Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Tim Penjaringan dan Penyuluhan Puskesmas Melati Sasar Pelajar MTsN Selat

dr. Rina Nurdiana sedang memberikan penyuluhan
Kuala Kapuas (Humas),  MTsN. Selat menjadi salah satu sasaran pelaksanaan Program Penjaringan dan Penyuluhan Anak Sekolah, yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab. Kapuas melalui UPTD Puskesmas Melati Kacamatan Selat. Dalam kegiatan yang gelar Rabu, (4/12) para pelajar MTsN. Selat mendapatkan penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah (DBD) dan   penjaringan berupa  penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan serta pemeriksaan kesehatan secara umum.  Bertindak sebagai pemeriksa kesehatan serta nara sumber  dalam penyuluhan tersebut dr. Rina Nurdiana dan dibantu oleh satu tim tenaga medis.

Dalam paparannya, dr. Rina Nurdiana mengatakan, penyakit demam berdarah sampai sekarang belum ada obatnya dan vaksin pencegahannya. Penyebab penyakit ini  adalah virus demam berdarah yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini suka berkembang biak pada air bersih yang tergenang. 
   
“Gejala penyakit  DBD, demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, 2-7 hari, nyeri ulu hati serta timbul pendarahan seperti adanya bintik-bintik merah dikulit yang tidak hilang oleh perenggangan” kata dr. Rina Nurdiana

Untuk itu lanjut dr. Rina Nurdiana, sebagai pecegahan DBD yang efektif adalah dengan melakukan 4M plus seminggu sekali, yakni Menguras wadah air seperti bak mandi, ember, vas bunga dll, Menutup  semua wadah air, Mengubur barang bekas dan Memantau wadah yang dapat menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

“Plusnya adalah jangan menggantung baju, pelihara ikan pemakan jentik, hindari gigitan nyamuk dan bubuhkan abate” tegas dr. Rina Nurdiana

Pada kesempatan tersebut Kepala MTsN. Selat melalui Koordinator UKS Miftahul Hayati, S.Ag mengatakan, melalui penjaringan dan penyuluhan, akan dapat memantau kondisi kesehatan serta menambah pengetahuan siswa, tentang pentingnya sanitasi.

“Kami mengharapkan program seperti ini   hendaknya dapat dilakukan  secara kontinyu dalam jangka  waktu tertentu.” harap Miftahul Hayati. (andg)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas