Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Setahun bersama COVID-19

 Hari ini admin tertarik dengan judul dari Updates on the COVID-19 pandemic from the Johns Hopkins Center for Health Security tanggal 30 Desember 2020: A Year with COVID-19.

Email bercerita tentang bagaimana perjalanan COVID-19 selama tahun 2020. Tulisan ini mencantumkan lini waktu perjalanan COVID-19 selama enam bulan terakhir.

Yang menarik dari email tersebut adalah bagaimana upaya yang dilakukan oleh berbagai negara untuk mengatasi COVID-19 ini. Negara-negara yang ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan berhasil menjaga agar kasus COVID-19 di negara mereka tetap rendah. Namun negara-negara yang pada awalnya menerapkan "lock down" kemudian melonggarkan restriksi mereka, justru mengalami peningkatan kasus lagi.

Parahnya, peningkatan kasus pada beberapa negara setelah mereka melonggarkan protokol kesehatan justru lebih tinggi dari gelombang awal. Malah kasus-kasus baru mulai mengenai generasi muda. Bahkan sebagian ahli ada yang mendukung agar mereka yang berisiko rendah seperti anak muda, agar tetap beraktivitas dan menyebarkan virus tersebut di kalangan masyarakat sehingga muncul "herd immunity" (contohnya Great Barrington Declaration).

Upaya ini dilawan oleh para ahli yang tidak setuju dengan pendapat tersebut dengan membuat John Snow Memorandum. Memorandum ini mendukung penerapan protokol kesehatan yang sudah disepakati selama ini yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan tetap di rumah bila sakit.

Saat ini para ahli masih meneliti efek jangka panjang dari COVID-19. Hal ini masih terus diteliti mengingat makin banyak orang yang menderita penyakit ini dan kesulitan dalam membedakan apakah ini pengaruh dari COVID-19 atau penyebab-penyebab lain.

Keberadaan vaksin juga disinggung. Meskipun sudah banyak negara yang memberikan izin untuk pemanfaatan vaksin, namun ketersediaan vaksin di seluruh dunia masih memerlukan waktu yang cukup lama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan