Oleh:
Ustadz Suriani Jiddy, Lc
Kedudukan
Al Wala wal Bara
Al Wala wal Bara bagian
penting dari makna syahadat
Bila seseorang mengucapkan syahadat, maka wajib
kita untuk mencintai dan menolongnya. Bila seseorang murtad, maka wajib kita
untuk membencinya.
Al Wala wal Bara bagian dari
ikatan iman yang terkuat
Ketika seseorang sudah mengatakan la ilaha illallah,
maka dia terikat dengan ucapan ini. Terikat dengan hukum Allah SWT yang dia
yakini sebagai satu-satunya ilah yang berhak disembah. Dia menanggung
konsekuensi keimanan, dia wajib menjalankan perintah (hukum) Allah SWT dan
meninggalkan semua yang dilarangnya. Seorang muslim adalah orang yang terikat
dengan aturan Islam. Istilah Islam Liberal, sama sekali tidak benar. Memberikan
suatu label pada Islam yang artinya terikat dengan sesuatu yang bebas.
Orang-orang Liberal adalah orang-orang yang tidak mau diatur oleh Allah
sekalipun. Mereka berpandangan bahwa Tuhan tidak boleh turut campur dalam
urusan manusia.
Dalil
Ikatan iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.
Konsekuensi orang yang mengucapkan la ilaha illallah adalah mencintai dan
membenci karena Allah.
Al Wala Wal Bara sebab utama
yang menyebabkan hati bisa merasakan manisnya iman
Sebagian ulama mengartikan
lezatnya iman sebagai nikmatnya beribadah. Ini hanya bisa diterapkan ke diri
sendiri, tidak boleh digunakan untuk menilai orang lain. Apakah kita sudah
merasakan nikmatnya ibadah yang kita lakukan. Kita bandingkan antara saat kita
beribadah dengan melakukan yang lain, misalnya yang berkaitan dengan urusan
dunia. Bandingkan antara membaca Qur’an dengan duduk di depan televisi. Saat
duduk di majelis ilmu atau di warung kopi.
Sepulang dari suatu peperangan, Rasulullah
singgah di suatu tempat. Rasulullah dan sahabat memasang tenda. Sebagian
sahabat diminta untuk melakukan ronda. Pada malam pertama dua orang sahabat
ditunjuk untuk jaga. Sahabat itu adalah dua sahabat yang ketika Rasulullah awal
datang ke Madinah dipersaudarakan. Saat datang ke Madinah, selain membangun
masjid dan pasar, beliau mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar. Dalam kisah ini
yang disuruh jaga adalah ‘Abbad bin Bishir dan Amar bin Yasir. Terjadi dialog,
siapa yang jaga duluan. Ammar bin Yasir : saya tidur duluan. ‘Abbad bin Bishir
memanfaatkan waktu itu untuk shalat malam. Waktu shalat dia dipanah. Beliau
tidak merasakan sakitnya tusukan panah karena tenggelam dalam kenikmatan
shalat. Beliau tetap tegak berdiri meskipun darah mengalir keluar. Baru terasa
ketika shalat hampir selesai.
Said Hawwa ketika menjelaskan tentang warisan
nabi. Para ulama itu adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar
dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Nabi adalah pemimpin umat. Kita tidak
pernah mendengar ada situs peninggalan Rasulullah. Beliau menyebut warisan Nabi
adalah ilmu, amal dan hal (keadaan). Ini adalah keadaan sahabat yang merasakan
nikmatnya iman.
Dalil 3: ada
tiga perkara bila dia melaksanakan dia akan merasakan nikmatnya iman.
