Oleh: Ustadz Suriani
Jiddy, Lc
Fenomena syirik
Dan diantara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S. Al Baqarah, 2: 165)
Ayat diatas
menggambarkan syirik ibadah.
Kita sampai pada
kultus individu
Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga
mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia.
Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. At Taubah, 9:
31)
Orang
yang dikultuskan ketika menghalalkan yang diharamkan dan mengharamkan apa yang
dihalalkan, kemudian pengikutnya mengikutinya, maka mereka dikatakan menyembahnya.
Kultus
golongan 30: 31
Apakah
nasionalisme itu termasuk perbuatan syirik?
Bagaimana
dengan:
·
Menyanyikan lagu
kebangsaan
·
Sumpah jabatan
·
Dll
Ungkapan
“Cinta tanah air bagian dari iman” sangat terkenal. Ini adalah hadits palsu. Paham
kebangsaan tidak bisa didasarkan pada ungkapan ini.
Kaidah
1 – penilaian terhadap sesuatu merupakan bagian tak terpisahkan dari persepsi
terhadap sesuatu tersebut
Hukum
kita terhadap sesuatu bergantung pada persepsi kita terhadap sesuatu tersebut.
Kaidah
2 – anggapan didasarkan pada substansi bukan pada sebutan
Apalah
artinya sebuah nama.
Syaikh
Jum’ah Amin Abdul Aziz – Penggunaan istilah sesungguhnya tidak dilarang secara
syar’I jika maksud penggunaan istilah itu bernilai positif dan berguna bagi
kaum muslimin. Beliau mencontohkan penggunaan istilah rahib di malam hari
dan tentara gagah perkasa di siang hari. Rahib itu ahli ibadah dari
orang-orang Yahudi. Ini tidak menjadi persoalan bagi para ulama.
Imam
Ibnu Katsir membawakan sebuah riwayat tentang pertempuran para sahabat
menghadapi bangsa Romawi. Ada sebuah cerita – salah seorang panglima tentara
romawi mengutus seorang nasrani untuk memata-matai pasukan para sahabat. Setelah
dia kembali melaksanakan tugasnya, dia mengatakan: Kulihat mereka kaum yang
ahli ibadah di malam hari dan disiang hari seperti tentara yang gagah perkasa. Demi
Allah, seandainya anak raja mereka mencuri, niscaya mereka akan potong
tangannya. Kalau anak mereka itu berzina, niscaya mereka akan merajamnya.
Seandainya engkau benar dengan apa yang engkau sampaikan, maka perut bumi lebih
baik daripada permukaannya.
Ada
kitab – ruhbanun fi lail tentang shalat malam.
Silang
pendapat terjadi karena sudut pandang yang berbeda terhadap nasionalisme. Saking
takutnya mereka terhadap nasionalisme, mereka tidak mau menyebut nama tempat,
misalnya yang terhormat Bapak Suhardi di bumi Allah. Demikian juga dengan
tempat lahir, mereka menyebutnya di bumi Allah.
Demokrasi
juga menjadi perdebatan. Demokrasii adalah kekuasaan rakyat, termasuk dalam
membuat peraturan / perundang-undangan. Menurut mereka yang bisa membuat
undang-undang adalah Allah.
Ada
yang mengatakan politik adalah tipu daya. Kalau ada ulama berpolitik, mereka
mempertanyakan. Kok Ustadz masuk ke parlemen.
Termasuk
juga masalah tasawuf, seperti masalah wihdatul wujud – bersatunya manusia
dengan Tuhan. Padahal Buya Hamka menyusun buku Tasawuf Modern. Abul A’la Al
Maududi menyusun buku Mabadi‘ Islam yaitu Aqidah, Fiqh dan Tasawuf.
Ini
terjadi karena sudut pandang yang berbeda dalam masalah-masalah tersebut.
Ada
istilah tradisi yang salah, misalnya tipuan kata, seperti
Bunga
adalah istilah yang bagus. Tapi ketika disebut bunga bank, maka artinya
berbeda. Dalam bahasa Arab menyebutnya faa-idah (fawaahid, jamak).
Kata hadiah
itu bagus. Jika kalian saling memberi hadiah maka kalian akan saling mencintai.
Kalau hadiah dikaitkan dengan gratifikasi (suap), maka artinya kurang baik.
Jajan
di warung bagus. Tapi kalau jajan di luar tidak baik.
Pekerja
itu baik. Bekerja adalah ibadah. Tapi kalau Pekerja Seks Komersial, maka itu
menjadi persoalan besar. Apalagi dikomersilkan.
Tamu/klien
artinya baik dan harus dihormati. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir hendaknya memuliakan tamunya. Tapi kalau tamu PSK tidak baik.
Imam
Hasan Al Banna – tradisi yang salah sama sekali tidak merubah hakikat
lafaz-lafaz syar’i (status hukum tidak berubah). Akan tetapi harus dipastikan
batasan makna yang dimaksud. Sebagaimana harus ada sikap kehati-hatian dalam
menggunakan tipuan kata. Yang dijadikan anggapan adalah substansi bukan
istilah.
Lagu
Padamu Negeri.
Padamu
negeri kami berjanji
Padamu
negeri kami berbakti
Padamu
negeri kami mengabdi
Bagimu
negeri jiwa raga kami
Bakti
dalam Hindu
·
Istilah bakti memiliki
arti yang luas yaitu sujud …
Mengabdi dari
bahasa Arab yang artinya ibadah / menyembah. Mengabdi dalam bahasa Indonesia
menjadi melayani.
Insya Allah
menyanyi Padamu Negeri aman-aman saja.
Nasionalisme
dalam Risalah Pergerakan.
Nasionalisme
kerinduan
Jika yang
dimaksud dengan nasionalisme oleh para penyerunya adalah cintah tanah air,
keberpihakan padanya dan kerinduan yang terus menggebu terhadapnya, maka hal tu
sebenarnya sudah tertanam dalam fitrah manusia. Lebih dari itu Islam juga
menganjurkan yang demikian. Sesungguhnya Bilal yang telah mengorbakan segalanya
demi aqidahnya, adalah juga Bilal yang suatu ketika di negeri Hijrah
menyenandungkan bait-bait puisi kerinduan yang tulus terhadap tanah asalnya,
Mekah.
Nasionalisme
kehormatan dan kebebasan
Jika yang mereka
maksudkan dengan nasionalisme adalah keharusan berjuang membebaskan tanah air
dari cengkeraman imperialisme, menanamkan makna kehormatan dan kebebasan dalam
jiwa putera-putera bangsa, maka kami pun sepakat tentang itu. Islam telah
menegaskan perintah itu dengan setegas-tegasnya. Al Munafiqun: 8, 4: 141
Nasionalisme
kemasyarakatan
Jika yang mereka
maksudkan dengan nasionalisme adalah memperkuat ikatan kekeluargaan antara
anggota masyarakat atau warga negara serta
menunjukkan kepada mereka cara-cara memanfaatkan ikatan itu untuk
mencapai kepentingan bersama, maka di sini pun kami sepakat.
Nasionalisme
pembebasan
Jika yang mereka
maksudkan dengan nasionalisme adalah membebaskan negeri-negeri lain dan
menguasai dunia, maka itu pun telah diwajibkan oleh Islam. Islam bahkan
mengarahkan para pasukan pembebas untuk melakukan pembebasan.
Nasionalisme
kepartaian
Tapi jika yang
mereka maksudkan dengan nasionalisme itu adalah memilah umat menjadi
kelompok-kelompok yang saling bermusuhan dan berseteru satu sama lain,
mengikuti sistem-sistem nilai buatan manusia yang diformulasi sedemikian rupa
untuk memenuhi ambisi pribadi – sementara musuh mengeksploitasi masayarakat
untuk kepentingan mereka …. Maka itu pasti nasionalisme yang tidak bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!