Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Revolusi AI dalam Kedokteran: Dari Laboratorium hingga Klinik




Era Baru Kedokteran: Kemajuan AI yang Mengubah Wajah Penelitian dan Praktik Medis

Oleh: Eric Topol

Selama 17 tahun terakhir, saya berkesempatan bekerja di Scripps Research, institusi biomedis nirlaba terbesar di negara ini. Saya menyaksikan rekan-rekan saya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk mendefinisikan struktur kristal 3D suatu protein. Kini, berkat AlphaFold dari DeepMind, yang diakui oleh American Nobel Prize, pekerjaan yang sama dapat diselesaikan dalam hitungan menit.

AlphaFold, karya Demis Hassabis dan John Jumper, tidak hanya mempercepat penelitian protein, tetapi juga telah menginspirasi model prediksi struktur protein lain, termasuk RNA dan antibodi. Lebih jauh lagi, AlphaFold membuka jalan dalam mendeteksi mutasi genetik dan menciptakan protein baru yang tidak ada di alam.

Namun, pertanyaan muncul: jika tim ilmuwan sendiri tidak sepenuhnya memahami cara kerja model transformer AI ini, apakah AI juga seharusnya mendapat pengakuan?

Di bidang kedokteran, kita sering mengabaikan kesalahan diagnostik medis. Menurut National Academy of Medicine, setiap orang akan mengalami setidaknya satu kesalahan diagnostik dalam hidupnya. Studi Johns Hopkins menunjukkan bahwa kesalahan tersebut menyebabkan 800.000 kematian atau kecacatan serius di Amerika setiap tahun. AI dapat membantu mengurangi masalah ini melalui apa yang disebut "precision medicine".

Contoh nyata dari ini adalah penelitian retina, di mana AI dapat mengidentifikasi gender seseorang dengan akurasi 97%, jauh melebihi kemampuan manusia. Kemampuan ini berpotensi mengubah cara kita melakukan diagnosis medis, dari X-ray dada hingga analisis slide patologi.

Dalam cardiology, AI juga telah menunjukkan kemampuan luar biasa. Dari membaca EKG hingga menentukan diagnosis penyakit yang sering terlewat oleh dokter, AI telah membuktikan efektivitasnya. Terlebih lagi, AI dapat membantu dalam mendeteksi penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson jauh sebelum gejala klinis muncul.

Penggunaan AI tidak terbatas pada analisis gambar saja. Dengan perkembangan model seperti GPT-4, yang memiliki lebih dari satu triliun koneksi, AI kini dapat mengolah bahasa, gambar, dan ucapan. Ini membuka kemungkinan baru dalam medis, termasuk "keyboard liberation" bagi dokter, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada interaksi langsung dengan pasien.

Kasus-kasus seperti Andrew, yang didiagnosis dengan spina bifida occulta oleh ChatGPT setelah berkonsultasi dengan 17 dokter, menunjukkan potensi AI dalam membantu diagnosis medis. Demikian pula, kasus seorang pasien yang salah didiagnosis dengan long COVID, tetapi ChatGPT berhasil mengidentifikasi kondisi sebenarnya sebagai limbic encephalitis.

Dengan semakin banyaknya studi yang membuktikan efektivitas AI dalam medis, era baru kedokteran tampaknya telah tiba. Ini adalah masa yang menarik, dengan kemajuan AI yang berpotensi mengubah cara kita memandang dan melakukan praktik medis. Kita berada di ambang revolusi, di mana AI tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga partner yang esensial dalam dunia kesehatan.

Artikel ini dibuat dari transkrip video di atas oleh ChatGPT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan