Oleh: Abrar Harun
Ada kata yang ditakuti oleh orang yaitu “kafir”.
Yang dilarang adalah menuduh orang sebagai kafir secara sembarangan. Tapi
menunjukkan karakter kafir itu tidak apa-apa. Fasik dan zalim adalah karakter
yang akan mendorong kepada kekafiran.
Kafir dari kata “kafara” artinya menutupi.
Jadi kufur itu adalah menutupi kebenaran. Kata lain dari „kafir“ adalah
mengingkari.
( 31 ) Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
( 32 ) Katakanlah: "Taatilah
Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir".
(Q.S. Ali Imran, 3: 31-32)
Dalam ayat ini salah satu karakter kafir
adalah „berpaling dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya“.
La yuhibbu itu artinya Allah itu murka. Kalau
Allah murka, maka Allah akan mendatangkan bencana. Kalau suatu kaum sudah
merata ketidaktaatannya, maka Allah akan mengganti kaum tersebut dengan kaum
yang lain.
Pendorong kekafiran diantaranya adalah
kefasikan. Kefasikan adalah segala sesuatu yang mendorong pada dosa.
Fasaqa secara bahasa artinya keluar dari jalur
yang benar. Fasiq adalah mengerjakan segala sesuatu yang dilarang dan
meninggalkan segala sesuatu yang diperintahkan.
Pendorong kedua adalah zalim. Zalim adalah
segala tindakan yang merugikan makhluk Allah.
Pendorong berikutnya adalah munafik.
Tanda-tanda munafik ada tiga: kalau ngomong dusta, kalau dia diberikan amanah
khianat, ketika berjanji tidak ditepati. Munafik yang paling berbahaya adalah
berada diantara kaum muslimin tapi dia mendukung orang-orang yang memusuhi
Allah dan Rasul-Nya.
Kita mulai dari fasik yang ringan.
( 19 ) Dan janganlah kamu seperti
orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada
mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (Q.S. Al Hasyr, 59: 19)
Dalam suatu acara, tukang masak tidak shalat Zuhur,
Ashar, Maghrib dan Isya maka dia melakukan kefasikan.
Ketika begitu cinta dengan klub sepakbola,
ketika kalah, kena serangan jantung, meninggal. Maka dia meninggal dunia dalam
keadaan lupa kepada Allah.
Pada tahun kesedihan, Rasulullah berduka. Untuk
menghibur Rasulullah, para sahabat menyambut beliau sambil berdiri. Tapi
Rasulullah melarang mereka untuk memperlakukannya seperti orang-orang
memperlakukan Nabi Isa, SAW.
( 188 ) Katakanlah: "Aku
tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak
kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang
ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan
ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa
berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (Q.S. Al A’raaf, 7: 188)
Setiap ada kata Qul, Rasulullah diperintah
untuk menerangkan kepada umatnya.
Rasulullah tidak mengetahui yang ghaib. Jadi
kecintaan yang membawa kultus akan membawa kepada kefasikan.
Fasik yang ringan kedua.
( 6 ) Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(Q.S. Al Hujurat, 49: 6)
Tabayyun adalah teliti dengan seksama. Bijahala
– jangan ambil keputusan dengan kebodohan. Fatusbihu – terus menerus.
Gambar hidup atau gambar mati ketika wanita
menampakkan auratnya, maka itu berdosa. Maka ketika ada produk sabun yang
menunjukkan aurat wanita, maka belinya adalah suatu kefasikan. Maka kaum
Muslimin diharapkan untuk membuat alternatifnya.
Dalam tabayyun terhadap produk yang dijual
kepada kita, maka kita menjadi konsumen yang menyumbang untuk kegiatan
misionaris. Kekuatan kaum Muslimin yang besar tersebut kita abaikan.
( 11 ) Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim. (Q.S Al Hujurat, 49: 10)
Kita terjebak dengan kesukuan. Ketika dia
Muslim, maka dia adalah saudara kita sendiri.
Mengapa Allah khusus menyebut wanita. Wanita
kalau gabung dua orang, mereka cenderung meng-gosip. Ketika di masjid
membicarakan masalah fiqih jangan bicarakan orangnya.
Jika kita mencela sesama mu’min berarti kita
mencela diri sendiri. Ada orang yang diberi gelar Utuh Cumi, karena biasa
menjual cumi.
Tanya Jawab
Tanya: Bagaimana kalau orang tersebut senang
dengan gelar tersebut?
Jawab: kalau orang tersebut senang dengan
gelar tersebut tidak masalah.
Tanya: Nama tasmiyah beda dengan nama saat
tua, mana yang kita gunakan.
Jawab: Tiru cara Imran memberikan nama kepada
Maryam.
( 36 ) Maka tatkala isteri 'Imran
melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku
melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang
dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya
serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang
terkutuk". (Q.S. Ali Imran, 3: 36)
Setelah memberikan nama, doakan sebagaimana do’a
Rasulullah.
Umumkan lagi nama yang kedua.
Tanya: Ada kiyai yang mendukung Ahok,
bagaimana sikap kita?
Jawab:
( 118 ) Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di
luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari
mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar
lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
(Q.S. Ali Imran, 3: 118)
Apalagi ada ulama yang mengatakan bahwa Al Maidah,
5: 51 sudah tidak berlaku lagi. Padahal Allah berfirman:
( 115 ) Telah sempurnalah kalimat
Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat
merubah rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendenyar lagi Maha
Mengetahui. (Q.S. Al An’aam, 6: 115)
Tanya: bagaimana dengan haul
Jawab: ada buku saya yang mengenai
ibadah-ibadah non Muslim yang dilaksanakan oleh Islam. Kecintaan kepada Nabi
saja tidak boleh melebihi kecintaan kepada Allah. Guru Bakri saat membaca
Sabilal Muhtadin, sampai bab Jinayat yang memakruhkan dan membid’ahkan
makan-makan di rumah orang yang meninggal, beliau tidak mau membacanya.
Dalam agama Hindu ada upacara pada hari 1, 3,
7, 40 dimana hari-hari itu adalah hari dimana ruh akan melakukan reinkarnasi.
Maulana Malik Ibrahim mengganti ritual mereka dengan tahlil, tapi akhirnya
kebiasaan itu sulit untuk dihilangkan. Ini menjadi tradisi.
( 170 )
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".
"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". (Q.S. Al
Baqarah, 2: 170)
Kemudian mereka mengatakan bahwa tidak mungkin
orang banyak akan salah:
( 116 ) Dan jika kamu menuruti
kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan
mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (Q.S. Al An’aam, 6: 116)
Ada lagi yang beralasan cinta guru:
( 24 ) Katakanlah: "jika
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya
dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik. (Q.S. At Taubah, 9: 24)
Ada orang yang cinta
pada Rasul secara berlebihan. Misalnya mengatakan beliau sebagai “penghapus
dosa”.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!