Berbagi Berkah di Bulan Ramadhan - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Kapuas

Gambar
Kuala Kapuas, 5 April 2024 Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia DPD PPNI Kab. Kapuas, pada Ramadhan 1445H tahun ini berbagi Berkah Ramadhan dengan Tema "Jum'at Berkah Ramadhan"  Kegiatan ini dihimpun dari sumbangan anggota PPNI dan beberapa donatur, jumlah yang dibagikan 1.400 item terdiri dari beras, gula, minyak goreng, telur, nasi kotak dan takjil adapun sasaran ditahun ini, Rumah Singgah, Panti Asuhan, fakir miskin dan dhuafa. Foto, video dan tulisan merupakan kiriman Bapak M. Hipni

Manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir

Allah menciptakan berbagai sistem dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan, misalnya rangsangan lapar merangsang kita untuk makan. Selain dimensi fisik, Allah juga menciptakan pemikiran dan perasaan. Perilaku manusia dipelajari dalam psikologi.

Sebelum membicarakan sifat manusia pada Surat Al-Ma'aarij, 70: 19, Allah mendahuluinya dengan ayat-ayat berikut ini:

"sedang mereka saling memandang. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan isterinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya." (Q.S. Al-Ma'aarij, 70: 11-14)

Setelah itu Allah berfirman:

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir (Q.S. Al-Ma'aarij, 70: 19)

Ibnu 'Asyur menjelaskan "halu'a" dengan ketidakmampuan untuk mengendalikan reaksi terhadap sesuatu yang baik atau buruk. 

Allah menggunakan kata "khuliqa" yang artinya hal itu adalah sesuatu yang sejak awal ada pada diri manusia. Seperti bayi, kalau ada sesuatu yang mengganggunya dia akan langsung menangis. Dari waktu ke waktu dia akan berlatih untuk memperbaiki reaksinya.

Ada orang yang terlatih untuk menahan lingkungan yang tidak enak yang dialaminya. Dengan latihan, mereka bisa tahan terhadap pukulan dan lain-lain. Hal yang sama juga diciptakan untuk manusia dalam masalah kejiwaan. 

Gejala-gejala "halu'a":
  • Tamak
  • Mudah tersinggung
  • Pelit 
  • Ingin lebih 
Allah menyebutkan dua gejala tersebut:

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (Q.S. Al-Ma'aarij, 70: 20)

"Jazu'a" - tidak sabar sama sekali dengan berbagai reaksi. Allah tidak mengkritik sifat ini. Ekstrim lain adalah:

dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, (Q.S. Al-Ma'aarij, 70: 21)

"Manu'a" - tidak ingin orang menikmati apa yang diperolehnya.

Setelah itu Allah memberikan obatnya: 

kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, (Q. S. Al-Ma'aarij, 70: 22-23)

Sebagaimana olahraga, perbaikan dengan shalat ini harus dilakukan dengan konsisten. Lalu bagaimana shalat bisa menyelesaikan masalah diatas. 

Saat shalat, kita berdiri langsung berhadapan dengan Allah. Bila kita hanya berdua saja dengan bos di sebuah ruangan. Apakah kita akan berpikir yang lain. Apakah kita akan mau diganggu oleh hal-hal lain seperti suara telepon. Kita akan memusatkan perhatian kita. 

Shalat adalah simulasi ketika kita berada di hadapan Allah di hari akhir. Apapun masalah yang kita hadapi, maka semuanya tidak akan ada yang berarti ketika kita sedang berada di hadapan Allah.

Ada berbagai obat yang ada di dalam surat ini. Satu lagi yang akan dibahas adalah: 

dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), (Q. S. Al-Ma'aarij, 70: 24-25)

Dengan memberi dan memikirkan mereka, kita akan bersyukur bisa membantu orang lain. Masih ada orang lain yang lebih menderita. Ini membuat kita bersyukur dengan apa yang kita miliki. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan