Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc
Islam adalah sistem yang komprehensif yang mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia, tempat, waktu dan sistem. Islam masuk dalam wilayah
ketatanegaraan dalam Islam. Dalam kesempatan ini kita membahas masalah politik.
Politik itu kotor?
- Ulama kok berpolitik?
- Khutbah kok isinya politik?
- Islam des, partai Islam no
- Partai politik, parlemen, pemilu, pilkada bid’ah
Kaidah Fikih:
Menghukumi sesuatu merupakan bagian tak terpisahkan dari
persepsi terhadap sesuatu tersebut.
Barat mengatakan Islam kejam karena persepsi mereka terhadap
Islam salah. Kita yang komit dengan sunah, oleh orang-orang yang memiliki
persepsi salah dikatakan sebagai teroris.
Kaidah Memahami Suatu Lafadz:
Hendaknya kita memahami makna yang dimaksud dari satu lafaz
secara definitif, bukan dilihat dari persepsi kita sendiri.
Kaidah dalam usul fikih:
Kesimpulan dari satu kalimat diambil dari esensi kalimat
tersebut, bukan hanya dari lafadznya.
Pengertian Politik
Secara etimologis, kata politik diambil dari bahasa Latin
politikus atau bahasa Yunani politicos yang bermakna relatif do a citizen
Keduanya berasal dari kata polis yang berarti kota
Istilah bahasa Arab
Politik disebut assiyasah – saasa, yasuusu, siyaasah
(abstract noun) , saais (pelakunya – ismu fa’il)
Sais sudah melakukan aktivitas politik. Sais mengendalikan
kuda, memimpin, mengatur, mengontrol agar tidak liar.
Kamus Al Maurid A Modern arabic – English Dictionary
Siyaasah : govern, administer, manage, direct, Led, handle,
rum, conduct
Definisi politik dari artikata.com
Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, (2) Segara
urusan dan tindakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain, (3)
Cara bertindak; kebijaksanaan
Definisi siasat dari kbbi.web.id
Periksa, (2) Pertanyaan, (3) Teliti, (4) Kecaman, (5) Politik
Arti terminologis:
Politik memiliki makna yang berkaitan dengan negara dan
kekuasaan
Disebutkan bahwa politik adalah upaya memperbaiki rakyat
dengan mengarahkan mereka kepada jalan selama di kehidupan dunia maupun akhirat
serta mengatur urusan mereka
Al Bujairimiy mengatakan bahwa politik adalah memperbaiki
urusan-urusan rakyat dan mengatur perkara-perkara mereka.
Menurut ulama Hanbali, politik adalah sikap, perilaku dan
kebijakan kemasyarakatan yang mendekatkan pada kemaslahatan, sekaligus
menjauhkan dari kerusakan meskipun belum pernah ditentukan oleh Rasulullah SAW
Menurut ulama Syafi’iyah, politik adalah setiap upaya, sikap
dan kebijakan untuk mencapai tujuan umum prinsip syariat. Tujuan itu adalah:
- Memelihara, mengembangkan dan mengamalkan agama Islam
- Memelihara rasio dan mengembangkan cakrawalanya untuk
kepentingan umat
- Memelihara jiwa raga dari bahaya dan memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik yang primer, sekunder maupun suplementer
- Memelihara harta kekayaan dengan pengembangan usaha
komoditasnya dan menggunakannya tanpa melampaui batas maksimal dan mengurangi
batas minimal
- Memelihara keturunan dengan memenuhi kebutuhan fisik maupun
rohani
Imam Hasan Al Banna
Dapat saya katakan dengan tegas bahwa seorang muslim tidak
akan sempurna keislamannya kecuali apabila ia
menjadi seorang politisi; jauh pandangannya dalam melihat urusan
umatnya, perhatian terhadapnya dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadapnya.
Dr. Ahmad Syauqi Al Fanjari
Islam tidak membedakan antara politik dan agama. Allah
mengaitkan zakat yang merupakan ibadah finansial, dan dengan amar ma’ruf dan
nah Munkar yang merupakan aktivitas politik.
Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan salat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang
mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan (Q.S. Al-Hajj)
Khalid Ahmad Asy-Syantut
Islam tidak eksisi dengan individu-individu, melainkan
dengan jama’ah, dan setiap jama’ah harus memiliki politik
Politik dalam Al-Qur’an dan As Sunnah
Dalam Al-Qur’an kita tidak akan menemukan kata “siyasah”.
Qaradawi membantah bahwa kalau kita membantah istilah yang tidak ada dalam
Qur’an, contohnya Aqidah, Tauhid, apakah kita lalu mengatakan bahwa Al-Qur’an
tidak bicara tentang aqidah.
Politik dalam sunah
“Dulu Bani Israil diurusi dan dipelihara oleh para nabi.
Setiap kali seorang Nabi meninggal digantikan oleh nabi yang lain. Akan tetapi
sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku, yang akan ada adalah para khalifah, dan
mereka banyak.” Para sahabat bertanya, “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada
kami?” Nabi bersabda, “Penuhilah baiat yang pertama, yang pertama saja,
berikanlah kepada mereka hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta
pertanggungjawaban mereka atas apa saja yang mereka urus/pelihara.” (HR. al-Bukhari
dan Muslim)
Q.S. Ali Imran, 3: 104
Dan hendaklah ada Siantar kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang Munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.
Kandungan ayat
- Secara implisit ayat ini membahas tentang kewajiban
menegakkan amar ma’ruf nah Munkar secara khusus dan dakwah secara umum.
- Namun efektivitas kewajiban pelaksanaan ini akan sangat
terkait dengan kekuasaan. Semakin besar kekuasaan dan otorita sang dimiliki
oleh seorang muslim, semakin besar kemampuannya untuk dapat menegakkan amar
ma’ruf nah Munkar dalam lingkup kekuasaannya.
Hadis merubah kemungkaran
“barangsiapa yang melihat satu kemungkaran hendaklah ia
merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak ampun hendaklah merubahnya dengan
lisannya, apabila tidak mampu dengan hati.
Urutan ini bukan pilihan. Nilainya berbeda. Dengan tangan
nilainya A. Dengan lisan nilainya B, dengan hati nilainya C.
Makna hadis
- Penegasan terakhir Rasulullah SAW ini sesungguhnya
menjelaskan kepada kita bawa tinggi rendahnya iman, berkait erat dengan
komitmen kita terhadap penegakan amar ma’ruf nah Munkar
- Dan komitmen ini berbanding sejajar dengan kekuasaan yang
kita miliki.
- Sementara kekuasaan itu tidak ada jalan lain untuk
mendapatkannya dan mempengaruhinya kecuali dengan berpolitik dan memanfaatkan
peran politik.
Imam Al Ghazali
Sesungguhnya dunia itu adalah ladang akhirat. Agama tidak
akan sempurna kecuali dengan dunia. Penguasa dan agama adalah kembara yang
tidak terpisahkan. Agama adalah fondasi, sedangkan penguasa adalah penjaga.
Nicolo Machiavelli
Tidak ada hubungan antara politik dan etika, antara kuasa
dan moral
Paradigma negatif terhadap politik
- Ketidaktahuan
- Praktek politik kotor yang dijalankan sebagian politisi
- Gencarnya arus sekularisasi di semua lini kehidupan
Kesimpulan
- Politik memiliki makna yang berkaitan dengan negara dan
kekuasaan
- Politik adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencapai
kemaslahatan dan menjauhi kerusakan.
- Politik dalam arti ini, merupakan ibadah suci yang besar
sekali keutamaannya
- Setiap muslim wajib menjalan peran politiknya sesuai dengan
kemampuannya.
- Perlunya pembelajaran politik di kalangan umat Islam.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!