📰 AstraCoin: Proyek Kripto Baru yang Sedang Mencuri Perhatian

Gambar
  Kapuas, 15 April 2025 – Dalam beberapa minggu terakhir, komunitas kripto internasional mulai ramai membicarakan sebuah token baru bernama AstraCoin (ATC) . Token ini menjadi perbincangan karena diklaim akan meluncurkan fitur-fitur terintegrasi dalam platform World App milik Worldcoin, dan akan segera melakukan launching resmi pada 1 Mei 2025 mendatang . Perkembangan komunitasnya cukup cepat: Jumlah pemegang token (holders) telah meningkat menjadi lebih dari 610 wallet . Grup Telegram resminya telah diikuti oleh lebih dari 3.500 pengguna dari berbagai negara. AstraCoin telah tersedia dalam bentuk Mini App di World App , dan saat ini sedang membuka masa whitelist bagi calon pendukung awal (early supporters), yang akan ditutup dalam 3 hari ke depan. 🔍 Apa Itu AstraCoin? AstraCoin adalah token berbasis teknologi blockchain yang mengklaim akan menghadirkan solusi keuangan terdesentralisasi (DeFi) melalui integrasi aplikasi mini di World App. Selain itu, pengemba...

Menciptakan Perubahan Sosial dalam Layanan Kesehatan Reproduksi: Pelajaran dari Sesi Belajar Campuran

Gambar ini dibuat oleh ChatGPT

 

Baru-baru ini, saya mengikuti sesi belajar campuran yang luar biasa, berfokus pada Perubahan Perilaku Sosial (Social Behavior Change - SBC) untuk layanan kesehatan reproduksi dan seksual. Sesi ini diawali dengan pengenalan yang menarik oleh Lisa Mwaikambo, salah satu fasilitator kursus, yang menguraikan tujuan sesi dan menjelaskan akronim seperti SBC, SRH (Sexual Reproductive Health), dan SD (Service Delivery) untuk memudahkan pemahaman.

Sesi ini diperkaya dengan kehadiran Heather Hancock dan Alison Pack dari Johns Hopkins Center for Communication Programs, yang memperkenalkan diri mereka. Mereka menekankan pentingnya interaktivitas dalam kursus ini, menggunakan metode interaktif seperti polling dan permainan untuk lebih mengenal para peserta.

Salah satu fokus utama adalah pentingnya memahami dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terkait layanan kesehatan. Pembicaraan mengarah pada model sosio-ekologi yang mempertimbangkan faktor individu, antarpribadi, komunitas, organisasi, dan sistem dalam mempengaruhi perilaku.

Sesi ini semakin menarik saat para peserta diajak berbagi tantangan dalam penyampaian layanan. Kami menggunakan alat whiteboard untuk kolaborasi ini. Sesi juga menggali lebih dalam tentang pendekatan SBC, seperti advokasi, kanal berbasis komunitas, konseling, dan komunikasi antarpribadi.

Salah satu bagian yang paling mengesankan adalah ketika sesi mengulas inisiatif kesehatan reproduksi perkotaan di Nigeria (Nigerian Urban Reproductive Health Initiative - NURHI) sebagai studi kasus untuk menunjukkan aplikasi SBC dalam penyampaian layanan. Fasilitator kursus melibatkan kami, para peserta, untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dalam mencari layanan kesehatan reproduksi dan seksual.

Puncak sesi adalah pemberian tugas untuk membuat profil klien dan strategi SBC guna mendukung perubahan perilaku pada kelompok klien yang telah diidentifikasi. Kami dianjurkan untuk mengirimkan tugas tersebut untuk ditinjau dan didiskusikan dalam sesi berikutnya.

Sesi ini bukan hanya memberikan wawasan berharga tentang SBC, tetapi juga menekankan pada pentingnya mengintegrasikan wawasan perilaku ke dalam strategi penyampaian layanan. Diskusi yang mendalam tentang pengaruh perilaku penyedia layanan terhadap hasil kesehatan klien menjadikan sesi ini sangat berkesan.

Saya berharap, melalui blog ini, bisa membagikan pelajaran penting dari sesi ini kepada rekan-rekan di bidang kesehatan dan masyarakat luas, mengenai pentingnya memahami dan mendorong perubahan perilaku sosial dalam layanan kesehatan reproduksi dan seksual.

Penyusunan artikel di atas dibantu oleh ChatGPT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan