Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Ciri-ciri orang yang bertakwa - Majelis Ta'lim Mar'atushsholihah

Sejak hari Senin, 6 Juni 2016 minggu yang lalu, kegiatan tadarus Majelis Ta'lim Mar'atushsholihah ini sudah dimulai. Kegiatan ini diisi dengan mengkhatamkan Qur'an setiap kali pertemuan. Para peserta diminta untuk membaca bagian tertentu dari Qur'an, sehinga dalam pertemuan tersebut semua bagian Qur'an terbaca. Setelah membaca Qur'an ada juga kegiatan tausiyah yang disampaikan oleh penceramah yang diundang.

Pada hari Senin, 13 Juni 2016, topik yang disampaikan oleh penceramah adalah tentang ciri-ciri orang-orang yang Muttaqin (bertakwa) yaitu:

  • Beriman kepada yang ghaib. Dalam bentuk praktisnya penceramah mencontohkan bagaimana ketika seorang ibu merasa tidak nyaman bersama teman-teman yang ngerumpi menandakan adanya keimanan kepada yang ghaib dalam dirinya. Ketika seorang lelaki menahan pandangannya dari melihat aurat wanita juga merupakan tanda keimanan pada yang ghaib.
  • Mendirikan shalat. Kata-kata yuqiimu sama unsurnya dengan iqamah yang dilakukan oleh bilal saat menjelang shalat. Ketika iqamah mengajak jama'ah shalat untuk berdiri, maka ayat ini menunjukkan bahwa sebaiknya mendirikan shalat itu diwujudkan dengan shalat berjama'ah di masjid. Diharapkan ibu-ibu bisa mendorong bapak-bapak untuk menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam mendirikan shalat di masjid.
  • Menginfakkan sebagian rezeki yang Allah berikan. Ayat ini dimulai dengan menyebutkan apa yang sudah Allah berikan untuk kita. Artinya rizki yang Allah berikan kepada kita sangat banyak. Kita tidak perlu menunggu punya uang banyak untuk menyumbang. Kita bisa menyisihkan waktu, membantu menyingkirkan duri dari jalan, kita bisa menyumbang tenaga, kita bisa menggunakan kendaraan yang kita miliki, kita bisa menyumbang uang dan lain-lain. Jadi sebenarnya banyak potensi yang bisa kita gunakan di jalan Allah SWT.
  • Beriman kepada apa yang diturunkan kepada engkau (Muhammad) dan apa-apa yang diturunkan sebelum engkau dan beriman kepada hari akhir. Dari segi urutan, Qur'an didahulukan dari Taurat dan Injil. Ini menunjukkan bahwa kita bisa menggunakan kacamata Qur'an untuk menilai Taurat dan Injil. Keimanan kepada hari akhir, adalah sesuatu yang hilang dalam keyakinan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang Nasrani mereka mengatakan sudah dijamin oleh Yesus. Dalam kacamata Islam keyakinan ini sangat jelas yang hampir tidak ada perdebatan di dalamnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas