Oleh: H. Parhani
Kegiatan safari subuh dan safari Jum’at bertujuan untuk
mengajak masyarakat memakmurkan masjid. Dulu Islam pernah jaya di muka bumi
ini. Masjid dan tempat-tempat ibadah menjadi markas untuk mempersatukan dan mensejahterakan
umat. Ini berlangsung sampai abad ke-13. Abad ke-14 peranan masjid mulai
menciut. Sehingga timbul pemahaman bahwa masjid hanya menjadi tempat
pelaksanaan shalat jama’ah saja.
Dengan semangat ini dibentuklah Dewan Masjid Indonesia yang
ingin menjadikan masjid sebagaimana diinginkan oleh Rasulullah SAW. Masjid
merupakan tempat yang paling mulia di muka bumi. Ketika Rasulullah mulai hijrah
ke Madinah, pemikiran beliau pertama adalah membangun masjid, sebagai tempat
pemersatu, tempat berda’wah, dll. Dibangunlah masjid nabawi. Saking pentingnya
masjid, beberapa hari singgah di Quba, dibangunlah masjid Quba.
Bukti kemuliaan masjid. Masuk ke masjid, disunnahkan untuk
memuliakannya dengan shalat tahiyatul masjid. “janganlah engkau duduk di masjid
sebelum melaksanakan shalat dua rakaat” (Hadits). Orang yang berhadats besar
dilarang memasuki masjid. Orang yang ikut membangun masjid akan dibangunkan
istana di surga.
Saat ini masjid, mushala, langgar menjamur di muka bumi. Di
Kabupaten Kapuas sudah ada lebih dari 100 masjid. Sudah seberapakah kita
memakmurkan masjid. Setelah membangun, kita harus memikirkan masjid supaya
makmur. Kita temui di handil, Masjid hanya digunakan seminggu sekali. Kasihan
mereka yang menyumbang untuk pembangunan masjid ini.
Berdiam di masjid dengan niat i’tikaf, mendapat nilai ibadah
(pahala). Orang yang berusaha memakmurkan masjid dengan berbagai macam kegiatan
adalah kegiatan yang mulia. Salah satu orang yang mendapatkan naungan di Padang
Mahsyar adalah orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Mari kita
berusaha untuk membangkitkan umat untuk memakmurkan masjid.
Kita hidupkan shalat berjama’ah, bukan hanya Maghrib dan
Isya. Karena shalat berjama’ah, sebagian ulama mengatakan wajib. Imam Ahmad
Hanbal mengatakan bahwa shalat berjama’ah itu Fardhu ‘Ain. Ada lagi ulama yang
mengatakan bahwa shalat berjama’ah adalah syarat sah shalat. Dalam mazhab
Syafi’i, shalat berjama’ah adalah sunnah muakkadah.
Barangsiapa berjalan menuju masjid untuk shalat berjama’ah,
seperti naik haji. Barangsiapa berangkat ke masjid untuk shalat sunnat, seperti
pahala umroh. Sahabat merasa rugi kalau ketinggalan shalat berjama’ah. Abdullah
bin Umar,, ketinggalan takbiratul ihram, saking kesalnya, setelah selesai
shalat, beliau mengulang shalat 27 kali. Karena fadhilah shalat berjama’ah
adalah 27 kali dibandingkan dengan shalat sendirian. Malamnya beliau bermimpi
ditinggal oleh kabilah, ketika beliau menyusul tapi tidak bisa. Dia bertemu
dengan seseorang yang juga ketinggalan, dikatakan kepadanya, dia tidak dapat
menyusul karena dia masbuk.
Dari shalat jama’ah kita akan mendapati banyak kebaikan.
Dalam lingkungan yang kecil, umat Islam membangun mushola. Dalam lingkungan
yang lebih besar, mereka bangun masjid. Dengan tempat ibadah ini terbangun
silaturahmi. Saat adzan, mereka berangkat ke masjid. Di masjid mereka bertemu
dengan tetangga, kawan-kawan, terjalin silaturahim. Terjalin ukhuwah Islamiyah
yang baik. Andaikata kita datang ke mushola, langgar, masjid setiap adzan, kita
sering bertemu dengan kawan.
Di kota, manusia super sibuk. Ketika kita sibuk dengan
kesibukan sendiri. Hanya sebulan sekali bertemu kawan. Bila kita shalat
berjama’ah di masjid, kita bisa sering bertemu dengan sahabat kita. Disitu akan
muncul sebuah kebersamaan. Rasulullah mengajarkan dari tempat ibadah akan lahir
persaudaraan. Shalat berjama’ah kamu, Allah akan menyatukan hati-hati kalian.
Shalat berjama’ah perlu dihidupakan. Pekerjaan ringan yang
pahalanya berlipat ganda: shalat jama’ah. Dengan jama’ah, apa yang dibaca oleh
imam, itu pula yang didapat oleh ma’mum. Pahala mu’adzin lebih besar dari imam,
karena dia mengajak orang untuk shalat berjama’ah.
Saat Islam jaya, shalat berjama’ah mereka pelihara. Saat
shalat jama’ah tidak dihiraukan, disitulah mulai dilihat kemunduran Islam.
Orang lain memandang bila shalat Subuh seperti shalat Jum’at, mereka kagum.
Selain menghidupkan shalat berjama’ah, hidupkan masjid
dengan pelajaran-pelajaran, mudzakarah. Sehingga masjid punya bermacam-macam
fungsi, tempat shalat, tempat belajar, tempat musyawarah. Ketika masjid ma’mur,
maka akan menimbulkan ketenangan. Bagi yang galau, masjid bisa menjadi tempat
mendapat ketenangan. Bagaimana kita membuat masjid bisa memiliki fungsi
demikian.
Saat Ramadhan, masjid harus diperbaiki. Malam-malam Ramadhan
adalah waktu-waktu mulia. Di masjid ada yang bagarakan sahur, sehingga ketika
orang yang ingin melaksanakan ibadah menjelang subuh ada yang terganggu.
* Kuliah subuh ini disampaikan di Masjid Nurul Iman, Kuala Kapuas pada hari Sabtu, 5 April 2014
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!