Salah satu tanda baiknya kualitas keislaman seseorang adalah
dia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.
Iman dan Islam bila bertemu, dia berpisah. Bila berpisah,
dia bertemu.
Apabila dalam satu nash, Islam dan Islam disebutkan
bersamaan, maka Islam dan Iman memiliki arti sendiri-sendiri.
Rukun Iman dan Rukun Islam berbeda.
Apabila iman dan Islam berpisah berarti iman artinya islam
dan islam artinya iman.
Hadits diatas adalah jawaami’ul kalim (ucapan yang singkat
dan maknanya sangat luas).
Sebagian ahli tafsir ada yang mengartikan ulil amri sebagai
ulama, yaitu para pewaris Nabi.
Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka
mewariskan ilmu. Mewarisi sifat wara’ (menjauhi hal-hal yang syubhat), mewarisi
sifat-sifat mulia Nabi.
Hadits dari Imam Muslim tentang jawaami’ul kalim: Aku
dilebihkan atas para Nabi dengan 6 perkara:
1.
Aku diberikan jawaami’ul
kalim. Nabi Musa punya tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan ketika
dipukulkan ke laut, terbelah.
2.
Aku diberikan pertolongan
Allah SWT dengan disisipkannya rasa takut kepada musuh-musuh Allah SWT sejauh
perjalanan satu bulan.
3.
Dihalalkan bagiku harta
rampasan perang.
4.
Dijadikan untukku tanah
(bumi) sebagai alat untuk bersuci dan sebagai masjid. Ini dalil tayamum. Shalat
tidak harus cari masjid, tidak harus cari mushola bila ditengah padang pasir.
Debu itu kotor tapi tidak najis. Najis pasti kotor.
5.
Aku diutus kepada seluruh
manusia. Tanpa membedakan suku, bangsa, bahasa, ras, warna kulit. Tidak seperti
nabi-nabi dahulu yang diutus kepada kaumnya saja. Nabi Musa dan Nabi Khidr beda
syariatnya.
6.
Aku menjadi Nabi terakhir.
Makna Hadits
Manfaat itu ada dua macam:
1.
Manfaat duniawi
2.
Manfaat ukhrowi, berkaitan
dengan janji yang Allah berikan kepada orang-orang yang melaksanakan kebaikan.
Keutamaan sahabat, salah satu yang disebutkan Ibnu Mas’ud
adalah sedikit takalluf-nya. Takalluf adalah melakukan sesuatu yang tidak
bermanfaat. Orang yang melakukan sesuatu yang tidak berguna, menyia-nyiakan
waktu (tabdzir). Orangnya disebut Mubadzir.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (Q.S. Al-Mu’minun, 23:
1-3)
Sebelum Jum’at dibacakan “famallagha falaa Jum’atallah”.
“Lagha” adalah kebatilan. Batil adalah lawan dari kebenaran.
“Lagha”:
1.
Syirik
2.
Ma’siat
3.
Sesuatu yang tidak
bermanfaat baik perkataan maupun perbuatan.
Sesuai antara 23: 3 dengan hadits diatas. Ini artinya tafsir
ayat dengan sunnah (hadits)
Orang yang masih suka melakukan sesuatu yang tidak berguna
dianggap kurang baik kualitas keislaman dan keimanannya.
Setan itu lebih kepada sifat daripada makhluk. Muhammad Ali
Ashobuni, setan diambil dari dua kata:
1.
Syatho yang artinya yang
terbakar (dalam bahasa Indonesia jadi sate).
2.
Syathona yang artinya jauh
(jauh dari Allah, jauh dari tuntunan agama, jauh dari tuntunan Rasulullah, jauh
dari Islam). Siapapun yang jauh dari Allah, tuntunan agama dinamakan setan.
6 perangkap setan:
1.
Syirik dan kafir
2.
Bid’ah, terutama bid’ah
yang melakukannya menjadi kafir
3.
Dosa besar, misalnya zina,
narkoba, membunuh, menipu.
4.
Dosa kecil. Orang sering
meremehkan. Dosa ini bisa dihapuskan dengan zikir. Baca tasbih, tahmid dan takbir
33 kali kemudian diakhiri dengan tahlil, kemudian diampuni dosa-dosanya
walaupun seperti buih di lautan. Barang siapa yang berwudhu’ kemudian dia cuci
mukanya maka dosa-dosa muka akan berguguran. Dosa muka: mata, mulut, telinga
diampuni.
5.
Perkara-perkara yang mubah.
Sibuk dengan mubah kemudian meninggalkan kewajiban. Misalnya mancing lupa
shalat. Main catur lupa shalat. Nonton bola sampai jam 3 dini hari, Subuhnya
kelewatan.
6.
Sibuk dengan perkara yang
tidak berguna.
Manfaatkan waktu kosong dengan berzikir. Salah satu sifat
orang yang diselamatkan di hari kiamat adalah orang yang senantiasa berzikir.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!