Bakhtiar
Nasir: kalau suatu ketika ada orang datang bertamu kepada kita (sahabat atau
saudara). Dia bawa hadiah (parsel), bagaimana senangnya kita. Saat yang lain
ada yang datang, kali ini yang datang mau minta tolong, mau berhutang. Sekarang
kita bandingkan, apakah pada saat kedua kita sama gembiranya dengan saat
pertama. Parahnya lagi dia menghutang, sedangkan hutang sebelumnya belum
dibayar. Apakah saat kedua ini kita gembira sebagaimana kita gembira ketika
orang datang mmbawa hadiah. Persoalannya adalah kita belum begitu yakin dengan
janji-janji Allah.
Rasulullah:
barang siapa yang melepaskan seorang Muslim dari salah satu dari kesulitan
dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesulitannya di akhirat. Tampaknya kita
tidak terlalu yakin. Ini tergantung kepada keimanan pada yang ghaib. Yang
terlihat pun kita tidak yakin juga. Jelas-jelas kelihatan bahwa rokok itu
membunuhmu. Saya pernah bertanya pada perokok berat: piyan tidak takutkah dengan
berbagai hal ini. Dia mengatakan bahwa dia tidak takut kecuali kepada Allah.
Jangankan dengan sesuatu yang tidak kelihatan, yang kelihatan saja tidak takut.
Tiga
perkara bila kita melakukannya kita akan merasakan kelezatan iman:
Cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya
Dia cinta dan benci hanya karena Allah semata.
Ibnu Abbas:
barang siapa yang cintanya karena Allah, juga bencinya karena Allah, menolong
karena Allah, memusuhi karena Allah, dia akan mendapatkan pertolongan Allah.
Seorang hamba tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman, walaupun shalatnya
banyak, puasanya banyak, ibadahnya banyak, tapi kalau cinta, benci bukan karena
Allah, menolong bukan karena Allah. Sekarang ini cinta kepada seseorang
ukurannya adalah dunia. Bisa karena hartanya, pangkatnya, status sosialnya,
bukan karena Allah SWT.
Al
Wala wal Bara merupakan tali hubungan diatas mana masyarakat Islam dibangun
Hubungan sesama manusia tidak boleh dibangun hanya karena selain Allah.
Loyalitas kadang hanya dibangun karena sesama organisasi, suku. Persaudaraan
itu dibangun atas keimanan, bukan yang lain. Sekat-sekat tadi harus
dihilangkan.
Sayid Qutb:
kewarganegaraan seorang Muslim itu adalah akidahnya. Batas-batas geografis
misalnya Islam Amerika, Islam Cinta, ini adalah sekat.
Islam
Nusantara. Presiden kita mengatakan bahwa Islam kita adalah Islam Nusantara.
Islam yang penuh sopan santun Islam yang penuh tata krama. Itulah Islam
Nusantara, Islam yang penuh toleransi (Pembukaan Munas Alim Ulama NU di Masjid
Istiqlal – 14/06/2015).
Islam itu
adalah universal, kalau kita beri label di belakangnya, Islam jadi sempit.
DR. Hamid
(ketua MIUMI) menceritakan bahwa dalam sebuah seminar, setelah qariah baca
Qur’an ada komentar dari salah seorang dosen, ini adalah Islam Indonesia, kalau
Islam Arab, ini tidak boleh. Jadi banyak pihak tidak sepakat dengan istilah
ini. Habib Riziq menganggap istilah ini menyebabkan Islam dianggap sebagai
pendatang (asing). Ketika Islam ke China, Amerika, Malaysia dianggap sebagai
pendatang. Islam adalah agama Allah, Allah yang menciptakan semua. Karena Islam
dianggap sebagai pendatang, maka perlu dilakukan pribumisasi. Salah satu
contohnya, membaca Qur’an dengan langgam Banjar (Madihin).
Q.S. Al
Hujurat, 49: 10. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.
Tanya: Mana
yang didahulukan takut atau cinta?
Jawab: kita
harus seimbang. Kita tidak bisa mendahulukan yang satu diatas yang lain. Kita
harus seimbang antara fisik dan ruh. Kita harus seimbang antara dunia dan
akhirat. Kita harus seimbang antara takut dan cinta.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!