Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Semakin banyak materi tidak membuat kita makin bahagia


Film dokumenter diatas (Advertising at the edge of the apocalypse) menampilkan sebuah fenomena yang sangat menyedihkan, dimana iklan berhasil membuat orang membeli sesuatu yang tidak mereka perlukan. Iklan berhasil membuat mereka membeli sesuatu yang diluar pendapatan yang mereka miliki.

Penelitian menunjukkan bahwa ketika penghasilan seseorang sudah melebihi $330.000 per kapita, maka tingkat kebahagiaan mereka bukannya makin meningkat tapi mulai menetap dan bahkan mulai menurun.

Iklan sudah berhasil membuat orang melupakan hal-hal penting dalam kehidupan ini. Iklan sudah membuat orang melupakan sesuatu yang tidak bisa diperoleh dengan materi.

Kita patut bersyukur tinggal di Indonesia, yang iklannya tidak se-parah di Amerika.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas