Navigating Integrity Zone Development: A Hospital's Journey

Gambar
 This storyboard chronicles the efforts of a medical services head tasked with understanding and implementing an integrity zone at RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Hospital. Over one evening, they delve into the self-assessment form required for the integrity zone's development, consulting ChatGPT for clarification on complex issues and drafting essential documents. By morning, they are ready to lead a staff assembly, outlining the steps necessary to foster a culture of integrity within the hospital. On April 17, 2024, the director of RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo assigned the head of medical services to attend a socialization meeting for the integrity zone development. Searching for foundational documents for the integrity zone at night, finding the self-assessment form. Exploring the self-assessment questions, using ChatGPT to understand the complicated parts. Asking ChatGPT for advice on: Team Decree (SK Tim Kerja), Work Plan (Rencana Kerja), Change Agents (Agen Perubahan),

Kajian Surat As-Saf 1-4

Oleh : Nouman Ali Khan

Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. As-Saff, 61: 1)

"Sabbaha" berasal dari kata "sabbaaha" yang secara bahasa berarti berenang atau mengambang. "Tasbih" artinya membuat sesuatu berenang atau membuat sesuatu mengambang. Tasbih artinya mengucapkan sesuatu tentang Allah yang sesuai dengan-Nya (mengungkapkan kebesaran Allah, kasih sayang Allah, kekuatan-Nya, keunikan-Nya) dan kita mempertahankannya. Kita tidak mengucapkan sesuatu yang membuat status tersebut menurun. 

"Subhan" adalah menolak mengucapkan sesuatu yang merendahkan Allah, tidak sesuai dengan-Nya. Ini adalah kata yang diucapkan oleh Qur'an ketika orang-orang mengungkapkan sesuatu yang tidak sesuai tentang Allah SWT. Jadi ucapan tasbih ini mempertahankan posisi Allah tetap mulia. Ucapan yang mengungkapkan bahwa Allah bebas dari kesalahan. 

Tasbih lebih kepada bagaimana kita mempertahankan kebesaran Allah sebagaimana seharusnya. Hal ini lebih kepada ciptaan dibandingkan dengan pencipta. Sebagian nama Allah merujuk padanya. Tasbih ini lebih merujuk pada kita. Allah tidak menyebut dirinya al-musabbah. Kata "subhanallah" merujuk pada kita mendeklarasikan kesempurnaan Allah, kita menyebut kesempurnaan Allah. Kita harus melakukan segala sesuatu yang mampu kita lakukan untuk tidak mengucapkan sesuatu yang merendahkan kesempurnaan Allah. 

Allah mengatakan bahwa semua apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa mengucapkan sesuatu yang mengungkapkan kesempurnaan Allah. Mereka bukan sekedar bertasbih tapi juga mematuhi semua apa yang diperintahkan kepada mereka. Malam tidak akan mendahului siang dan siang tidak akan mendahului malam. Semua ini adalah bentuk "tasbih". 

Kita sebagai orang-orang yang beriman senantiasa mengucapkan takbir, tasbih dan tahmid kepada Allah SWT. Tapi kemudian dalam ayat berikutnya Allah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Q.S. As Saff, 61: 2)

Allah mengkritik orang-orang yang beriman. Alam semesta, mereka bertasbih kepada Allah dan mereka tunduk kepada Allah sesuai dengan tasbih tersebut. Sedangkan kita tasbih kepada Allah tapi tidak hidup dengan tasbih tersebut. Kita mengucapkan Allahu Akbar tapi Allah tidak menjadi sesuatu yang terbesar dalam kehidupan kita. Kita mengucapkan astaghfirullah, tapi tindakan kita menunjukkan seolah-olah kita tidak perlu dengan ampunan tersebut. Kita mengucapkan tasbih, tapi kita melakukan hal-hal yang jelas bertentangan dengan perintah Allah. 

Ketika India masih berada dalam jajahan Inggris, mereka mengijinkan orang Islam dan orang Hindu untuk melakukan ibadah mereka. Ketika orang Islam mengumandangkan adzan, Allahu Akbar, Allahu Akbar .... salah seorang tentara berkata kepada komandannya, "Apakah kita harus menghentikan ucapan tersebut? Ucapan tersebut seolah-olah menunjukkan bahwa mereka masih berkuasa disini? Komandannya menjawab, "Biarkan saja, mereka tidak mengerti apa yang mereka ucapkan".

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S. As Saf, 61: 3)

"Maqt" adalah kebiasaan yang paling menjijikkan yang dilakukan oleh orang Arab pada masa lampau. Salah satu kebiasaan yang dilarang oleh Islam adalah "zihar". Salah satu "maqt" di zaman dulu adalah seseorang memiliki beberapa istri. Para istri tersebut memiliki anak-anak. Ketika dia meninggal anak tertuanya mengatakan bahwa dia mewarisi bapaknya dan dia juga mewarisi semua ibu tirinya. 

