Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Masyarakat Kapuas belanja rokok Rp 461 milyar setahun



Bila sub titel bahasa Indonesia tidak muncul klik "CC" pada bilah bawah video.

Video diatas menggambarkan bahwa perokok di Indonesia akan naik dari 73 juta menjadi 97 juta orang sampai tahun 2025. Perlu kerja keras dari semua pihak untuk menahan laju perokok ini.

Angka 461 milyar diatas diambil dari perhitungan sebagai berikut:

  • Persentase penduduk Indonesia yang merokok tahun 2013 adalah 36,3%
  • Jumlah penduduk Kabupaten Kapuas tahun 2015 adalah 348.049 orang
  • Harga rokok sebungkus diambil rata-rata Rp 10.000
  • Diambil asumsi rata-rata satu orang merokok satu bungkus sehari
Jadi perhitungannya: 36,3% x 348.049 x Rp 10.000 x 365 (hari dalam setahun) - Rp 461.147.522.550.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas