Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Seorang Guru Bukan Penguasa Kelas

Kuala Kapuas (Humas), Pendidik atau guru bukan seorang penguasa dikelasnya, tetapi tugas guru didalam kelas adalah memberikan pelayanan dengan cara membimbing, dan memberikan jalan pemecahan dalam setiap masalah yang dihadapi siswanya. Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Kapuas Drs. H. Ahmad Bahruni, MAP, saat memberikan sambutan dalam acara penutupan workshop Pengenalan Reflective Teaching bagi Guru MTs. Se Kota Kuala Kapuas, di MTsN. Selat, Sabtu (28/9). 

 Lebih lanjut dikatakan bahwa guru harus mampu memperlakukan siswa sesuai dengan keadaan latar belakang mereka, “ Jangan sampai dalam memberikan bimbingan pilih kasih, berilah bimbingan yang sama antara siswa yang satu dan lainnya sesuai keperluan serta keadaan mereka”

 Menyinggung tentang karir guru, yang saat ini cenderung mentok pada golongan IV/a, mantan Ka. Kantor Kemenag Bartim mengatakan, kendala untuk naik ke IV/b terbentur pada pencapaian angka kredit pengembangan profesi sebanyak 12 poin. Tenaga guru MTs. sekarang rata-rata sudah lulusan S-1 bahkan sudah banyak yang S-2. Selama menempuh pendidikan sudah dibekali dengan pengalaman menyusun karya ilmiah, seperti makalah, skripsi bahkan tesis, “Sekarang tinggal tekad kemauan para guru untuk memulai dan melaksanakan penyususnan poin pengembangan profesi tersebut,”. beber Drs. H. Ahmad Bahruni, MAP.

 Pada kesempatan yang sama Kepala Peningkatan Penjaminan Mutu STAIN Palangka Raya, Fiemer Liady, S.Ag. M.Pd menjelaskan kegiatan workshop ini merupakan awal kerjasama antara MTsN. Selat dengan lembaga P2M STAIN Palangkaraya dalam bidang peningkatan mutu tenaga pendidik dimadrasah, “saya berharap dalam waktu mendatang kegiatan yang akan laksanakan tidak hanya sebatas pada workshop saja, tetapi lebih luas lagi yaitu berupa pelatihan, atau bahkan kegiatan yang bersifat kontinyu berupa bimbingan dan pendampingan” ujar Fiemer Liady, S.Ag. M.Pd (andg)

Sumber: MTsN Selat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan