Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Pengaruh industri rokok sangat besar dalam pengambilan keputusan tentang rokok di Indonesia

 

Saat membaca Tobacco Industry Inteference Index yang dikeluarkan oleh Southeast Asia Tobacco Control Alliance, sedih rasanya. Karena Indonesia berada pada peringkat 83. Hanya satu peringkat dibawah Jepang untuk negara-negara Asia. 

Bila melihat pada Transformasi Kesehatan yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan, sebagian besar orientasinya adalah pada penyediaan infrastruktur dan sumber daya manusia. Jarang yang bercerita tentang pencapaian program yang memerlukan kerjasama dengan pihak-pihak di luar kesehatan.

Ketika negara belum bisa diharapkan untuk melakukan perubahan, maka "civil society" perlu melakukan gerakan yang lebih masif untuk membuat perubahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas