Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Kereta Rel Listrik (KRL) pada jam sibuk masih seperti dulu

Pada saat sampai di Pasar Minggu pada hari Rabu, 25 April 2018, admin ingin merasakan kembali bagaimana rasanya naik Kereta Rel Listrik (KRL) dari Pasar Minggu ke Depok. Admin ke loket untuk membeli Tiket Harian Berjaminan. Tarif perjalanan kereta cukup murah yaitu Rp 3.500 untuk 25 km pertama dan tambahan Rp 1.000 untuk 10 kilometer selanjutnya.

Setelah itu admin pergi ke pintu masuk. Waktu menempelkan tiket ke pintu masuk, kok nggak mau, sama penumpang lain dibantu untuk pindah ke pintu sampingnya dan bisa. Setelah itu admin menunggu di peron arah kereta api ke Bogor.

Waktu menunggu admin ngobrol dengan penumpang yang mau ke Bogor, dia orang asli Riau. Wah kami bercerita tentang sejarah orang melayu dan kaitannya dengan orang Minang. Sayang tak lama kemudian keretanya datang. Teman bicara admin tidak ikut naik karena keretanya sangat penuh.

Waktu admin masuk, penumpang sangat padat. Jadi ingat waktu masa SMA dan kuliah dulu (1986-1996) waktu sering bolak-balik dari Depok ke Bukit Duri dan Salemba. Waktu itu penumpangnya juga penuh seperti ini, cuma bedanya, sekarang tidak ada lagi orang yang naik ke atas kereta. Tidak ada lagi orang yang bergelantungan di pintu masuk. Sekarang keretanya sudah ber-AC dan tidak ada pedagang asongan.

Yang tidak berubah adalah padatnya penumpang. Meskipun frekuensi kereta sudah ditambah, tapi kepadatan kereta pada jam pulang kantor tetap sama. Kalau kita mau keluar, maka kita harus menerobos barisan manusia itu pelan-pelan sambil bilang permisi karena mau turun. Kalau dulu kita keringatan, sekarang tidak lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas