|
Ustadz Suriani Jiddy, Lc |
Tadabbur 40 Hadits - Pembahasan Hadits ke-2 - Perjalanan ruh manusia
Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc
Dari Al-Barra bin
Azib : mendampingi jenazah orang Anshar, Rasulullah bersabda,
Mintalah
perlindungan kepada Allah dari adzab kubur. Beliau ulangi dua atau tiga kali.
Kemudian beliau berdo’a, „Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur“
(tiga kali)
Ruh orang beriman
Dicabut dengan halus, dibungkus dengan pembungkus yang wangi, kemudian dibawa ke langit. Pintu langit dibukakan. Kemudian diletakkan kembali dalam jasad di dalam kubur. Kemudian ditanya oleh malaikat penjaga kubur. Dia bisa menjawab sebagaimana firman Allah:
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (Q.S. Ibrahim, 14: 27)
Ruh orang kafir
Ketika ruh yang
buruk dibawa ke pintu langit, tidak dibukakan. Ketika itu Rasulullah membaca ayat
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.(Q.S. Al A'raaf, 7:
40)
Ruhnya dilembar ke jasadnya. Rasulullah
membaca ayat
dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (Q.S. Al Haj, 22: 31)
Makna 'abdun artinya
Pertama: makhluk.
Apapun agama dan keyakinannya.
Kedua: dikhususkan
untuk hamba-hamba Allah yang saleh. Contohnya:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. Al Isra',17: 1)
Dalam ayat ini Rasulullah disebut
hamba.
Dalam hadits Qudsi,
Allah berfirman: Aku tergantung pada bagaimana persangkaan hambaku kepadaku
(beriman atau tidak beriman). Dalam hadits Qudsi lain: telah kusediakan bagi
hamba-hambaku yang saleh, sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak
pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh hati.
Orang kafir, di alam
barzakh pun masih berdusta. Ketika ditanya oleh malaikat di kubur tentang siapa
yang diutus kepada mereka, mereka menjawab: saya tidak tahu.
Di dalam neraka
ketika ditanya tentang apakah pernah diturunkan kepada mereka seorang pemberi
peringatan , mereka menjawab pernah namun mereka mendustakannya.
Orang kafir di
dalam kuburnya tidak ingin kiamat disegerakan, sebagaimana sabda Rasulullah:
….. apa-apa yang dihadapi oleh orang-orang kafir dalam kubur lebih berat
Dari Syaikh
Shalih Munajjid mengutip ucapan Ibnu Taimiyah:
Ruh manusia akan
kekal abadi setelah meninggalkan badan. Ruh itu naik. Ruh mu’min naik sampai
langit ke tujuh. Ruh kafir naik, tapi pintul langit tidak dibukakan. Setelah
itu turun ke bumi, kemudian ruh itu dikembalikan ke badan. Bagaimana
kembalinya, tidak perlu ditanyakan.
Riwayat lain: ruh yang
baik berada dalam jasad yang baik. Jadi antara ruh dan jasad tidak bisa dipisahkan.
Ruh, nafsu, aqlu,
dan qalbu. Ruh itu roh. An-nafsu biasa diterjemahkan dengan jiwa. Al-aqlu,
akal. Qalbu – hati. Istilah ini kadang punya arti sendiri, kadang punya
substansi yang sama.
Dihari kiamat
tidak bermanfaat anak dan harta, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan
qalbin salim. Qalb ini bisa diterjemahkan sebagai ruh, jiwa dan hati.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!