Dari Abu Hurairah, telah bersabda Rasulullah SAW:
sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan
sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman dengan apa-apa
yang diperintahkan kepadanya. Allah berfirman: Hai para rasul, makanlah yang
baik-baik dan kerjakanlah amal kebaikan. Allah berfirman: Hai orang-orang yang
beriman, makanlah dari rizki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu.
Kemudian Rasulullah SAW menunjukkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan
panjang, rambutnya kusut masai, dia angkat kedua tangannya kearah langit seraya
berkata, Ya Rabbi, Ya Rabbi. Sedangkan apa yang dia makan haram, apa yang dia
minum haram, apa yang dia pakai haram, senantiasa memakan yang haram, maka
bagaimana doa’anya akan dikabulkan. (H.R. Muslim)
“Thayyib” itu adalah salah satu dari nama Allah. Salah satu
kaidah dalam memahami nama Allah: semua nama Allah adalah sempurna, tidak ada
yang tidak baik, tidak ada yang tidak mengandung makna kesempurnaan, tidak ada
yang aib.
Allah berfirman: Allah memiliki nama-nama yang baik, maka
berdo’alah dengannya.
Nama Allah SWT tidak terbatas. Tidak hanya 99. Ketika
Rasulullah berfirman: sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, ini bukan bermaksud
membatasi.
Ya Allah aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang Engkau
miliki, nama yang hanya Engkau ketahui dalam ilmu ghaib-Mu. ....
Nama Allah mengandung sifat. Nama Allah adalah ar-rahman dan
ar-rahim, saat kita membaca basmalah. Ar-rahman, Maha Pengasih, ar-rahim, Maha
Penyayang.
Imam Ibnu Mubarak, mengatakan bahwa ar-rahman adalah zat
yang kalau diminta pasti memberi. “Berdo’alah kepadaku, pasti Aku kabulkan.”
Allah mengabulkan do’a dengan 3 jalan:
1.
Allah memberikan apa yang
kita minta. Misalnya saya sakit, lalu saya berdo’a agar sembuh, besoknya
sembuh.
2.
Allah tidak memberikan apa
yang kita minta, tapi diganti dengan yang lain. Saya sakit ya Allah,
sembuhkanlah. Sakit tidak disembuhkan, tapi diberikan yang lain.
3.
Allah tidak memberi apa
yang diminta, tidak memberi yang lain, tapi disimpan di akhirat.
Para sahabat mengatakan, kalau begitu kami akan banyak
berdo’a, karena hal ini akan menjadi tabungan di akhirat.
Ar-Rahim artinya Zat yang jika tidak diminta Dia murka.
“Sesungguhnya orang-orang yang sombong yang tidak meminta kepada-Ku, maka Aku
akan masukkan ke dalam neraka jahanam.”
Nama Allah baik, maka Allah memiliki sifat kebaikan.
Berbeda dengan makhluk, nama tidak selalu menunjukkan sifat.
Misalnya namanya Mulia, dia belum tentu selalu mulia. Ada yang namanya
Dermawan, tapi tidak selalu dia dermawan. Ada yang namanya Bahagia, apakah
selalu bahagia? Mudah-mudahan.
Dengan memahami nama-nama Allah, kita akan berbaik sangka
kepada Allah SWT.
Diakhir ayat Qur’an, Allah sering menyebutkan namanya.
Misalnya dalam Q.S. Al-Isra’, 17: 1, diakhir ayatnya Allah mengatakan: “ ....
sesungguhnya Ia Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
Allah tidak menerima kecuali yang baik. Kalau kita berinfaq
atau bersedekah, apakah diterima? Allah tidak terima bila infak kita tidak
baik. Dalam hukum artinya tidak halal.
Bahaya Harta Haram
Ada peringatan dari Rasulullah SAW. ini adalah nubuat dari
Rasulullah SAW tentang tanda-tanda kiamat. Tanda kiamat itu ada yang besar dan
kecil. Yang besar adalah tanda-tanda yang bisa dilihat oleh mata manusia,
misalnya matahari yang terbit dari Barat. Tanda-tanda kecil banyak sekali,
misalnya wafatnya ulama.
