Oleh Ustadz Suriani
Jiddy, Lc
Masalah Iman
Pengertian Iman
Iman adalah pembenaran
dengan hati, mengatakan dengan lisan dan mengerjakan dengan anggota badan.
Ketiga unsur ini harus
ada. Kurang salah satu dari tiga unsur ini, imannya kurang sempurna atau
bisa-bisa tidak berarti apa-apa. Dia mengaku beriman tapi tidak diakui oleh
Allah SWT.
Bila Cuma pembenaran
dengan hati sama dengan iblis atau orang-orang musyrik. Ketika Iblis diperintah
oleh Allah untuk sujud kepada Adam, dia menolak. Ketika ditanyakan oleh Allah
mengapa dia menolak untuk sujud kepada apa yang diciptakan oleh Allah. Iblis
menjawab bahwa dia lebih baik dari Adam. Adam diciptakan dari tanah, dia
diciptakan dari api. Setelah itu Allah SWT mengusir iblis, dilaknat,
dikeluarkan dari rahmat-Nya. Iblis membuat pernyataan agar umurnya
dipanjangkan. Dia bersumpah akan menyesatkan keturunan Adam. Sumpahnya dimulai
dengan demi kebesaran-Mu niscaya akan akan menyesatkan mereka semua. Ini
menunjukkan bahwa dia percaya. Jadi kalau Ketuhanan Yang Maha Esa hanya
dimaknai dengan adanya Tuhan, maka tidak beda dengan iblis.
Perkataan ini penting
agar kita bisa menghukumi apakah dia Islam atau tidak. Hukum-hukum Islam bisa
kita tunaikan, misalnya menjawab salam. Kita menghukumi seseorang itu
berdasarkan lahiriahnya. Tidak mungkin seseorang beriman diam-diam.
Buya Hamka: Iman tidak
ada artinya kalau tak berbekas pada amal. Iman yang tak berbekas sama artinya
dengan mandul. Dan amalpun tidak pula ada artinya kalau tidak dai dorongan
iman. Orang beriman karena mengambil muka kepada sesama manusia walaupun
bagaimanapun baiknya, disebut iya. Dan iya adalah syirik yang halus.
Iman sebagai asas ibadah
24: 39 – dan orang-orang
kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang
disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia
tidak mendapatinya sesuatu apapun, dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya,
lalu Allah memberikan kepadanya .....
25: 23 – dan Kami hadapi
segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu debu yang berterbangan.
Standar kebaikan adalah
iman. Kebaikan itu menurut Allah, bukan menurut kita. Orang-orang kafir,
mungkin baik menurut manusia tapi tidak menurut Allah. Orang yang tidak percaya
kepada utusan Allah, tidak kita sebut baik.
Ubadah bin Shamit – menuturkan Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain
Allah saja, tiada sekutu baginya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan
bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya dan kalimatnya yang disampaikan kepada
Maryam serta Ruh dari pada-Nya ....
Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka menyentuh tubuh orang yang
mengucapkan La ilaha illallah.
Allah berfirman: “Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaku dengan membawa
dosa sejagat raya dan engkau ketika mati dalam keadaan yang tidak
menyekutukan-Ku ......
Tujuan penciptaan adalah ibadah (51: 56) : dan aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Abul A’la Al Maududi – nama agama biasanya diambil dari nama pendirinya
(misalnya Budha, dari Sidharta Gautama), Yahudi diambil dari nama salah seorang
anak Ya’qub, Nasrani diambil dari nama tempat Nazaret. Hindu juga diambil dari
nama tempat Hind. Islam tidak diambil dari nama pembawa dan tempat diturunkan.
Islam itu artinya tunduk kepada hukum Allah SWT.
Secara bahasa orang kafir juga untuk kepada hukum Allah. Orang kafir kalau
tidak makan lapar, kalau dipukul kesakitan. Persoalannya mengapa menjadi kafir.
Kafir artinya tertutup, hatinya tertutup. Secara fisik Islam, tapi hatinya
tertutup karena kesombongan, takabur, merasa hebat.
Substansi ibadah adalah penghambaan dimana Allah adalah tempat menghambakan
diri, bukan sebaliknya. Buya Hamka: ketika kita membaca ayat Iyyakana’budu wa
iyya kanasta’in, kita menyembah dulu baru meminta. Ada orang yang membalik
ayat, meminta banyak tapi tidak mau tunduk kepada Allah. Padahal ketundukan
adalah dasar ibadah.
Pengertian ibadah secara umum adalah semua perbuatan yang dimaksudkan untuk
mencari keridhaan Allah SWT. Pengertian ibadah secara khusus adalah semua jenis
ibadah yang disyariatkan Allah SWT (salat, puasa, zakat, haji, sembelihan,
nazar, dll).
Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya bagi Allah
Rabb semesta alam.
Tanya: bagaimana tentang iman dan takwa.
Jawab: kalau bersama maknanya berbeda, kalau terpisah maknanya sama. Tanda
baiknya islam seseorang adalah baiknya ucapan seseorang. Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia mengucapkan yang baik
atau diam.
Dalam surat Al-Mu’minum bahwa orang-orang yang beriman adalah orang yang
mengerjakan salat dengan khusyu’ .... (Q.S. Al Mu’minun, 23: 1-9)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!