 |
Ustadz Suriani Jiddy, Lc |
Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc
Taqwa menurut Ali bin Abi Thalib
- Cukup dengan yang sedikit
- Mempersiapkan diri menghadapi kematian
Kehidupan dunia menurut Qur’an (Al Hadid : 20)
- Permainan
- Senda gurai
- Perhiasan
- Saling membanggakan apa yang dimiliki
- Persaingan dalam mengejar harta kekayaan / jabatan
- Kesenangan yang menipu
Sifat dunia menurut Nabi SAW
- Nilainya tidak lebih dari sayap nyamuk
- Lebih hina dari bangkai kambing
- Ambisi yang menimbulkan daya arusak super dahsyat
- Kompetisi yang berakhir pada kehancuran
- Kehidupan yang sangat singkat
Kalau kita memasukkan ujung jari ke lautan, kemudian kita
lihat air yang menetes, maka sisa yang ada di tangan kita adalah kehidupan kita
dimuka bumi
Buya Hamka menggambarkan bahwa kehidupan kita seperti orang
yang menarik satu napas
Mengingat Mati
- Peristiwa di zaman Ali bin Abi Thalib. Suatu kali Ali berada
di komplek pemakaman. Setelah mengucapkan salam kepada penghuni kubur, “Salam
sejahtera untuk kalian semua wahai ahli kubur, kami akan menyusul kalian”. Ali
mengucapkan suatu perkataan yang sangat berharga bagi kita semua, “Wahai
penghuni kuburan, sesungguhnya harta-harta kalian telah dibagikan kepada ahli
waris, dan rumah-rumah yang kalian tinggalkan ditempati oleh ahli waris kalian,
dan istri-istri kalian sudah menikah lagi, ini adalah kabar dari kami, dan apa
berita dari kalian?” Seandainya mereka bisa bangkita dari kubur mereka niscaya
mereka akan mengatakan, “Berbekallah kalian karena sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa”
- Kematian adalah sesuatu yang pasti kita lewati. Tidak ada
kita yang mampu melewati. “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya,
pasti akan mendatangi kalian”. “Dimanapun kalian berada, kematian pasti akan
menjemput kalian, meskipun kalian berada pada benteng yang sangat kokoh”.
- Para ulama menjelaskan bahwa mengingat mati adalah sesuatu
yang sangat utama dan manfaatnya sangat banyak. Mengingat mati adalah termasuk
ibadah. Mengingat kematian membantu kita khusyu’ dalam shalat. Mengingat mati
merupakan perintah dari Rasulullah SAW. Kalau kita menjalankan perintah berarti
kita melaksanakan ibadah. Mengingat kematian akan membawa kita pada kondisi
yang sangat utama untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal abadi.
- “Ingatlah kematian dalam shalatmu. Ketika seseorang
mengingat kematian dalam shalatnya, maka dia akan khusyu’”. “Shalatlah kalian
seperti orang yang sedang melaksanakan shalat terakhir”.
- Mengingat kematian menjadikan seseorang semakin
mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Alllah
- Karena barangsiapa mengetahui bahwa ia akan menjadi mayit
kelak, ia pasti akan berjumpa dengan Allah.
- Jika tahu bahwa ia akan berjumpa dengan Allah kelak padahal
ia akan ditanya tentang amalnya di dunia, maka ia pasti akan mempersiapkan
jawaban.
- Kita akan ditanya tentang umur, untuk apa digunakan. Masa
muda, dimanfaatkan untuk apa. Ilmu yang kita miliki untuk apa. Harta yang kita
miliki, dari mana kita dapatkan dan kita gunakan untuk apa.
- Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah dia beramal saleh dan tidak sekali-kali mempersekutukan Tuhannya
dengan sesuatu yang lain.
Mengingat kematian akan membuat seseorang memperbaiki
kehidupannya.
- “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian)
karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan
merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia
tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR Ibnu Hibban
dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani)
- Saat kita melihat orang yang sakit, kita ingat pada
kematian. Betapa banyak orang yang sakit berakhir pada kematian. Ketika kita
lihat orang yang tidur, kita ingat pada kematian, karena banyak orang yang
tidur tidak bangun-bangun lagi.
- Semua kenikmatan hidup yang kita rasakan, kalau tidak
diimbangi dengan ingat kepada Allah SWT, maka kelapangan hidup itu akan
berakhir dengan kesulitan. Salaf – barangsiapa yang berpaling dari mengingat
Allah maka dia akan menjalani kehidupan yang sempit.
- Mengingat kematian membuat kita tidak berlaku zholim. Orang zholim
tidak menyadari bahwa amal mereka akan dipertanggungjawabkan. Mereka lupa bahwa
mereka akan dibangkitkan. Mengingatkan kematian akan senantiasa membuat kita
melakukan kebaikan.
Banyak ingat mati
Barangsiapa banyak mengingat kematian maka ia akan
dimuliakan dengan tiga perkara:
- Selalu bersegera bertaubat
- Setiap manusia memiliki potensi yang besar untuk melakukan kesalahan dan sebaik-baik manusia adalah orang yang bertaubat.
- Hati yang qona’ah
- Senantiasa puas dengan pemberian Allah meskipun sedikit.
- Semangat dan rajin beribadah
Melupakan mati
Dan barangsiapa yang melupakan kematian maka ia akan dihukum
dengan tiga perkara:
- Menunda-nunda taubat
- Tidak ridho dengan pemberian Allah
- Malas dalam beribadah
Ingatlah hukuman dari Allah SWT untuk orang yang lupa akan
tempatnya. Penyakit yang sedang kita rasakan merupakan nikmat Allah SWT. Penyakit
membawa pada ampunan bila kita sikapi dengan baik dan benar, dengan ridho dan
sabar.
Pesan Rasulullah SAW
- Dari Ibnu Umar RA berkata, “Rasulullah SAW memegang kedua
pundakku lalu bersabda, “Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau
musafir (orang yang bepergian).” Lalu Ibnu Umar RA menyatakan, “Apabila engkau
berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari. Dan apabila
engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari.”
Penjelasan ulama
- Janganlah engkau condong kepada dunia
- Janganlah engkau menjadikannya sebagai tempat tinggal (untuk
selama-lamanya)
- Janganlah terbetik dalam hatimu untuk tinggal lama padanya
- Dan janganlah engkau terikat dengannya kecuali sebagaimana
terikatnya orang asing di negeri keterasingannya (yakni orang asing tidak akan
terikat di tempat tersebut kecuali sedikit sekali dari sesuatu yang dia
butuhkan)
- Dan janganlah engkau tersibukkan padanya dengan sesuatu yang
orang asing yang ingin pulang ke keluarganya tidak tersibukkan dengannya.
Orang asing tidak akan beli rumah mewah. Kita tidak akan
beli barang-barang yang bagus, harta yang banyak, karena kita tidak lama
tinggal di sana. Ketika kita menjadi orang asing, lalu kita ingin kembali ke
keluarga kita, kita tidak ingin diganggu dengan rencana kita untuk kembali.
Waktu umroh, kita ingin kembali ke kampung dengan selamat. Kita
tidak ingin ada sesuatu yang mengganggu kita sehingga kita tidak bisa pulang.
Barangkali ini adalah Ramadhan terakhir, sehingga kita bisa
memperbanyak amal di bulan ini.
Jawaban tanya jawab
- Setelah ruh mengalami perjalanan yang cukup panjang, maka
Allah memerintahkan kepada malaikat untuk membawa ruh kembali ke jasadnya saat
berada di kubur. Ruh itu adalah aku kita. Jasad kita adalah salah satu bagian
dari “aku”. Ruh keluar dari jasad, naik ke langit, kemudian Allah perintahkan
kepada malaikat untuk mengembalikan ruh ke jasad yang ada di kubur (alam
barzakh). Di kubur ada siksa kubur dan nikmat kubur.
- Bagi kita, mimpi itu tidak berarti apa-apa, berbeda dengan
para auliya atau para Nabi, dimana bagi mereka mimpi adalah wahyu dari Allah
SAW. Misalnya mimpi Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Mimpi Rasulullah masuk
ke Mekkah.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!