Rasulullah bersabda: sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu
begitu saja, tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan ulama. Ketika ulama
tidak ada, maka manusia mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpinan.
Padahal syarat kepemimpinan adalah berilmu. Itulah sebabnya kita mengangkat
ulama sebagai pemimpin. Kalau orang bodoh diangkat sebagai pemimpin, nanti
kalau mereka memberi fatwa akan sesat dan menyesatkan. Kalau pemimpin akan
membuat kebijakan yang sesat dan menyesatkan.
Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: akan
datang nanti suatu zaman, manusia tidak lagi peduli dengan apa yang dia
datangkan apakah yang dia dapatkan itu halal atau haram.
Hal ini sudah terjadi saat ini. Hal ini membuat kita yakin
dengan kebenaran Rasulullah SAW. setiap yang dia katakan pasti benar. Yang
dikatakan oleh Rasulullah: “Rasulullah tidak pernah mengatakan sesuatu
berdasarkan hawa nafsu, melainkan apa yang dikatakan adalah wahyu.”
Apalagi ditambah prinsip: yang haram saja yang susah apalagi
yang halal.
Apabila orang sudah masa bodoh dengan apa yang dia dapatkan,
maka ini adalah tanda-tanda kiamat. Harta yang haram sangat berbahaya,
bahayanya di dunia dan di akhirat.
Mengonsumsi harta yang haram adalah maksiat kepada Allah dan
mengikuti langkah-langkah setan / iblis.
Orang berbuat maksiat mati, maka matinya su’ul khatimah
(akhir yang baik).
Orang yang matinya saat beramal shaleh: saat shalat,
khutbah, saat baca Qur’an.
Ulama: bagaimana gaya hidupmu, maka seperti itulah dia akan
mati. Orang suka baca Qur’an, maka meninggalnya baca Qur’an. Orang biasa shalat
sunnah, meninggal waktu shalat.
Ada ulama Mesir yang meninggal saat sujud dalam shalat Dhuha
di hari Jum’at.
Selain maksiat, memakan harta yang haram itu dikategorikan
mengikuti langkah-langkah setan.
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya
syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. Al-Qur’an, 2: 168-169)
Syaikh Muhammad Ali Ashobuni: makna setan adalah jauh
(syathona) atau terbakar (syatho). Dari bahasa Arab, syatho ini menjadi sate.
25.000 kata berasal dari bahasa Indonesia.
Buya Hamka: Mustafa Kamal menjadikan Turki menjadi negara
sekuler, menghilangkan pengaruh bahasa Arab dari Bahasa Turki. Sampai adzan
saja diubah menjadi bahasa Turki.
Setan disebut setan karena jauh dari Allah SWT. semua yang
jauh dari Allah SWT disebut setan, tidak peduli wujudnya jin atau manusia.
“Dari gangguan jin dan manusia.” (Q.S. An-Naas, 114: 6)
Syaikh Abdul Hamid Qisth: sekarang setan belajar berbuat
maksiat kepada manusia, karena setan saja tidak mampu melakukannya.
Bahaya maksiat adalah musibah.
Ancaman azab neraka bagi mereka yang mengonsumsi harta
haram. “Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram dan
neraka lebih baik baginya.” (Hadits)
Para ulama salaf mengingatkan: ketika suaminya mau berangkat
kerja, sang istri mengantar sampai ke pintu seraya mengatakan: kami tahan tidak
makan tidak minum, tapi kami tidak tahan kalau masuk neraka. Setiap kali sang
suami pergi untuk mencari rezeki, sang istri selalu mengingatkan hal yang
demikian. Sang suami mencari uang, belum tentu dapat. Bila pulang, mereka
lapar. Mereka sanggup menanggungnya.
Istri sholihah bukan justru ngomporin. Jangan memprovokasi
suami untuk mencari harta yang tidak halal dengan jalan mencuri, korupsi.
Ada yang mencuri pertama kali, ada yang membegal.
Apapun pekerjaan kita, sejauh halal, itu baik, meskipun
pegal.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!