Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kecerdasan Artifisial

📰 AstraCoin: Proyek Kripto Baru yang Sedang Mencuri Perhatian

Gambar
  Kapuas, 15 April 2025 – Dalam beberapa minggu terakhir, komunitas kripto internasional mulai ramai membicarakan sebuah token baru bernama AstraCoin (ATC) . Token ini menjadi perbincangan karena diklaim akan meluncurkan fitur-fitur terintegrasi dalam platform World App milik Worldcoin, dan akan segera melakukan launching resmi pada 1 Mei 2025 mendatang . Perkembangan komunitasnya cukup cepat: Jumlah pemegang token (holders) telah meningkat menjadi lebih dari 610 wallet . Grup Telegram resminya telah diikuti oleh lebih dari 3.500 pengguna dari berbagai negara. AstraCoin telah tersedia dalam bentuk Mini App di World App , dan saat ini sedang membuka masa whitelist bagi calon pendukung awal (early supporters), yang akan ditutup dalam 3 hari ke depan. 🔍 Apa Itu AstraCoin? AstraCoin adalah token berbasis teknologi blockchain yang mengklaim akan menghadirkan solusi keuangan terdesentralisasi (DeFi) melalui integrasi aplikasi mini di World App. Selain itu, pengemba...

Revolusi AI dalam Kedokteran: Dari Laboratorium hingga Klinik

Era Baru Kedokteran: Kemajuan AI yang Mengubah Wajah Penelitian dan Praktik Medis Oleh: Eric Topol Selama 17 tahun terakhir, saya berkesempatan bekerja di Scripps Research, institusi biomedis nirlaba terbesar di negara ini. Saya menyaksikan rekan-rekan saya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya untuk mendefinisikan struktur kristal 3D suatu protein. Kini, berkat AlphaFold dari DeepMind, yang diakui oleh American Nobel Prize, pekerjaan yang sama dapat diselesaikan dalam hitungan menit. AlphaFold, karya Demis Hassabis dan John Jumper, tidak hanya mempercepat penelitian protein, tetapi juga telah menginspirasi model prediksi struktur protein lain, termasuk RNA dan antibodi. Lebih jauh lagi, AlphaFold membuka jalan dalam mendeteksi mutasi genetik dan menciptakan protein baru yang tidak ada di alam. Namun, pertanyaan muncul: jika tim ilmuwan sendiri tidak sepenuhnya memahami cara kerja model transformer AI ini, apakah AI juga seharusnya mendapat pengakuan? Di bidang kedokteran, kita ...

Tanya apa saja ke askify.ai

Gambar
  Saat mengetahui ada Chatbot yang menggunakan kecerdasan artifisial yaitu askify.ai , saya langsung mencoba-coba alat ini. Saya bertanya macam-macam kepadanya mulai dari masalah film sampai masalah panjang sungai Kapuas di Kalimantan Tengah. Dari berbagai informasi yang diberikan oleh alat ini, ada beberapa yang kurang akurat.  Alat yang menjawab berbagai macam pertanyaan ini diberi nama Bob the AI . Waktu saya tanya, sudah berapa lama dia dilatih, dia jawab selama 3 minggu. Waktu ditanya apakah dia menggunakan ChatGPT, dia bilang tidak. Waktu ditanya, dari mana dia mendapatkan berbagai macam informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dia menjawab bahwa dia mengolah data dari berbagai sumber data yang bersifat resmi dan publik.  Untuk hal-hal yang sifatnya tidak berupa angka, misalnya menanyakan tentang "apa yang dimaksud dengan kualitas hidup" (what is quality of life), maka jawabannya cukup menarik: Quality of life is a broad concept that e...

Pemanfaatan kecerdasan artifisial untuk deteksi risiko pembedahan

  Video diatas menggambarkan wawancara HIMSS dengan Alan Young, MD tentang  KēlaHealth (kelahealth.com) . Perangkat lunak ini mampu membantu dokter untuk menentukan risiko yang dimiliki oleh seorang pasien yang akan dibedah berdasarkan riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya (laboratorium, radiologi, dan lain-lain). Semua data-data pasien tersebut diambil dari rekam medik elektronik.

The Global AI Index - Indonesia peringkat 54

Gambar
  Menurat The Global AI Index , berdasarkan: tingkat investasi inovasi implementasi kecerdasan artifisial maka Indonesia berada pada peringkat ke-54.

Neurabot - Telemikroskop pertama dengan teknologi kecerdasan artifisial

Gambar
  Sejak tahun lalu saya sudah menghubungi Neurabot untuk mempelajari tentang kiprah mereka dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 .  Saat itu saya melihat potensi yang cukup besar bagi Neurabot untuk membantu rumah sakit untuk mendeteksi kelainan yang ada dalam sampel hasil operasi tumor / kanker. Ditambah lagi dengan pandangan yang jauh ke depan yang dimiliki oleh Pak Indarto. Beliau sudah mempersiapkan perpustakaan sampel digital ini sebagai data untuk machine learning.   Sudah mulai banyak kerja sama yang dilakukan oleh Neurabot dengan berbagai lembaga, baik rumah sakit maupun universitas. Semoga kedepannya kerjasama ini makin dapat dimanfaatkan oleh puskesmas dan rumah sakit se-Indonesia.

Belajar membangun jejaring berskala lokal, nasional dan internasional - Leading with Artificial Intelligence Lab

 Mulai dari tanggal 28 Agustus 2020 sampai tanggal 30 November 2020, admin berpartisipasi dalam Leading with Artificial Intelligence Lab . Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Global Leadership Academy dengan International Training Center of the International Labour Organization (ITCILO) . Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Menariknya, sejak awal proses pembelajaran, kegiatan "coffee break" sudah diramaikan oleh para pelopor. Mereka mengajukan berbagai topik yang ada kaitannya dengan kecerdasan artifisial (artificial intelligence), baik menyangkut masalah perubahan iklim, pendidikan, gender, kesehatan dan lain-lain. Saya mengikuti beberapa kegiatan "coffee break" dari beberapa grup berbeda. Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya saya terlibat dalam satu grup yang justru ingin lebih fokus kepada apa yang akan dilakukan setelah lab ini berakhir. Akhirnya kami bersepakat untuk membuat blog yang berjudul Leading with AI . ...

Menonton film "Coded Bias" secara gratis

Free Virtual Screening of Coded Bias https://t.co/FzPvpATIDj — Jumatil Fajar (@jumatil) December 12, 2020  Admin pernah membaca artikel tentang video diatas beberapa bulan yang lalu. Topik ini sangat menarik karena kecerdasan artifisial tidak lepas dari bias yang disebabkan oleh siapa yang membuat algoritma pada "machine learning" tersebut. Dengan adanya kasus ini, akhirnya perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, Google, Microsoft, dan Amazon memperbaiki "training" terhadap mesin yang mereka miliki untuk mengurangi bias.

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan