Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Berbagai tahap seleksi manusia

Oleh: Muhammad Kurniadi Rasyid

Tahap seleksi manusia dimulai ketika jutaan sperma berebut untuk memasuki sel telur. Hanya satu sperma yang bisa memasuki sel telur. Tahapan seleksinya adalah dalam proses persalinan, tidak semua bisa selamat untuk bisa lahir ke dunia. Proses seleksi berikutnya adalah ketika baligh, siapa diantara manusia yang tetap Muslim, atau menganut agama selain Islam. Sebenarnya setiap manusia dilahirkan atas dasar fitrah (Islam).

Diantara orang Muslim sendiri ada seleksi, siapa diantara mereka yang beriman. Dalam surat Al-Hujurat, 49: 14 orang-orang Arab Badui mengatakan bahwa mereka sudah beriman. Allah mengatakan bahwa mereka belum beriman, tapi katakanlah bahwa mereka sudah tunduk (Islam). Orang-orang beriman memiliki ciri-ciri yang dimuat dalam Surat Al-Mu'minun, 23: 2-9. Ciri pertama dari surat itu adalah "orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya. Untuk bisa mendapatkan khusyu' kita harus mengerti apa yang kita baca dalam shalat.

Ciri-ciri berikutnya adalah orang-orang yang menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna. Ciri-ciri lainnya adalah menunaikan zakat, menunaikan amanah dan lain-lain.

Seleksi bagi orang-orang beriman berikutnya adalah siapa diantara mereka yang bertakwa. Beberapa ciri-cirinya Allah muat dalam Surat Al-Baqarah, 2: 3-4. Berapa banyak kita membaca Qur'an setiap harinya. Orang yang bertakwa beriman kepada yang ghaib, misalnya meyakini bahwa seluruh amal kita dicatat oleh malaikat. Jadi mereka sangat berhati-hati dengan amalnya. Sangat takut bila tidak siap menghadapi hari akhir nanti. Orang yang bertakwa, sangat berhati-hati dengan perbuatannya.

Para sahabat sangat hati-hati dengan ucapannya. Umar mengatakan bahwa orang yang banyak bicara sering terpeleset. Orang yang sering terpeleset banyak dosa. Orang yang banyak dosa maka tempatnya di neraka. Bila kita banyak kesalahan pada orang lain maka kebaikan kita akan diambil untuk mereka. Bila kebaikan kita sudah habis, maka keburukan mereka akan diberikan kepada kita. Bila kita masih layak untuk masuk surga, maka kita harus dibersihkan dulu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas