Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Belajar membangun jejaring berskala lokal, nasional dan internasional - Leading with Artificial Intelligence Lab

 Mulai dari tanggal 28 Agustus 2020 sampai tanggal 30 November 2020, admin berpartisipasi dalam Leading with Artificial Intelligence Lab. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Global Leadership Academy dengan International Training Center of the International Labour Organization (ITCILO). Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Menariknya, sejak awal proses pembelajaran, kegiatan "coffee break" sudah diramaikan oleh para pelopor. Mereka mengajukan berbagai topik yang ada kaitannya dengan kecerdasan artifisial (artificial intelligence), baik menyangkut masalah perubahan iklim, pendidikan, gender, kesehatan dan lain-lain. Saya mengikuti beberapa kegiatan "coffee break" dari beberapa grup berbeda.

Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya saya terlibat dalam satu grup yang justru ingin lebih fokus kepada apa yang akan dilakukan setelah lab ini berakhir. Akhirnya kami bersepakat untuk membuat blog yang berjudul Leading with AI. Jadi sebelum lab ini berakhir, kami sudah berhasil mewujudkan blog ini dan mengisinya dengan beberapa tulisan.

Selama proses pembelajaran di lab ini, banyak yang saya pelajari. Saya melihat bagaimana para orang-orang besar yang berasal dari berbagai negara, sangat rendah hati berbagi ilmu dan pengalaman yang mereka miliki. 

Kim Ochs mengingatkan saya agar kembali menggunakan "Slack" dan "Microsoft Team" untuk tempat kerja kelompok. Selain itu Kim juga mengajarkan bagaimana menggunakan Doodle untuk menyepakati jadwal pertemuan. 

Tawhed Bashar mengajarkan saya bagaimana menggunakan "Mural". Kami membuat step-by-step Business Model Canva menggunakan alat ini. Sangat terlihat bahwa Tawhed sudah biasa menggunakannya.

Katharina Miller mengusulkan untuk menggunakan Signal sebagai sarana komunikasi. Hal ini beliau usulkan mengingat Signal sangat menghargai masalah "privacy". Katharina dan Ernest Ortsin memperkenalkan bagaimana proses bekerja sama dengan penerbit internasional seperti Springer

Claudia Pompa menjelaskan kepada kami bagaimana pengelolaan blog secara profesional, sehingga bisa menghasilkan dana untuk operasional blog tersebut. Beliau mengingatkan bahwa perlu waktu yang cukup lama bagi sebuah blog untuk bisa dikenal oleh masyarakat.

Selama di lab kami menerima mengikuti empat kali webinar menggunakan Webex dan Zoom. Saat webinar ini saya mengalami pertama kalinya menggunakan "Breakout Room" di Zoom dengan keharusan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. 

Selama di Lab kami juga menjalani kegiatan "Randomized Coffee Trial" dimana kami diminta untuk melakukan percakapan dengan teman yang dipilihkan oleh panitia. Panitia menawarkan penggunaan Jitsi Meet, namun kami menggunakan Zoom. Teman pertama adalah Julia Jarowschewski. Namun beliau tidak berhasil dikontak. Kemudian teman kedua adalah Estrella Dizon-Anonuevo dari Filipina. Teman ketiga adalah Kim Ochs. 

Selama berada di lab kami diminta untuk mengajukan ide tentang kecerdasan buatan dikaitkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Saya mengajukan judul How might we improve the contact tracing in COVID-19 surveillance. Dalam itu tersebut saya mengusulkan penggunaan kemampuan kecerdasan buatan berupa pengenalan wajah dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis serta penggunaan kartu kredit. 

Ide ini mendapatkan masukan yang baik Marijana Robic terkait masalah hak asasi manusia dalam penggunaan pengenalan wajah tersebut. Co-Fasilitator kami yaitu Kai-Hsin Hung memberi masukan terkait kesulitan dalam pengenalan wajah karena hampir semua orang menggunakan masker selama pandemi ini. Dalam perkembangannya, para pengembang mencari cara agar meskipun orang menggunakan masker, wajah mereka tetap bisa dikenali.

Setelah menjalani AI-dea Readiness Self-Assessment, ide saya cuma masuk kategori Foundational. Akhirnya dalam kerja kelompok, saya bergabung dengan ElsaMarie D'Silva yang sudah lama mengembangkan Ai for gender friendly cities. Kami mendiskusi proyek ini melalui Zoom. Sebenarnya proyek ini tinggal menunggu pendanaan saja. Pada akhir Lab, kami mengajukan proyek ini dalam AI-dea pitch.

Dalam perjalanan mengikuti kegiatan di lab ini, saya mengenal banyak pakar kecerdasan artifisial dari Kalimantan Tengah dan Indonesia. Ketika akan menyusun artikel pertama di blog Leading with AI dengan judul AI and COVID-19 in Indonesia, saya mengenal Pak Lukas, ketua Indonesia Artificial Intelligence Society. Saya dimasukkan dalam grup Whatsapp IAIS Chapter Jabodetabek. Tak lama kemudian saya diundang oleh Bu Maura Widyaningsih untuk masuk ke grup IAIS Chapter Kalimantan yang baru dibentuk 17 Oktober 2020.

Pak Lukas mengenalkan saya dengan Ibu Telly Kamelia dan Pak Gregorius Bimantoro. Dari mereka saya mendapat wawasan terkait pengembangan kecerdasan artifisial dalam bidang kesehatan.

Setelah mengikuti kegiatan di lab ini, barulah saya menyadari apa yang namanya networking (membuat jejaring). Itulah sebabnya dalam pertemuan-pertemuan dalam skala internasional selalu disediakan wadah untuk membangun jejaring.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan