Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Jalan-jalan ke Panamas

Feri Murung Keramat
Perjalan dimulai dari Feri Murung Keramat. Feri ini terletak di ujung Jalan Jendral Sudirman, Kuala Kapuas. Daerah ini lebih sering disebut sebagai Ujung Murung. Saat duduk di feri, admin ditegur oleh pengemudi feri, rupanya mantan mahasiswa Akper Pemkab Kapuas. Dia bercerita bahwa dia bersama kakaknya yang juga lulusan Akper Pemkab Kapuas mengelola feri milik orang tua mereka.

Sesampainya di seberang, admin menyempatkan diri untuk mampir ke PT. Karya Sejati, minta izin untuk bisa meliput tentang kegiatan di pabrik pengolahan karet ini. Sayangnya karena tidak ada pimpinannya, izin tidak bisa diberikan oleh petugas.

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati bagian samping dari pabrik ini. Admin tertarik dengan bangunan yang ada diujung jalan yang terbuat dari ulin, sebagaimana gambar dibawah ini:
Bangunan diujung jalan ulin di Murung Keramat
Bila belok kiri, maka kita akan kembali ke Murung Keramat. Bila belok kanan, maka kita akan menuju ke Panamas. Admin belok kanan. Jalan antara Murung Keramat dan Muara Terantang cukup bagus tapi dibagian ujungnya banyak yang rusak.

Sebelum Muara Terantang, admin sempat memetakan Langgar Nor Jannah, namun tidak segera disetujui oleh Google Maps. Setelah itu admin mampir untuk shalat Zuhur di Masjid Nurul Iman Muara Terantang.

Perjalanan dilanjutkan ke Panamas. Jalannya sangat rusak. Sepeda terpaksa dituntun daripada sakit pantatnya.
Jalan antara Muara Terantang dan Panamas
Setibanya di Panamas, admin langsung menuju ke Puskesmas Panamas lewat jalan belakang, karena menurut keterangan salah seorang warga, jalan yang di pinggir Handil Panamas kurang bagus. Di tengah perjalanan admin sempat memetakan Madrasalah Aliyah Abnaurrasyidin, namun belum mendapat persetujuan dari Google Maps.

Admin sempat kelewatan dan sampai di jalan yang tiba-tiba mengecil. Rupanya puskesmas ada di tepi Handil Panamas. Admin mampir dulu ke Rumah Tunggu Kelahiran Puskesmas Panamas.
Rumah Tunggu Kelahiran Puskesmas Panamas
Admin sempat berbincang dengan bidan yang menghuni rumah tunggu persalinan tersebut. Sejak diresmikan pada bulan November 2016 yang lalu, mereka sudah membantu tiga persalinan di tempat ini. Setelah itu admin menuju ke Puskesmas Panamas.
Puskesmas Panamas
Tampak bahwa puskesmas ini sedang mempersiapkan diri untuk akreditasi. Sendal-sendal petugas ada di dekat tangga masuk. Lantainya pun bersih. Banyak poster penyuluhan tertempel di depan puskesmas.

Setelah memetakan puskesmas ini di Google Maps, admin mencoba menempuh jalan pulang melalui tepi Handil Panamas. Rupanya jalan ini sangat rusak ditambah lagi pada beberapa bagian ilalang mempersempit jalan dan belum ada jembatan yang permanen.

Dalam perjalanan tersebut admin melihat banyak jamban cemplung yang ada di pinggir handil.
Jamban cemplung di Handil Panamas
Admin juga bertemu dengan warga yang sedang memperbaiki klotoknya yang bocor.
Warga yang sedang memperbaiki klotok
Saat melewati anak-anak yang sedang bermain, ada diantara mereka yang mengatakan bahwa jalannya tidak bisa dilewati. Rupanya ada jembatan yang terbuat dari tiga buah kayu galam dan tenggelam saat air pasang sehingga terkesan jalannya putus. Saat melewati jembatan galam tersebut admin harus mengangkat sepeda. Setelah bertemu dengan jalan yang bagus, serasa melihat peradaban kembali.
Jalan bagus setelah jalan rusak
Setelah sampai di tepi Sungai Kapuas, admin langsung ke Feri Panamas. Tapi ferinya sedang berada di seberang. Admin harus menunggu selama setengah jam. Sambil menunggu admin menikmati "Es Teh" yang di jual di warung dekat feri serta membuat foto panorama dari feri tersebut.

Saat adzan Maghrib berkumandang datanglah feri yang akan menyeberangkan kami ke Jalan Kalimantan. Dari feri tersebut admin mengambil gambar cahaya dari matahari yang sudah tenggelam.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan