Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Surat Al-Baqarah ayat 15-16

Oleh Nouman Ali Khan

Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. (Q.S. Al-Baqarah, 2: 15)

Ketika orang-orang munafik mengatakan bahwa mereka mengolok-olok (ayat 14), Allah langsung membalas olok-olokan mereka (ayat 15). Allah membuat mereka tetap dalam kondisi mereka saat ini. Mereka ingin tidak patuh, Allah membiarkannya. Ini seperti seorang guru yang membiarkan anak muridnya makin nakal, kemudian dia memanggil orang tuanya dengan ancaman dia akan dikeluarkan dari sekolah karena nakalnya. Contoh lain adalah seekor anjing yang diberi tali yang panjang 100 meter. Anjing tersebut akan berlari dengan senangnya, dia akan makin kencang. Tapi ketika pada meter yang ke seratus, tiba-tiba dia tersangkut oleh tali di lehernya.

Qur'an turun selama puluhan tahun. Selama bertahun-tahun Rasulullah menyampaikan Qur'an dan Hadits secara bergantian. Tapi dengan mudah para sahabat dan kita bisa membedakan antara Qur'an dan Hadits. 

Dalam bahasa Arab "madda" dan "amadda" artinya memperluas. Orang Arab mempergunakan kedua kata tersebut secara bergantian. Dalam Qur'an, bila Allah memberikan karunia kepada manusia, Ia menggunakan "amadda". Tapi untuk yang lainnya, termasuk memberikan hukuman kepada orang-orang kafir, Allah menggunakan "madda". Ini konsisten selama 23 tahun Qur'an diturunkan kepada manusia. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

"Ya'mahun" artinya syok (shock) atau ragu-ragu. Mereka syok setiap kali ayat Qur'an turun. Mereka ragu-ragu untuk ikut Allah dan Rasul-Nya. Mereka menghindari kontak mata dengan Rasulullah, seperti murid yang datang terlambat di kelas, akan menghindari kontak mata dengan dosennya. 

Kata "'ammah" dengan "'amma" yang artinya buta. Jadi "ya'mahun" artinya mereka yang buta, yang tidak bisa berpikir dengan jernih. Hati mereka menjadi buta. 

Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (Q.S. Al-Baqarah, 2: 16)

Kata "bil huda" menunjukkan bahwa orang-orang munafik tersebut memiliki "huda" (petunjuk) dalam diri mereka, namun mereka membeli kesesatan dan sebagai alat belinya adalah "petunjuk" yang mereka miliki. 

Perniagaan mereka tidak beruntung karena tidak mungkin orang menunjukkan dirinya beriman, tapi tidak hidup dengan iman tersebut. 

Kata "ihtada" artinya berpegang kuat kepada petunjuk. Jadi terjemahan yang tepat untuk akhir ayat diatas adalah: mereka tidak termasuk orang yang berpegang kuat kepada petunjuk. 

Ayat-ayat diatas dapat digunakan untuk orang-orang munafik dan orang-orang Yahudi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas