Hal-hal yang dapat merusak investasi - Nouman Ali Khan

Gambar
  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ  ۖ  فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا  ۖ  لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا  ۗ  وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ  ‎   Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah, 2: 264) Kalau Anda memberi dan mengharapkan sesuatu dari pember

Berbagai macam tawasul


Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc

Dalam kajian Kitab Tauhid Bab 51 – Menetapkan al-asma’ al-husna hanya untuk Allah dan tidak menyelewengkannya, diungkapkan firman Allah:

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al Qur'an, 7: 180)

Menurut Ibnu Abbas, orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya adalah menjadikan asma-asma Allah untuk berhala-berhala mereka, misalnya Al Laata yang berasal dari al-ilah dan al-uzza yang berasal dari al-aziz. Ini termasuk tauhid asma dan sifat.

Kandungan bab ini:
  1. Wajib menetapkan asma Allah (sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya)
  2. Semua asma Allah adalah husna (Maha Indah). Husna berasal dari kata hasan yang artinya baik. Allah selalu sesuai dengan nama-Nya. Sedangkan manusia belum tentu sesuai dengan namanya.
  3. Diperintahkan untuk berdo’a dengan menyebut asma husna-Nya. Topik ini masuk di dalamnya masalah tawasul. Tawasul ada tiga:

Tawasul yang disepakati kebolehannya:
  • Tawasul dengan amal saleh. Ketika berdo’a kita menyebut amal kebaikan yang kita banggakan. Dalilnya kisah 3 orang yang terjebak dalam goa. Masing-masing menyebutkan kebaikannya sehingga mereka bisa keluar dari goa. Contoh salah seorang ulama dari Kuwait – Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq. Beliau punya bapak yang sakit lumpuh, sampai-sampai BAB dan BAK di kasur. Saat bapaknya BAB kotorannya ditampung di tangan. Anak-anaknya semuanya sangat berbakti kepada beliau. Kalau kita amal kebanggan, kemudian kita sebutkan didalam do’a, ini menjadi sebab cepatnya dikabulkan do’a.
  • Berdo’a dengan Allah SWT dengan menyebutkan asma’-nya. Ya Allah, Zat yang Maha Pemberi Rizki, berikanlah aku rizki yang banyak.
  • Tawasul dengan meminta do’a kepada orang saleh yang masih hidup.

Tawasul yang para ulama menyepakatinya tidak membolehkan karena termasuk tawasul orang-orang musyrik
Tawasul dengan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Orang yang sudah meninggal tidak bisa berdo’a. Do’a adalah amal perbuatan. Setelah orang mati, terputuslah amalnya. Orang meninggal tidak bisa berdo’a untuk dirinya sendiri. Syaikh Muhammad Al Ghazali, melihat seorang laki-laki datang ke sebuah kuburan, meminta kepada penghuni kubur untuk membantu istrinya yang sedang melahirkan. Beliau berkata: bapak meminta apa. Orang tersebut menyebutkan maksudnya. Beliau mengatakan: Tidak bisa Pak, orangnya sedang pergi. Teman ustadz melihat salah seorang jama’ah mendekati makam Nabi memasukkan kertas. Kemudian didekati oleh teman ustadz. Lalu ditanyakan apa yang dia lakukan. Orang tersebut mengatakan bahwa dia mengirim surat kepada Rasulullah. Teman ustadz menanyakan apakah pakai perangko, orang tersebut menjawab tidak. Teman ustadz mengatakan bahwa suratnya tidak akan sampai.

Tawasul yang diperselisihkan
Berdo’a dengan menyebut kedudukan seorang saat berdo’a. Ya Allah, berikanlah aku rizki dengan kedudukan Muhammad Rasulullah SAW. Atau menyebutkan kedudukan orang saleh. Termasuk ucapan – Ya Rabbi bil mustafa, balligh ma qasiidana. Imam Hasan Al Banna menyebutkan bahwa ini adalah masalah fiqh. Ada ulama yang membolehkan, ada yang tidak membolehkan.

Diperintahkan meninggalkan orang-orang yang menentang asma-asma-Nya dan menyelengkannya. Contohnya orang-orang mu’tazilah.

Ancaman terhadap orang-orang yang menyelewengkan asma al husna Allah dari kebenaran. Ada amalan tertentu: kalau kita mau diluaskan rezeki, baca Ya Razaq 1.000 kali. Ini tidak ada tuntunannya. Ada ulama yang menyebutkan ini makruh. Menyebut nama Allah tanpa ada maksudnya. Tidak ada contohnya dari Rasulullah. Ada buku: Khasiat Asma’ul Husna. Misalnya berminat terpilih saat pilkada membaca Ya Malik 1.000 kali.

Ziarah kubur bertujuan untuk menziarahi orang tersebut dan mendo’akan orang yang dikubur. Berdo’a dengan menyebutkan Allah sebagai rabb para malaikat, para rasul, dibolehkan.

Terhadap masalah yang diperselisihkan:
Kita tidak boleh memastikan bahwa ini yang benar. Kalau kita membenarkan salah satunya, kita akan mengingkari yang lain. Fiqh dipenuhi dengan hal-hal yang diperselisihkan. Misalnya masalah thaharah, apakah air musta’mal itu boleh digunakan atau tidak. Masalah najis, apakah semua jenis binatang kotorannya najis atau tidak. Menyikapinya dengan berlapang dada. Kalau Allah inginkan, Allah akan menetapkannya.

Seluruh penghuni langit dan bumi mendo’akan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan