Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

dr. Kenedi Sembiring Kunjungi Kapuas

Belum banyak orang yang mengenal dr. Kenedi Sembiring. Mungkin hal ini disebabkan karena beliau bekerja di pedalaman Kapuas yaitu sebagai dokter pertama di Puskesmas Danau Rawah. Beliau mulai bertugas di puskesmas tersebut dari tahun 1997-2000. Untuk mencapai Danau Rawah pada saat itu tidak bisa melalui jalan darat sebagaimana sekarang. Saat itu beliau harus menggunakan speedboat atau menggunakan klotok dari Tumbang Muroi ke Danau Rawah.

Keterpencilan Danau Rawah membuat dr. Kenedi terpacu untuk mempelajari bahasa setempat. Dalam waktu singkat beliau sudah terbiasa berbicara menggunakan bahasa Dayak. Hal tersebut mau tidak mau harus beliau lakukan karena bahasa masyarakat sekitar adalah bahasa Dayak.

Semangat beliau untuk menolong pasien ditunjukkan dengan kesungguhan beliau menangani pasien. Beliau pernah naik klotok dari Danau Rawah ke Mantangai mendampingi pasien untuk dirujuk ke Kuala Kapuas.

Keterpencilan dalam melaksanakan tugas tidak membuat beliau menjadi patah semangat. Beliau justru berusaha untuk bisa menikmati keberadaan beliau di sana dengan terlibat dalam berbagai aktivitas masyarakat di sana. Beliau menikmati mengunjungi dusun-dusun terpencil yang ada di danau rawah yang harus ditempuh dalam waktu berjam-jam menggunakan klotok.

Setelah menyelesaikan PTT di Kapuas, beliau diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Jayapura. Beliau sempat mengabdi selama beberapa tahun di Puskesmas sebelum kemudian mendapatkan promosi untuk masuk ke Dinas Kesehatan Jayapura. Sekarang beliau bertugas sebagai staf di Bina Upaya Kesehatan Rujukan di Kementerian Kesehatan RI.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan