Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc
- Ia termasuk rukun shalat. Shalat tidak sah kecuali
dengannya. “Tidak (sah) shalat bagi orang yang tidak membaca Fatihah” (Hadits)
- Dia merupakan surat yang palling mulia dalam Al-Qur’an
- Dia merupakan Assab’ul Matsani (tujuh ayat yang
diulang-ulang) 15: 87
Makna ‘Al Matsani’
- Karena diulang pada setiap rakaat
- Karena memuji kepada Allah ta’ala
- Karena dikhususkan untuk umat ini, dimana (tidak diturunkan)
pada umat sebelumnya
- Didalamnya menggabungkan antara tawasul kepada Allah ta’ala
dengan pujian dan sanjungan kepada-Nya serta memuliakan-Nya.
Tawasul:
- Dengan nama dan sifat Allah
- Dengan amal shalih
- Dengan do’a orang yang masih hidup
- Mengandung tiga tauhid uluhiyah, rububiyah dan asma dan
sifat
- Surat ini mengandung obat hati dan obat badan.
Penyakit hati
- Rusaknya ilmu à
kesesatan
- Rusaknya niat à
kemarahan
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al Isra, 17: 82)
Kita kurang memperhatikan kalau kita menderita penyakit
hati.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah
penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(Q.S. Al Baqarah, 2: 9)
Kita harus memperhatikan penyakit-penyakit hati dari
penyakit-penyakit fisik.
Barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan
kebaikan, Allah memberikan musibah kepadanya. (Hadits).
Salah satu bentuk
musibah adalah penyakit. Utsaimin: salah satu tingkat dalam iman adalah sabar
terhadap musibah. Bila dia sabar terhadap penyakit fisik, semua dosanya
diampuni, kedudukannya meningkat di sisi Allah SWT.
Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak
bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, nafsu yang tidak pernah merasa puas
dan do’a yang tidak dikabulkan Allah SWT (Hadits)
Sumber pertama penyakit hati adalah rusaknya ilmu. Ilmu tersebut
tidak bermanfaat (sebagaimana do’a diatas). Ilmu akan bermanfaat bila diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu itu harus kita sebarluaskan. Ilmu bukan untuk konsumsi
pribadi. Ilmu adalah seperti harta. Zakatnya ilmu adalah mengajarkannya kepada
orang lain. Sebaik-baik kamu adalah orang yang mengajarkan Qur’an dan
mengajarkannya kepada orang lain (Hadits). Sampaikan dariku walaupun satu ayat
(Hadits). Untuk menjadi da’i tidak harus menjadi sarjana dulu.
Apa ciri-ciri
ilmu yang bermanfaat:
- Senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah SWT
- Ilmu yang membuat kita cinta kepada ilmu tersebut
Jadilah kamu orang yang berilmu, kalau tidak bisa jadilah
orang yang menuntut, kalau tidak bisa jadilah orang yang mendengar ilmu, jangan
menjadi orang yang keempat yaitu tidak berilmu, tidak menuntut ilmu dan tidak
mendengar ilmu (Abu Darda)
Orang yang tidak berilmu, amalnya tidak ada dasarnya. Dasar dari
amal adalah ilmu. Amal tidak sah bila tidak ada ilmunya. Misalnya ilmu tentang
tatacara shalat, bacaan shalat. Tidak boleh membuat kreasi dalam gerakan dan
bacaan shalat. Orang yang membuat kreasi dalam ibadah adalah karena tidak ada
ilmunya. Bukhari membuat bab khusus dalam kitabnya: Bab ilmu sebelum
berkata-kata dan beramal.
Surat Al-Fatihan manusia membagi manusia menjadi 3 macam:
- Manusia yang mendapatkan petunjuk: orang-orang beriman yang
senantiasa meminta petunjuk dari Allah SWT – tunjukilah kami ke jalan yang
lurus, jalan para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin
- Manusia yang dimurkai – orang yang berilmu tapi tidak
mengamalkan ilmunya
- Manusia yang sesat – orang yang beramal tanpa dasar ilmu. Barangsiapa
yang membuat perkara-perkara baru dalam agama kita ini, maka perkara baru ini
tertolak. Barangsiapa yang beramal, tidak ada perintahnya dari kami, amal
tersebut ditolak oleh Allah SWT (Hadits).
Penyelewengan terhadap agama karena:
- Mengikuti hawa nafsu – tahu tapi tetap melakukan
- Tidak memiliki ilmu
Kita selalu berdo’a untuk mendapatkan hidayah (petunjuk)
dari Allah SWT. Kita bersyukur
mendapatkan hidayah agama. Kita berdo’a agar tetap istiqomah dalam agama
Allah SWT. Kita minta agar hidayah ini tidak dicabut/tidak hilang sampai akhir
hidayat kita. Disini letaknya urgensi dan kedudukan surat Al-Fatihah. Ini yang
menjadi penentu hidayah dan celakanya manusia.
Rusaknya niat berakibat kepada kemarahan. Untuk mengetahui
hubungan keduanya, kita harus melihat
beberapa ayat dan hadits yang berhubungan dengan masalah marah.
Keutamaan menahan marah
(Orang-orang yang
bertakwa) adalah orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. Ali
Imran, 3: 134)
Bukanlah orang kuat
(sebenarnya) dengan selalu mengalahkan lawannya dalam pergulatan (perkelahian),
tetapi orang yang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan
dirinya ketika marah (Hadits).
Mu’min yang kuat itu
lebih baik (utama) dari mu’min yang lemah. (Hadits)
Barangsiapa yang
menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah ta’ala
akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia
sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari yang disukainya.
(Hadits)
Niat itu adalah amal
hati yang paling utama. Sesungguhnya setiap amal bergantung pada niatnya
(Hadits). Amal manusia Cuma dua, amal lahir dan amal batin. Amal batin adalah
niat.
Contoh riwayat
tentang Khalifah Ali: dalam sebuah peperangan, beliau melakukan perang tanding
dengan seorang musyrik. Pada saat itu musuhnya terdesak dan jatuh. Saat jatuh
itu kemudian saat Ali bersiap-siap untuk menebas lehernya. Pada saat itu
musuhnya meludahi mukanya. Pada saat itu Ali menghentikan untuk menebas leher
musuhnya. Hal itu dia lakukan karena takut dia menebas leher musuhnya karena
kemarahannya.
Marah harus ikhlas
karena Allah SWT. Ini salah satu akidah ahlu sunnah wal jama’ah. Cinta dan
benci karena Allah, begitu juga dengan marah, harus karena Allah.
Syarat amal diterima
Allah: ikhlas karena Allah dan sesuai dengan sunnah. Menuntut ilmu adalah
kewajiban setiap muslim (Hadits).
Al Fatihah bisa
menjadi obat penyakit hati dan penyakit badan. Hati adalah seperti bara dengan
api. Api adalah hati. Pertama kita mendalami kandungan surat Al Fatihah. Tidak cukup
dibaca berkali-kali, tapi kita renungkan makna dan kandungan yang ada
didalamnya dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan. Ketika manusia menjadi hamba-hamba selain Allah, maka dia memiliki
penyakit hati. Rasulullah disebut sebagai hamba. (Q.S. Al Isra’, 17: 1). Tidak ada
maqam yang lebih tinggi dari ubudiyah (Rasulullah). Bila ada orang yang berdo’a
kepada selain Allah maka dia syirik. Syirik adalah dosa yang paling besar.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!