untuk mendengar saja mereka tidak mau. Dalam Q.S. Al-Mulk Allah menyebutkan perkataan orang penghuni neraka, “seandainya saja kami mau mendengar dan kami mau berpikir, niscaya kami tidak akan menjadi penghuni neraka”. Abu Darda’ memberikan nasihat: jadilah kamu orang yang berilmu, kalau tidak bisa jadilah kamu orang yang selalu mempelajari ilmu, kalau tidak bisa juga, paling tidak mendengar, jangan jadi orang yang keempat, berilmu tidak, tidak mau belajar, sekedar mendengar saja mereka tidak mau. Mereka akan binasa.
Puasa bukanlah suatu hal yang khusus disyariatkan kepada
umat Muhammad, umat terdahulu juga mendapatkan perintah puasa. Dalam ayat ini
Allah secara tegas menjelaskan bahwa tujuan disyariatkannya puasa adalah agar
menjadi orang-orang yang bertakwa.
Definisi takwa dari Abdullah bin Mas’ud :
- Hendaklah Allah itu ditaati jangan dimaksiati (taat)
- Hendaklah Allah selalu diingat jangan dilupakan (zikir)
- Hendaklah Allah selalu disyukuri jangan diingkari (syukur)
- Takut kepada Allah
- Mengamalkan Al-Qur’an
- Ridho dengan yang sedikit
- Mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian
Dalam ayat ini Allah mengatakan “agar kamu bertakwa”.
Menggunakan fi’il mudhori’ (simpel present continous tense) – al istimror –
terus menerus, “agar kamu selalu bertakwa”. Allah menginginkan kita bertakwa
kepada Allah tidak hanya pada bulan Ramadhan, tapi setiap saat. Makna ini tidak
dipahami oleh masyarakat kita. Kita lihat amal kebaikan sangat banyak dilakukan
pada bulan Ramadhan, contohnya masjid ramai pada bulan Ramadhan. Seiring dengan
berakhirnya bulan Ramadhan, keramaian itu juga berakhir. Ketakwaaan ini jangan
Cuma pada bulan Ramadhan.
Sabda Rasulullah: barang siapa yang puasa di bulan Ramadhan
karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala dari Allah SWT maka
dosa-dosanya yang lalu diampuni Allah SWT. Riwayat lain: barangsiapa
qiyamullail karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala dari Allah SWT
maka dosa-dosanya yang lalu diampuni Allah SWT. Hadis ini menjanjikan pada
orang-orang yang beriman. Orang-orang yang percaya pada janji-janji Allah. Kita
secara lisan tidak akan mengingkari, tapi perbuatan kita mencerminkan kita
kurang meyakini janji Allah SWT. Itu dibuktikan dengan kurang optimalkan kita
memanfaatkan bulan Ramadhan itu. Sikap kita terhadap bulan Ramadhan ini
mencerminkan kita kurang meyakini janji Allah.
Rasulullah menjelaskan lagi keutamaan Ramadhan. Dari Abu
Hurairah: adalah Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para
sahabatnya: Bulan Ramadhan telah tiba, bulan berkah. Allah wajibkan puasa pada
bulan itu. Allah buka pintu-pintu surga. Pintu-pintu neraka ditutup. Setan
dirantai. Didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Barangsiapa yang tidak mendapatkannya maka dia tidak mendapatkan kebaikan.
Sebaiknya tarhib Ramadhan ini dilaksanakan pada awal bulan
Sya’ban.
Penjelasan Ahmad Kutti agar dapat mengoptimalkan Ramadhan:
- Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Salah satu tujuannya adalah untuk latihan.
- Memperbanyak membaca Qur’an. Jauh-jauh hari sudah banyak latihan.
Barokah dalam bahasa disebut tambahan. Dalam istilah agama,
Barkah artinya nilai tambah yang Allah berikan pada sesuatu yaitu tempat dan
waktu. Ada tempat yang Barkah, masjid (Haram, Nabawi, Aqsha). Hari yang Barkah:
Jum’at. Bulan yang berkah adalah Ramadhan.
Bulan Ramadhan
Sebagai Titik Tolak Perubahan
Ketika Allah
mewajibakan pusat penggemblengan agar menjadi orang bertakwa. Mestinya
kita menjadi manusia yang berbeda. Manusia yang baru. Sifat yang sebelumnya
tidak kita miliki. Setelah Ramadhan kita memiliki akhlak yang mulia.
Bulan Ramadhan
Sebagai Jalan Hidup
Hasan Al-Banna menyebut 10 karakter yang ideal:
1.
Akidah yang baik
2.
Ibadahnya benar
3.
Akhlaknya mulia
4.
Berwawasan luas
5.
Berbadan kuat
6.
Bersungguh-sungguh
7.
Bisa mengatur waktu
8.
Mampu bekerja mandiri, tidak menggantungkan diri
pada orang lain
9.
Disiplin
10.
Bermanfaat bagi orang lain
Hadis Rasulullah: manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain.
Ini bisa kita lihat bagaimana penggemblengan kita selama
bulan Ramadhan. Bagaimana sepuluh sifat diatas dapat diwujudkan. Ada atau tidak
perubahan yang terjadi. Kalau tidak ada perubahan, maka kita kena hadis
Rasulullah, kita adalah orang yang tidak mendapatkan kebaikan sama sekali.
Kalau kita katakan Ramadhan sebagai titik tolak perubahan.
Sudah berapa Ramadhan kita lalui. Bisa kita lihat masyarakat kita, sudah sejauh
mana perubahan yang sudah terjadi. Sudah banyak pembinaan yang kita jalankan,
tapi perubahan tidak kita lihat pada masyarakat, apa yang terjadi. Mestinya
ibadah apapun yang Allah syariatkan kepada umatnya, mestinya merubah sikap dan
perilaku kita. Baik salat, zakat maupun
haji. Contohnya Shalat, mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dimana letak
kesalahannya? Di sini para ulama memberikan jawaban: bila ibadah tidak memberi
pengaruh positif maka ada 4 hal yang harus diperbaiki:
- Aqidah atau keyakinan. Kalau kita memasuki Ramadhan, tapi tidak membersihkan keyakinan kita, pakai jimat, datang ke dukun, masuk Ramadhan, masuk penggemblengan, tidak ada hasilnya karena akidahnya belum dibereskan.
- Niat. Apakah kita sudah meniatkan bahwa kita akan melakukan perubahan. Tidak sedikit orang yang salah niat. Alhamdulillah Ramadhan libur, bisa istirahat. Ada makanan yang hanya ada pada bulan Ramadhan. Diluar Ramadhan susah cari kolang-kaling, Ramadhan ada. Ini masalah niat. Kalau niat salah, dijamin, selesai Ramadhan selesai juga masjidnya, yaitu kembali sepi.
- Cara. Bagaimana cara kita melakukan ibadah Ramadhan. Apakah sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah. Apakah kita Cuma memuasakan perut dan dibawah perut saja. Kita harus mencontoh Rasulullah dan para sahabat.
- Perangkat. Salat wajib tutup aurat. Perangkat dari mana kita dapatkan. Apakah kita membeli baju ini kita beli dari uang yang halal atau tidak. Apakah dari harta yang baik atau tidak. Cara kita memperoleh makanan dari mana. Haji, uangnya dari mana? Peringatan Rasulullah tentang akhir zaman: akan datang akhir zaman dimana manusia tidak peduli apakah yang dia dapatkan itu dari yang halal atau dari yang tidak halal. Jangan seperti orang-orang materialis: yang haram susah apalagi yang halal.
Berikut ini adalah videonya:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Kamus Dayak Ngaju - Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
.jpg)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!