Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Katarak - ringkasan dari UpToDate

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan buta sebagian atau total. Lima puluh persen kebutaan diseluruh dunia diperkirakan disebabkan oleh katarak.

Faktor-faktor risiko katarak meliputi usia yang lebih tua, merokok, gaya hidup tidak sehat, konsumsi alkohol, paparan sinar matahari, pendidikan rendah, diabetes melitus, dan inhalasi kortikosteroid dosis tinggi dan sistemik.

Pembentukan katarak biasanya pada kedua mata dan pasien datang dengan keluhan kesulitan mengemudi malam hari, sulit membaca rambu-rambu lalu lintas, sulit membaca tulisan yang kecil. Hal ini seringkali menambah mata minusnya.

Katarak harus diduga pada setiap pasien yang mengeluh penurunan progresif dari penglihatan yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Sebagian besar kasus katarak terjadi pada pasien berusia diatas 60 tahun atau individu yang lebih muda yang memiliki faktor-faktor risiko. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan mata yang menyeluruh; pemeriksaan fundus dengan dilatasi harus dilakukan untuk menyingkirkan kelainan lain yang dapat menurunkan penglihatan.

Operasi katarak adalah prosedur berisiko rendah. Evaluasi sebelum operasi yang berlebihan tidak diindikasikan, tetapi tekanan darah harus dikendalikan pada pasien hipertensi; profilaksis endokarditis tidak perlu. Karena risiko perdarahan rendah, aspirin atau antikoagulan dapat diteruskan pada sebagian besar pasien. 
Keputusan untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan obat-obatan ini harus dibuat sesudah diskusi dengan dokter spesialis mata yang melakukan operasi.

Sindrom pembengkakan iris saat operasi (Intraoperative floppy iris syndrome – IFIS) ditemukan pada pasien yang diobati dengan alfa-antagonis; penting bagi spesialis mata untuk waspada bila pasien mengkonsumsi alfa bloker karena protokol pembedahan khusus dapat digunakan untuk mengurangi resiko terhadap IFIS.

Pembedahan diindikasikan bila gejala katarak mengganggu kemampuan seseorang untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari. Pembedahan biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan dengan anestesi lokal dengan sedasi yang diawasi.

Pembedahan dengan insisi kecil, melibatkan „phacoemulsification“ lensa dan menanamkan lensa intraokuler sintetis, merupakan teknis yang paling sering digunakan untuk operasi katarak di negara-negara maju.

Pengeluaran kapsul luar katarak (Extracapsular cataract extraction – ECCE) termasuk berbagai jenis operasi katarak insisi kecil secara manual dapat dilakukan sesuai dengan kebiasaan spesialis mata atau berdasarkan pada sumber daya yang tersedia di negara berkembang. Pengeluaran kapsul dalam katarak biasanya tidak memungkinkan untuk penempatan lensa intraokuler (IOL) dan memerlukan koreksi kacamata aphakia; hal ini biasanya hanya dilakukan di negara berkembang dan hanya bila tidak ada pilihan penempatan IOL.

Pasien biasanya dilihat pada hari pertama paska operasi, kemudian satu minggu dan satu bulan sesudah pembedahan. Sebagian besar spesialis mata menyarankan pengurangan aktivitas fisik beberapa hari sampai beberapa minggu, meskipun saran ini kurang berdasar. Resep akhir untuk kacamata diputuskan satu sampai tiga bulan kemudian.

Komplikasi yang jarang terjadi meliputi endoftalmitis, salah posisi / dislokasi lensa, udem makula kistoid, dan terlepasnya retina. Ada hubungan antara operasi katarak dan degenerasi makula terkait umur, tetapi hubungan sebab akibat tidak diketahui.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan