Industri Tembakau Ancam Kesehatan dan Ekonomi Indonesia

Gambar
Gambar ini dibuat oleh ChatGPT dengan prompt artikel di bawah ini Industri tembakau tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi dan ketergantungan generasi mendatang. Industri tembakau berusaha menggagalkan kebijakan kesehatan. Rokok berdampak buruk pada lingkungan. Industri rokok juga menggunakan uang kotor untuk mempengaruhi, menyebarkan narasi menyesatkan, memanfaatkan celah hukum, dan berupaya untuk menghambat pengendalian tembakau. Kampanye WHO bertujuan untuk mengungkap taktik industri tembakau dalam mempengaruhi kebijakan kesehatan yang akan berdampak pada generasi mendatang. WHO mendukung kaum muda di seluruh dunia, yang telah meminta industri tembakau untuk berhenti mempengaruhi kebijakan kesehatan dan berhenti menargetkan mereka dengan produk baru yang berbahaya, sambil menjanjikan masa depan yang lebih baik. Beberapa taktik industri tembakau untuk memenangkan pengaruh dan mempengaruhi kebijakan kesehatan antara lain: mengklaim memilik

Masyarakat Kapuas belanja rokok Rp 461 milyar setahun



Bila sub titel bahasa Indonesia tidak muncul klik "CC" pada bilah bawah video.

Video diatas menggambarkan bahwa perokok di Indonesia akan naik dari 73 juta menjadi 97 juta orang sampai tahun 2025. Perlu kerja keras dari semua pihak untuk menahan laju perokok ini.

Angka 461 milyar diatas diambil dari perhitungan sebagai berikut:

  • Persentase penduduk Indonesia yang merokok tahun 2013 adalah 36,3%
  • Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas tahun 2015 adalah 348.049 orang
  • Harga rokok sebungkus diambil rata-rata Rp 10.000
  • Diambil asumsi rata-rata satu orang merokok satu bungkus sehari
Jadi perhitungannya: 36,3% x 348.049 x Rp 10.000 x 365 (hari dalam setahun) - Rp 461.147.522.550.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

3 Penyebab Isra' Mi'raj