Contoh sederhana untuk kondisi kita saat ini adalah dalam setiap shalat kita mengucapkan "tunjukilah kami jalan yang lurus". Tapi dalam keseharian, kita justru menunjukkan sikap ketidakpatuhan pada perintah Allah SWT. Kadang-kadang dengan sesuatu yang sangat jelas dilarang seperti "khamr", ketika dia mengkonsumsinya, dia masih minta kepada Allah untuk memberinya petunjuk. Ini adalah bentuk kemunafikan yang membuat Allah merasa jijik terhadapnya.

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S. As Saff, 61: 4)

Dari semua yang ingin kita pertahankan dalam kehidupan ini, yang tertinggi adalah kehidupan kita. Berperang di jalan Allah artinya kita siap untuk mengorbankan jiwa kita. 

"Saffan" (dalam barisan yang teratur) - Allah menginginkan kita untuk disiplin. Kita menemukan "saff" dalam salat. Salat seperti disiplin militer. Ada komandan dan ada anak buah. Ketika komandan memerintahkan sesuatu, anak buah mengikutinya. Kedisiplinan seperti itu tertanam dalam ibadah yang kita lakukan. Jadi kita sudah dilatih untuk menjadi orang yang teratur, terorganisir. 

Ibadah mengajarkan kita untuk disiplin. Sayang hal tersebut tidak kita lihat pada orang-orang yang mengerjakan haji. Coba lihat bagaimana kita memarkir kendaraan kita. Bagaimana kita antri. 

"Saf" diungkapkan untuk menunjukkan bagaimana pentingnya untuk berada dalam barisan. Bila barisan tidak disiplin, maka hal tersebut akan membahayakan seluruh pasukan. 

Militer memiliki disiplin yang terbaik di dunia. Salah satu alasan orang tua mengirim anaknya ke militer, disamping alasan ekonomi adalah agar mereka belajar disiplin. Mereka belajar untuk menghargai orang lain. Orang yang bergabung dalam militer menjadi kebanggan bagi keluarga. 

Dalam surat ini, Allah tidak bicara dengan militer Islam, tapi Allah bicara dengan seluruh umat. Militer punya cara untuk membuat prajurit disiplin, karena kurangnya disiplin dapat mengakibatkan kematian di medan pertempuran. Contohnya adalah pada perang Uhud, ketika ada yang tidak patuh dengan perintah Rasulullah, maka hal tersebut mengakibatkan banyak sahabat yang syahid. 

Kita tidak bisa menjadi disiplin tanpa latihan tentangnya. Sebenarnya berbagai ibadah mengajarkan kita untuk disiplin yaitu untuk melakukan sesuatu sesuai dengan waktunya. Misalnya kita dilatih untuk adzan pada waktunya, shalat pada waktunya, puasa pada waktunya, haji pada waktunya. Masing-masing punya waktunya. Masing-masing ibadah terkait dengan disiplin. Jadi kedisiplinan dikaitkan dengan keimanan. 

"Bangunan yang tersusun kokoh" terdiri dari batu bata. Batu bata tersebut disatukan dengan semen. Masing-masing batu bata punya tempatnya. Ada bata yang dibawah, ada yang diatas, ada yang dikiri dan ada yang dikanan. Tidak ada batu bata yang boleh pindah dari tempatnya. Bila batu bata disusun tanpa semen diantaranya maka itu bukan bangunan yang kokoh. Jadi kita tidak cukup punya batu bata tapi kita juga harus punya semen (tidak cukup dengan bunyan tapi juga harus ada marsus). Jadi harus ada yang mengikat kita satu sama lain. Ikatan diantara kita adalah ikatan Allah, "berpeganglah kamu kepada tali agama Allah" (Q.S. Ali Imran, 3: 103).

Setiap Muslim yang memperjuangkan Islam, tahu posisi mereka. Mereka seperti batu bata. Mereka tahu peran yang harus mereka mainkan. Mereka tidak tertarik untuk dipromosikan atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Mereka ingin melakukan yang terbaik dalam posisi yang mereka miliki. Ini adalah ide dari disiplin. 

Jadi anggota masyarakat, organisasi, masing-masing tahu apa yang harus mereka kerjakan. Dan mereka saling terikat satu sama lain. Ketika anda pergi haji dengan seseorang, anda akan berteman dengannya seumur hidup. Ketika anda berjuang dengan seseorang, anda akan berteman dengannya seumur hidup. Orang yang sama-sama berhasil selamat dari kecelakaan pesawat, kecelakaan bis, kecelakaan kapal atau dari kesulitan, mereka akan berteman seumur hidup. Jadi ketika kita sama-sama memperjuangkan Qur'an, maka hal tersebut akan menciptakan ikatan persaudaraan. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan